Karyawan beraktivitas di kantor cabang Bank OCBC NISP Jakarta, Senin, 2 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Salurkan Rp30,89T Pembiayaan ESG, Ini Rencana Bank OCBC NISP Ke Depan

  • salah satu tantangan penerapan ESG adalah adopsi praktik operasional usaha yang lebih ramah lingkungan saat ini masih dinilai sebagai investasi yang mahal bagi pelaku usaha.

Korporasi

Yosi Winosa

JAKARTA -PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), salah satu 10 bank terbesar di Indonesia dari segi aset dan salah satu anggota dari Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI) pada tahun 2022 akan terus mengeksplor potensi calon Debitur atau Debitur untuk memberikan penyaluran pembiayaan berkelanjutan (sustainability financing), salah satunya pada debitur yang memiliki usaha yang bergerak pada sektor yang mendukung pembiayaan hijau (green loan). 

Penyaluran green loan akan diselaraskan dengan sektor-sektor yang menjadi target market Bank seperti industri yang bergerak di bidang pengolahan limbah (cair maupun padat), sektor yang terkait pelayanan kesehatan, pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati dan Penggunaan Lahan yang Berkelanjutan, property (green building), transportasi yang ramah lingkungan serta energi terbarukan (renewable energy). 

Joseph Chan, Direktur Bank OCBC NISP menyatakan bank telah memiliki dua program keuangan khusus yang fokus pada sektor pengelolaan limbah dan sektor pencegahan dan pengendalian polusi. 

Perusahaan juga terus mengembangkan kerjasama strategis dari sisi pendanaan dimana pada tahun 2018, Bank OCBC NISP bekerjasama dengan IFC dalam bentuk Bilateral Loan dengan nominal sebesar Rp2 triliun dan tenor selama 5 tahun, yang telah digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang berwawasan lingkungan (green financing). Penyaluran green financing ini diberikan kepada Debitur yang bergerak di bidang Clean Water Treatment dan Property (Green Building). 

Selanjutnya, pada tahun 2020, Bank OCBC NISP melanjutkan kerjasama dengan IFC dalam bentuk Bilateral Loan kedua dengan nominal sebesar Rp 2,75 triliun dan tenor selama 5 tahun untuk membiayai proyek Women-owned Small and Medium Enterprises (WSME) dan proyek yang berwawasan lingkungan (green financing). 

“Tercatat hingga 31 Desember 2021, bank telah memberikan penyaluran pembiayaan berkelanjutan (sustainability financing) sebesar Rp30,89 Triliun, dimana 40 % adalah bagian dari green financing,” kata dia kepada TrenAsia.com, Rabu, 9 Maret 2022.

Ditambahkan Joseph, bperusahaan secara berkesinambungan melakukan kaji ulang atas Kerangka Kerja dan Kebijakan Pembiayaan Bertanggung Jawab dengan memasukkan faktor-faktor ESG dan penilaian risiko iklim ke dalam proses evaluasi dan persetujuan kredit. 

Bank juga melarang pembiayaan pada proyek pembangkit listrik baru berbahan bakar bakar batubara dan tambang batubara muda / lignite, serta operasi pembalakan kayu komersial di area hutan hujan tropis dan produksi dan perdagangan kayu dan hasil hutan lainnya yang berasal dari hutan yang dikelola secara tidak lestari. 

“Komitmen pembiayaan berkelanjutan kami juga tertuang dalam program edukasi dan sosialisasi yang dilakukan bagi nasabah korporasi agar lebih cepat mengadopsi praktik operasional usaha yang lebih ramah lingkungan. Kami juga telah Menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) serta melaporkan pencapaian Bank melalui Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report),” tambah Joseph.

Aspek Kesetaraan Sosial

Menurut Joseph, komitmen Bank OCBC NISP untuk menyediakan akses pembiayaan kepada pelaku usaha berdasarkan aspek kesetaraan gender terwujud dalam kehadiran program TAYTB Women Warrior. 

Lebih dari pembiayaan, program ini menghadirkan solusi menyeluruh yang dapat dimanfaatkan pengusaha perempuan Indonesia untuk mengembangkan usahanya dan berkontribusi lebih bagi perekonomian. 

“Sambutan untuk program TAYTB Women Warrior cukup baik. Saat ini, Bank OCBC NISP sudah menyalurkan pinjaman lebih dari yang ditargetkan. Sambutan ini juga didukung oleh hasil survei yang dijalankan di tahun 2021, dimana 88% nasabah women SME di Bank OCBC NISP merasa terbantu dengan kehadiran program TAYTB Women Warrior dan 96% menyatakan puas dengan proses pembiayaan (SME Loan process) yang dijalankan,” kata Joseph.

Per Desember 2021, Bank telah menyalurkan pembiayaan kepada lebih dari 1000 pengusaha perempuan. Kedepan, perusahaan akan terus berinovasi agar perempuan Indonesia dapat mengembangkan potensi usaha yang diyakini berkontribusi terhadap perekonomian. 

Selain itu, Bank OCBC NISP juga menerapkan kesetaraan gender bagi seluruh karyawan yang menjadi ujung tombak perusahaan. Komitmen ini diakui dunia dimana perusahaan memperoleh honorable mentioned dari UN WOMEN: Gender-Inclusive Workplace Category di tahun 2020 dan UN WOMEN: Gender Responsive Marketplace Category di tahun 2021.

Investasi Ramah Lingkungan Mssih Dicap Mahal

Diakui Joseph, salah satu tantangan penerapan ESG adalah adopsi praktik operasional usaha yang lebih ramah lingkungan saat ini masih dinilai sebagai investasi yang mahal bagi pelaku usaha. 

Di sisi lain, kemampuan dan kesadaran seluruh pelaku kepentingan termasuk di dalamnya karyawan dan pelaku usaha akan pentingnya praktik-praktik operasional yang mementingkan kelestarian lingkungan dan social juga perlu terus ditingkatkan. 

Oleh karena itu, perusahaan konsisten untuk memberikan edukasi dan terus mendorong nasabah korporasi dan juga karyawan Bank agar lebih cepat mengadaptasi kegiatan usaha yang ramah lingkungan. Selain itu, Bank OCBC NISP juga telah ikut membantu nasabah mengkaji operasional usaha mereka saat ini. 

“Ini merupakan tugas bersama seluruh pemangku kepentingan. Semakin banyak yang berpartisipasi, semakin banyak perusahaan yang mengadopsi praktik usaha yang ramah lingkungan,” kata Joseph.