Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) WIKA yang dilakukan di Jakarta, Jumat, 4 Februari 2022.
Korporasi

Saham WIKA Melesat Usai Cicil Bayar Obligasi Senilai Rp50 Miliar

  • Saham WIKA berhasil melesat 1,16% ke level Rp87 per saham. Sebelumnya pada awal perdagangan, saham BUMN kontruksi ini sempat bertengger di level Rp88 per saham.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menguat setelah emiten kontruksi ini membayar lebih awal sebagian dari obligasi berkelanjutan tahap I tahun 2020 seri A senilai Rp50 miliar melalui proses lelang panggilan atau call auction.

Data dari RTI Business menunjukkan bahwa saham WIKA pada perdagangan Senin, 24 Juni 2024, pukul 10:43 WIB, berhasil melesat 1,16% ke level Rp87 per saham. Sebelumnya pada awal perdagangan, saham BUMN kontruksi ini sempat bertengger di level Rp88 per saham. 

Nah pada perdagangan berjalan hari ini, frekuensi saham WIKA berada di angka 538 dengan volume perdagangan mencapai 5,90 juta lembar dan nilai transaksi mencapai  Rp515 juta. Saat ini WIKA memiliki market cap Rp3,47 triliun. 

Perbaikan harga saham tersebut menunjukkan tren positif dibandingkan dengan penurunan 6,45% dalam perdagangan tujuh hari terakhir. Dalam tiga bulan terakhir, saham ini turun 57,33%, dan mendekati level serupa secara year-to-date.

Berdasarkan keterangan yang dirilis pada keterbukaan informasi, pelunasan tersebut dilakukan melalui agen pembayaran bersamaan dengan pembayaran kupon obligasi Tahap I Seri A ke-14 pada 19 Juni 2024. 

Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya, mengungkapkan bahwa dengan pelunasan sebagian obligasi Tahap I Seri A tersebut, nilai pokok obligasi berkelanjutan WIKA Tahap I 2020 Seri A sekarang mencapai Rp281 miliar hingga jatuh tempo pada 18 Desember 2025.

Kinerja WIKA

Selama kuartal pertama 2024, WIKA mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,14 triliun, meningkat 117% dari periode sebelumnya yang hanya Rp521,2 miliar. Pendapatan bersih perusahaan juga turun 18,75% menjadi Rp3,53 triliun dari sebelumnya Rp4,34 triliun. 

Penurunan pendapatan tersebut sebagian besar disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen infrastruktur dan gedung, yang turun menjadi Rp1,53 triliun dari sebelumnya Rp2,37 triliun.

Meskipun demikian, pada bulan April 2024, WIKA berhasil meraih kontrak baru senilai total Rp5,5 triliun. Kontribusi terbesar dari raihan kontrak perusahaan berasal dari segmen industri sebesar 41,71%, diikuti oleh segmen infrastruktur dan gedung, EPCC, properti, dan investasi.

Dari sisi pemberi kerja, sebagian besar proyek yang berhasil diraih oleh WIKA berasal dari BUMN dan Pemerintah, dengan skema pembayaran progres bulanan, kata Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, dalam pernyataannya baru-baru ini.