Taman Tingkir Salatiga
Nasional

Salatiga Masuk Nominasi Kota Kreatif UNESCO, Ini Parameternya

  • Kota Salatiga berhasil masuk nominasi UNESCO Creative Cities Network (UCCN) 2023. Ajang itu adalah sebuah penghargaan Jejaring Kota Kreatif yang aktif menjalankan sistem di bidang Kota Gastronomi.

Nasional

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Kota Salatiga berhasil masuk nominasi UNESCO Creative Cities Network (UCCN) 2023. Ajang itu adalah sebuah penghargaan Jejaring Kota Kreatif yang aktif menjalankan sistem di bidang Kota Gastronomi. 

Sebagai informasi, Jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UCCN pertama kali dibentuk pada tahun 2004. Ajang ini bertujuan untuk mempromosikan kerja sama dengan dan antar kota yang telah mengidentifikasi kreativitas sebagai faktor strategis untuk pembangunan perkotaan berkelanjutan.

Tercatat hingga saat ini, hampir 300 kota di seluruh dunia yang saat ini tergabung dalam jaringan ini bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama: menempatkan industri kreativitas dan budaya sebagai inti rencana pembangunan mereka di tingkat lokal dan bekerja sama secara aktif di tingkat internasional.

Keberhasilan Kota Salatiga menembus nominasi itu, diapresiasi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Sumarno yang secara nyata melihat berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga di bidang Gastronomi. 

“Ini support khusus untuk Salatiga, karena Kota Salatiga akan dinobatkan menjadi Kota Kreatif. Kemarin sudah diajukan, tapi perlu asesmen dan perbaikan-perbaikan lagi. Tentu, kehadiran Pak Menteri Parekraf akan mendorong temen-teman lebih semangat untuk perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan,” ujar sekda, seusai mengikuti workshop “Kabupaten/ Kota Kreatif  (KaTa Kreatif) Indonesia ”, di ruang Kaloka Setda Salatiga, Kamis 14 September 2023.

Workshop tersebut juga dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, Penjabat Wali Kota Salatiga Sinoeng Noegroho, dan pejabat terkait lainnya. 

Upaya Gastronomi Kota Salatiga

Sumarno merincikan di bidang Kota Gastronomi atau ekosistem yang dilakukan Pemkot Salatiga mencakup segala hal tentang makanan dari hulu sampai hilir, termasuk asal bahan makanan, cerita atau sejarah makanan, budaya, serta kearifan lokal, tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Termasuk, para pelaku UMKM, masyarakat, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Ini dari kuliner saja sudah banyak macamnya. Kuliner ini memang butuh bagaimana kita memasarkannya, butuh menghubungkan antara pelaku UMKM dengan penggunannya,” katanya.

Sumarno mencontohkan, produk makanan cokelat tempe asal Salatiga. Kudapan cokelat yang dipadukan tempe itu belum banyak diketahui orang. Selama ini, cokelat seringkali dipadukan dengan kacang mete, sehingga untuk mengenalkan inovasi kuliner tersebut perlu ada kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan Dinas Koperasi dan UMKM serta instansi terkait lain, untuk bersama-sama mengangkat potensi daerah.

“Semua ini butuh difasillitasi, sehingga kegiatan-kegiatan yang menghadirkan UMKM, adalah salah satu upaya kita untuk menghubungkan antara pelaku UMKM dengan para konsumennya,” jelas sekda.

Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, Kota Salatiga masuk nominator Kota Kreatif Dunia 2023, karena Kota Salatiga sudah memiliki penguatan uji petik dan sudah ditetapkan sebagai Kota Kreatif Nasional bidang kuliner. 

Sandiaga Uno menyebut Kota Salatiga menjadi lokasi ke-29 rangkaian program pengembangan KaTa Kreatif Indonesia 2023, diharapkan dapat menginspirasi peelaku ekonomi kreatif dari berbagai sektor.

“Kota Salatiga telah ditetapkan sebagai Kota Kreatif Nasional, dan sekarang akan menjadi kota Kreatif dunia. Kita sudah yakin masuk UCCN, tetapi harus menunggu karena ada beberapa catatan,” katanya.

Catatan Untuk Pemkot Salatiga

Dalam kesempatan itu, Menparekraf menyampaikan beberapa catatan untuk Pemkot Salatiga. Antara lain bagaimana ekonomi kreatif diprioritaskan oleh pemerintah menjadi sektor unggulan di Salatiga, termasuk program-program di subsektor kuliner. 

Adapun sektor kuliner yang harus diprioritaskan antara lain, aneka makanan berbahan serba singkong, enting-enting gepuk, dan roti khas Salatiga, yang perlu peningkatan pengemasan dengan memasukan aspek kekinian dan kearifan lokal.

“Beberapa penguatan tersebut harus dihadirkan agar Kota Salatiga bisa mendunia. Kita juga harus memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pemerinah kota dan para pelaku ekonomi kreatif, karena tidak mudah menjadi kota kreatif. Kita harus terus mendorong, dan Kota Salatiga harus kita tingkatkan kolaboransinya dalam perkuat ekosistemnya,” katanya.

Sementara itu, Sumarno menambahkan, selain Kota Salatiga, seluruh daerah di Provinsi Jateng juga mempunyai berbagai potensi yang dapat dikembangkan sebagai kota kreatif nasional maupun dunia. Baik potensi kuliner, kriya, fesyen, seni pertunjukan, dan sebagainya.