Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terpantau memantul ke atas setelah emiten FMCG ini merilis kinerja keuangan kuartal I-2024 dengan capaian laba bersih Rp1,44 triliun atau naik 3,31% secara tahunan.
Bursa Saham

Saham Unilever (UNVR) Tersengat Kenaikan Laba Kuartal I-2024, Ini Kata Analis

  • Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) selama perdagangan satu minggu terakhir berhasil terpompa sebesar 11,30%.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terpantau memantul ke atas setelah emiten FMCG ini merilis kinerja keuangan kuartal I-2024 dengan capaian laba bersih Rp1,44 triliun atau naik 3,31% secara tahunan. 

Berdasarkan data RTI Business, pada perdagangan Kamis, 25 April 2024, pukul 11:38 WIB, saham UNVR berhasil melesat 11,30% ke level Rp2.680 per saham. Pada perdagangan sebelumnya saham ini ditutup di level Rp2.390 per saham. Pertanyaannya, apakah penguatan bakal berlangsung lama? 

Asal tahu saja, nilai emiten bersandikan UNVR belakangan ini menyentuh level terendah sejak 2010 silam. Padahal, 14 tahun lalu, saham UNVR pernah menyentuh angka Rp15.800 per saham. Jika dihitung secara 5 tahunan menggunakan data penutupan perdagangan kemarin, saham UNVR sudah terjun hingga 72,64%.

Baca Juga: Harga Emas Antam Turun, Kini Jadi Rp1.319.000 per Gram

Dalam konteks ini, Benjie Yap, Presiden Direktur Unilever Indonesia, menegaskan bahwa fokus utama bagi para investor adalah keberlangsungan fundamental bisnis dan strategi peningkatan portofolio yang terus diperjuangkan.

“Itu yang kami upayakan untuk mendorong di tahun-tahun berikutnya. Harga saham akan membaik sebagai hasil dari bisnis kami,” ujar Benjie dalam paparan laporan kinerja keuangan Unilever Indonesia virtual pada Rabu, 24 April 2024, kemarin. 

Baca Juga: Rencana Manuver Bukit Asam (PTBA) di Bisnis PLTS

Benjie mencatat bahwa harga saham Unilever Indonesia saat ini terkait erat dengan kinerja bisnis perusahaan. Penurunan yang terjadi pada pergerakan saham, terutama pada bulan November dan Desember 2023, menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan.

Apabila mengacu data perdagangan saat ini sepanjang 3 dan 6 bulan terakhir saham UNVR telah tertekan 22,45% dan 27,32%. “Ke depan, yang penting bagi kami yaitu menyampaikan komitmen serta mendorong kinerja yang berkelanjutan,” terang Benjie.

Baca Juga: Mandala dan Adira Finance Tengah Selaraskan Bisnis setelah Akusisi MUFG

Analis Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo menyatakan bahwa koreksi saham UNVR belakangan ini adalah hal yang wajar mengingat statusnya sebagai emiten dengan kapitalisasi pasar yang besar.

“Pergerakan sahamnya telah sampai ke teritori over value atau di atas nilai wajar sehingga kalau dari size, dari bobotnya sudah cukup besar dan itu menjadi kondisi yang wajar,” ujarnya kepada TrenAsia belum lama ini dikutip pada Kamis, 25 April 2024. 

Sementara itu, analis ekuitas dari Bahana Sekuritas, Christine Natasya, menyatakan bahwa pemulihan harga saham UNVR terjadi sebagai rebound sementara. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perusahaan masih mampu menjual produknya dengan valuasi yang premium.

“Perubahan preferensi konsumen dan pergeseran industri, termasuk persaingan produk lokal yang lebih murah mungkin masih mempengaruhi kinerja saham di masa depan,” kata Christine dalam risetnya. 

Selama sesi perdagangan tersebut, volume perdagangan UNVR berada di angka 26,31 juta lembar dengan nilai transaksi mencapai level Rp67,06 miliar. Adapun PER dan PBVR emiten bermarket cap 99,57 triliun ini masing-masing di angka 17.18 dam 20.55. 

Alhasil, saham UNVR selama perdagangan satu minggu terakhir berhasil terpompa sebesar 11,30%. Namun, jika mengacu secara (year-to-date/ytd) atau sepanjang tahun ini saham Unilever masih tertekan 24,65%. 

Kinerja UNVR Kuartal I-2024 

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024, UNVR sukses mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,4 triliun sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Angka tersebut mencatat kenaikan sebesar 3,1% secara tahunan. 

Meskipun demikian,  pertumbuhan laba bersih UNVR justru berlawanan arah dengan kinerja penjualan yang mengalami penurunan sebesar 4,95% year-on-year (YoY) menjadi Rp10,7 triliun.

Secara rinci, penjualan domestik UNVR mencatatkan angka sebesar Rp9,79 triliun, mengalami penurunan sebesar 4,66% YoY. Sementara itu, penjualan ekspor merosot 14,01% YoY menjadi Rp286,45 miliar. 

Di sisi lain, harga pokok penjualan UNVR turun 6,10% YoY menjadi Rp5,04 triliun. Akibatnya, laba kotor yang terakumulasi mencapai Rp5,03 triliun, mengalami penurunan sebesar 3,77% YoY.

Benjie menyatakan bahwa pertumbuhan laba bersih didorong oleh peningkatan marjin kotor yang naik sebesar 61 basis poin menjadi 49,9%. Selain itu, penurunan biaya jasa juga menjadi faktor pendorong kenaikan laba. "Kami mencatat peningkatan kinerja keuangan perusahaan, termasuk pertumbuhan dari segi volume dan margin," jelasnya. 

Benjie menambahkan bahwa tingkat penjualan pada bulan Maret juga telah pulih ke level yang sama dengan kuartal III-2024. Dia juga mengungkapkan bahwa pangsa pasar Unilever terus meningkat dibandingkan dengan posisi terendah pada Desember 2023. 

"Perusahaan juga berhasil mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar di lebih dari 80% kategori di mana kami beroperasi. Hasil positif ini adalah hasil dari eksekusi prioritas strategis perusahaan yang dilakukan dengan efektif," tambahnya.