Saham Terus Ngegas, PGAS Serap Capex Senilai Rp481 Miliar
- Secara year-to-date, total net buy asing di saham PGAS mencapai angka Rp3,29 triliun di seluruh pasar atau Rp933 miliar di pasar reguler, sehingga saham anak usaha PT Pertamina (Persero) ini terpantau melesat 41,23% sepanjang tahun ini.
Korporasi
JAKARTA – Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terus ngegas dan melewati level psikologis Rp1.500 per saham. Di sisi lain, perseroan juga mengumumkan telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$30 juta, setara dengan Rp481,1 miliar.
Corporate Secretary PGAS, Susiyani Nurwulandari, dalam Talkshow yang disiarkan di akun Youtube Mirae Asset Sekuritas, menjelaskan bahwa dari total capex yang dianggarkan sebesar US$361 juta, mayoritas akan dialokasikan untuk segmen bisnis downstream.
Yang dimaksud segmen bisnis downstream PGAS meliputi penyediaan gas kepada konsumen akhir, seperti industri, rumah tangga, dan sektor transportasi.
"Sudah terealisasi sekitar US$30 juta, dengan alokasi 49% untuk segmen downstream dan 51% untuk segmen hulu,” ujarnya dikutip pada Rabu, 17 Juli 2024.
- Langkah OJK Memperkuat Asuransi Kredit Tatkala Klaim dan Premi Membengkak
- Mengukur Potensi Laba Bersih Empat Perbankan LQ45 di Semester I-2024
- Kementerian ESDM Terbitkan Aturan Tarif Listrik Terbaru, Simak Rinciannya
Pada tahun ini, kata Susiayani, PGAS memiliki sejumlah target operasional, dengan harapan mayoritas segmen bisnisnya akan mengalami pertumbuhan. Di segmen niaga gas, perseroan menargetkan pertumbuhan sebesar 3%. Hal ini didorong oleh peningkatan jumlah pelanggan di Sumatera dan Jawa, serta penambahan pasokan dari Jambaran-Tiung Biru (JTB).
Selanjutnya, pada segmen transmisi gas, PGAS menargetkan pertumbuhan 4%, didukung oleh beroperasinya pipa transmisi Senipah-Balikpapan dan Gresik-Semarang.
“Kami juga mengoptimalkan penggunaan fasilitas terminal usage agreement (TUA) melalui Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), dengan target volume TUA sekitar 50 BBTUD tahun ini,” tambah Susiyani.
Di segmen regasifikasi LNG, PGAS memproyeksikan pertumbuhan sebesar 2%, berkat peningkatan jumlah pelanggan, termasuk PT Pupuk Iskandar Muda. Sementara itu, segmen pemrosesan LPG diharapkan tumbuh sebesar 13%, didorong oleh peningkatan produksi di fasilitas LPG milik PGAS.
Namun, PGAS juga memperkirakan penurunan lifting migas sebesar 8% akibat penurunan alami di lapangan Pangkah, Ketapang, dan Muara Bakau.
"Selain itu, volume transportasi minyak diproyeksikan turun 2% karena penurunan volume transportasi dari lapangan Rokan,” tutup Susiyani.
Rekomendasi Saham
Dari lantai bursa, pada perdagangan Selasa, 16 Juli 2024, saham PGAS ditutup dengan penguatan sebesar 1,90% ke level Rp1.610 per saham. Tercatat, net buy investor asing selama sesi tersebut mencapai Rp47,17 miliar di seluruh pasar atau Rp29 miliar di pasar reguler.
Sementara itu, secara year-to-date, total net buy asing di saham PGAS mencapai angka Rp3,29 triliun di seluruh pasar atau Rp933 miliar di pasar reguler, sehingga sepanjang tahun ini, saham anak usaha PT Pertamina (Persero) ini terpantau melesat 41,23%.
Alhasil, kapitalisasi pasar PGAS berhasil melonjak ke level Rp39,03 triliun. Pertanyaannya, bagaimana rekomendasi saham PGAS di tengah kenaikan harga saham yang telah melambung puluhan persen?
Mirae Asset Sekuritas memberikan rekomendasi beli (buy) untuk saham PGAS dengan target harga Rp1.645 per saham. Perusahaan efek ini menetapkan cut loss di angka Rp1.500 per saham, dengan memperhatikan level support Rp1.530 per saham dan level resistance di Rp1.575 per saham.
Sementara itu, Founder WH-Project, William, berpandangan bahwa saham PGAS di semester II-2024 masih layak dikoleksi dan berpotensi terus menguat, terutama jika sentimen penurunan suku bunga Amerika Serikat terealisasi.