Sambut Era Kendaraan Listrik (Serial 4): Apa Keunggulan dan Kekurangan Kendaraan Listrik?
- Pemerintah kian serius mempersiapkan ekosistem electric vehicle (EV) dalam upaya mendukung pengurangan emisi karbon. Kendaraan listrik digadang-gadang menjadi alat transportasi masa depan yang ramah lingkungan.
Nasional
JAKARTA - Pemerintah kian serius mempersiapkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) dalam upaya mendukung pengurangan emisi karbon.
Kemenperin Perindustrian menargetkan, industri otomotif Indonesia dapat memproduksi 400 ribu unit Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada 2025. Jumlah itu setara 25% dari total produksi kendaraan bermotor roda empat di Indonesia yang mencapai 1,6 juta unit pada 2025.
Hingga saat ini, di Indonesia telah memiliki empat perusahaan bus listrik, tiga perusahaan mobil listrik, serta 31 perusahaan roda dua dan roda tiga listrik dengan total investasi sebesar Rp1.872 Triliun.
- Pasokan Nikel Melimpah, IBC Ingin Kuasai Pasar Baterai Mobil Listrik ASEAN
- Fakta-Fakta Unik Seputar Pasukan Pengawal Ratu Inggris
- Erick Thohir Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi Pertamina, Ini Daftar Barunya
Namun apa saja kelebihan dan kekurangan EV? Mari kita simak ulasan berikut.
Dilansir dari Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi (BT2MP) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), EV memiliki sejumlah kekurangan kendaraan listrik yang berpotensi menghambat perkembangannya di masa depan.
Kekurangan
1. Harga Mobil Listrik Lebih Mahal
Harga untuk kendaraan listrik baik mobil maupun motor masih cenderung lebih tinggi di Indonesia dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak. Harga kendaraan listrik yang dipasaran tak hanya puluhan juta rupiah, namun ada yang mencapai ratusan juta bahkan ada yang mencapai miliaran.
Harga mobil listrik termurah di Indonesia ada yang berkisar Rp75 juta dengan nama K-Upgrade. Mobil listrik K-Upgrade didatangkan langsung dari China oleh PT Kurnia EVCBU International dari salah satu perusahaan otomotif bernama K-Upgrade. Sementara itu produk seperti Hyundai Kona atau Ioniq dibanderol dengan angka Rp600 jutaan.
2. Bahan Baku Baterai Masih Langka
Baterai menjadi komponen utama dari kendaraan listrik yang memerlukan banyak kandungan lithium, sebuah logam paling ringan sebagai bahan bakunya. Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan mengatakan, saat ini sekitar 80% bahan baku baterai untuk EV milik PT Indonesia Battery Corporation (IBC) bersumber dari PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam.
Namun 20% sisa bahan baku belum dapat dipenuhi oleh hulu tambang mineral logam dalam negeri. Ada sekitar 70.000 ton lithium hydroxide yang dibutuhkan pertahunnya, lalu kebutuhan 44.000 ton grafit pertahun dan 12.000 ton mangan sulfat dan kobalt sulfat per tahun.
Hingga saat ini, MIND ID sedang mencoba mengakuisisi sejumlah aset tambang bahan baku baterai luar negeri untuk mengurangi ketergantungan tersebut. Maka inilah yang masih menjadi hambatan ekosistem EV di Indonesia, tentang bagaimana menyediakan bahan baku baterai yang tidak langkah namun juga murah.
3. SPKLU Belum Tersebar Luas
Inilah ganjalan mengapa kendaraan listrik masih belum banyak di Indonesia. Pasalnya belum tersebar luas stasiun pengisiam bahan bakar khusus EV di Indonesia. Maka masyarakat berpikir ulang sebelum membeli kendaraan ramah lingkungan ini.
Per Agustus 2022, sudah dibangun 147 SPKLU yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pemerintah akan terus memberi dukungan untuk mempercepat pembangunan ekosistem kendaraan listrik, khususnya infrastruktur SPKLU.
Rata-rata SPKLU masih menyesar kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bali. Ini sangat penting terus di sebar mengingat kendaraan listrik bergantung daya listrik yang mudah diakses di mana saja.
4. Waktu Pengisian yang Lama
Hal ini juga kerap menjadi pertanyaan banyak masyarakat ketika ingin beralih ke kendaraan yang ramah lingkungan, yakni mengenai soal pengisian daya yang lama. Pasalnya pengisian yang dilakukan kerap membutuhkan waktu cukup lama yang tentu tidak efisien dari segi waktu. Berbeda dengan kendaraan konvensional yang hanya membutuhkan waktu sebentar untuk mengisi tangki bahan bakar dari nol hingga penuh.
Kelebihan
1. Ramah Lingkungan
Kendaraan listrik diklaim sebagai kendaraan yang ramah lingkungan, karena mekanisme laju kendaraanya diproses dengan menggunakan daya listrik, sehingga tidak menghasilkan residu emisi berupa Co2 dan Co.
Hal ini tentunya berbeda dengan kendaraan berbahan bakar minyak yang menimbulkan sisa pembakaran yang dapat mencemari udara.
2. Hemat Perawatan
Kelebihan ini tentunya tidak bisa dimiliki oleh mobil berbahan bakar bensin pastinya. Mobil listrik diklaim lebih menghemat uang untuk biaya peratawan kendaraan. Tidak perlu repot untuk ganti oli rutin, mengganti busi, mengganti koil, mengganti air radiator dan tidak repot keluar untuk isi BBM.
3. Jarak Tempuh
Mobil listrik yang sudah dibekali dengan daya penampungan arus listrik yang besar sehingga dapat digunakan jarak jauh dalam sekali melakukan pengisian dengan melalukan pengecasan.
Contohnya pada mobil Tesla Model 3 dapat menjangkau jarak tempuh sebanyak 240 mil atau 386 km dengan sekali cas. Lalu Hyundai Kona Electric juga mencatat jarak sebanyak 239 mill atau 384 km dengan satu kali pengecasan.