<p>PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) / Dok. Kalbe Farma</p>
Industri

Saingi Holding Farmasi BUMN, Kalbe Farma Mulai Berbenah Anak Usaha Hingga IPO

  • Kalbe Farma memang tengah menyiapkan Kalbe Nutrionals untuk dapat melantai di BEI. Kalbe mengincar dana US$500 juta atau Rp7,35 triliun dari IPO ini.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) resmi mengambilalih mayoritas saham entitas anak usahanya, yakni PT Innalob Sains Internasional (ISI). Sebanyak 60% saham ISI itu diambil dari anak usaha Kalbe lainnya, yakni PT Kalbio Global Medika (KGM). Total transaksi untuk pengambilalihan saham tersebut senilai Rp19 miliar.

Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius menjelaskan, transaksi ini dilakukan untuk mempermudah konsolidasi perseroan atas anak usaha yang bergerak dalam bidang sejenis. Sekaligus untuk memegang kendali penuh atas pengembangan entitas usaha tersebut di masa mendatang.

“Manajemen perseroan dapat terus memantau progress dan secara tepat untuk mengambil langkah-langkah strategis dari setiap rencana pengembangan usaha ke depan,” terang Vidjongtius dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 13 Oktober 2020.

Adapun dengan selesainya transaksi ini, maka Kalbe Farma otomatis menjadi pemegang saham mayoritas ISI dengan total kepemilikan 60%. Sedangkan porsi kepemilikan saham KGM di ISI tergerus atau hilang sama sekali. Sisanya, 20% saham ISI dipegang oleh Health Sciens Research. Lalu 20% lainnya dimiliki oleh Toyota Tsusho Corporation.

Sebelumnya, Kalbe Farma juga sempat melakukan pengalihan 70% saham anak usaha yakni PT Kalbe Morinaga Indonesia (KMI) kepada PT Sanghiang Perkasa. Transaksi dilakukan pada 29 September 2020 dengan total nilai Rp265,09 miliar.

Vidjongtius menyatakan, langkah ini dilakukan guna mengelompokkan unit usaha perseoran ke dalam bisnis sejenis. Tujuannya, semata-mata agar proses bisnis perseroan menjadi lebih fokus. Plus, agar pengembangan produk layanan di unit perusahaan bisa bekerja secara lebih efektif.

“Sedangkan dari sisi internal, koordinasi mengenai supply chain, operasional pabrik, distribusi dan support lainnya dapat berjalan lebih lancar,” terang Vidjongtius.

Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita / Kemenperin.go.id
Rencana IPO

Dua aksi afiliasi dalam waktu dekat ini, kian menunjukkan komitmen Kalbe Farma dalam upaya pembenahan anak-anak usahanya. Kalbe Farma seakan tidak mau kalah dengan emiten-emiten farmasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kini sudah tergabung dalam holding besar.

Selain itu, Kalbe Farma juga dikabarkan tengah mempersiapkan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) untuk anak usaha. Aksi afiliasi dan pengambilalihan saham ini disinyalir sebagai salah satu persiapannya.

Sebagaimana dilaporkan Bloomberg beberapa waktu lalu, Kalbe Farma memang tengah menyiapkan Kalbe Nutrionals untuk dapat melantai di BEI. Kalbe mengincar dana US$500 juta atau Rp7,35 triliun dari IPO ini.

Namun demikian, Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata sempat menyebut bahwa pengembangan yang bakal dilakukan untuk anak-anak usaha itu tidak sebatas IPO.

Pengembangan, kata dia, bisa juga melalui pembentukan usaha patungan, merger, akuisisi, maupun kerja sama dengan partner lainnya.

“Kita juga jajaki apakah perlu dapatkan fasilitas pendanaan bank, strategic partner pihak lain,” kata dia beberapa waktu lalu.

Terlepas dari apapun caranya, Bernadus memastikan bahwa Kalbe Farma bakal tetap pruden menjalankan segala upaya pengembangan bisnisnya itu. Opsi-opsi terbaik kini tengah dipertimbangakn dan belum tahu kapan akan resmi diumumkan. (SKO)