<p>Pekerja mencoba salah satu smartphone di sentra penjulan ponsel ITC Roxy Mas, Jakarta, Senin, 20 Juli 2020. Menurut pedagang, penjualan ponsel di tempat tersebut mulai kembali normal setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan penjualan akibat pandemi COVID-19. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Tekno

Samsung dan Apple Tutup Lapak, Ponsel China Rajai Rusia

  • Ponsel buatan China merajai pangsa pasar Rusia sejak perang melawan Ukraina pecah tiga bulan lalu
Tekno
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

MOSKOW- Ponsel buatan China merajai pangsa pasar Rusia sejak perang melawan Ukraina pecah tiga bulan lalu. 

Hal ini terjadi lantaran sejumlah vendor smartphone global seperti Apple dan Samsung menghentikan penjualan baru di Negeri Beruang Merah. Adapun penghentian dua produsen ponsel kawakan ini dilakukan sebagai bentuk dari sansi ekonomi barat terhadap Rusia.

Mengutip Reuters pada Jumat, 10 Juni 2022, smartphone pabrikan Xiaomi merajai pangsa pasar ponsel pintar Rusia pada Mei 2022 dengan porsi kue sebanyak 42%.

Jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat dibanding bulan yang sama pada tahun lalu yang hanya mencatat porsi sekitar 28%.

Ponsel pabrikan Korea Selatan Samsung lengser dari tahtanya sebagai pemimpin pasar. Samsung mencatatkan penjualan sebanyak 14%, terdilusi 50% dibanding bulan yang sama tahun lalu yang mencatat jumlah penjualan 28%.

Hal serupa terjadi pada ponsel pabrikan Apple. Ponsel andalan Amerika Serikat ini alami penurunan pangsa pasar dari 12% menjadi 9% secara year to month (ytm).

Secara keseluruhan, sejak meletusnya konfrontasi Rusia-Ukraina, penjualan smartphone di negara tersebut terkoreksi hingga 26%. Selain akibat sanksi ekonomi yang diberikan negara barat, gangguan rantai pasokan turut berpengaruh pada kondisi ekonomi konsumen Rusia.

Tambahan informasi, Meski Apple dan Samsung menghentikan pasokan produk barunya ke Rusia, pengecer setempat masih menjual produknya dengan mengandalkan stok yang ada.

Kremlin juga telah turun tangan dengan menginzinkan sejumlah perusahaan Rusia menyediakan sejumlah produk tertentu, termasuk smartphone melalui skema impor paralel.