Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terpantau memantul ke atas setelah emiten FMCG ini merilis kinerja keuangan kuartal I-2024 dengan capaian laba bersih Rp1,44 triliun atau naik 3,31% secara tahunan.
Korporasi

Saham Unilever (UNVR) Mulai Diborong Asing, Cek Target Sahamnya

  • Tren penguatan saham UNVR berhasil mengakhiri periode terendah yang terjadi dalam sepuluh tahun terakhir, yaitu pada 9 September 2024, saat saham tersebut tercatat di level Rp2.170 per saham.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada perdagangan Rabu, 11 September 2024, kembali menunjukan penguatan 0,90%  ke level Rp2.220 per saham. Penguatan ini melanjutkan tren positif dari sesi perdagangan sebelumnya, di mana saham UNVR mulai kembali diborong oleh investor asing. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, hingga perdagangan berjalan pukul 10.08 WIB, saham UNVR telah ditransaksikan 6,23 juta lembar dengan nilai tranksaksi Rp13,95 miliar. Sementara itu, pada penutupan perdagangan sebelumnya investor asing terpantau memborong saham ini sebesar Rp9,87 miliar. 

Dengan demikian, tren penguatan saham UNVR telah mengakhiri periode terendah yang terjadi dalam sepuluh tahun terakhir, yaitu pada 9 September 2024, saat saham tersebut tercatat di level Rp2.170 per saham. 

Asal tahu saja, penurunan tajam saham UNVR ini disebabkan kinerja perseroan yang kurang memuaskan sepanjang semester I-2024, di mana perusahaan masih mencatatkan pertumbuhan volume yang lemah pada kuartal I dan II-2024, melanjutkan pelemahan sejak kuartal IV-2023. 

Meskipun perseroan telah meningkatkan upaya promosi dan melakukan penyesuaian harga, sentimen konsumen tetap negatif akibat isu geopolitik berkepanjangan dan daya beli yang masih rendah, mendorong konsumen untuk beralih ke produk pesaing yang menawarkan nilai lebih baik.

Di sisi positif, laba UNVR pada kuartal II-2024 sedikit terbantu oleh margin kotor, seiring dengan harga komoditas yang masih rendah. Laba bersih Unilever Indonesia sepanjang semester I-2024 tercatat mencapai Rp2,5 triliun, turun 11% dibandingkan tahun lalu.

Sebelumnya, analis BRI Danareksa Sekuritas, Natalia Sutanto dan Sabela Nur Amalina, , dalam risetnya yang dipublikasikan awal Agustus 2024, menyebutkan bahwa kinerja tersebut masih sesuai dengan ekspektasi, mencapai 49% dan 54% dari konsensus dan estimasi tahun ini. 

Manajemen UNVR juga mengindikasikan bahwa permintaan yang lemah akibat sentimen negatif dapat berlanjut hingga semester II-2024. Untuk itu, UNVR berencana melanjutkan promosi dan pemotongan harga guna mendukung volume penjualan.

Dengan kondisi ini, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan volume UNVR akan lebih rendah, menjadi -0,2% dan 1% untuk periode 2024 dan 2025, dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 0,5% dan 2,6%. Selain itu, asumsi harga jual rata-rata (average selling price/ASP) juga diturunkan menjadi -5,6% dan 0,9%, dari sebelumnya -4,2% dan 0,9%.

Harga komoditas, seperti CPO dan minyak mentah yang rendah, diperkirakan akan membantu mempertahankan margin kotor sebesar 49,6% pada 2024-2025, meskipun ada potensi penurunan harga dan kemungkinan peningkatan biaya pemasaran dan penjualan (A&P/sales) menjadi 9% dan 8,5% pada 2024-2025.

Secara keseluruhan, proyeksi laba bersih UNVR untuk 2024 dan 2025 mengalami sedikit revisi menjadi Rp4,5 triliun dan Rp4,6 triliun, masing-masing turun 5,4% yoy dan 0,3% yoy. Berdasarkan pertimbangan tersebut, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rating jual untuk saham UNVR, dengan target harga yang diturunkan menjadi Rp2.200 per saham, dari sebelumnya Rp2.300 per saham.