Karyawan berkatifitas di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

S&P Global Ungkap Pasar Modal Asia Paling Bullish di 2023, Ini Sebabnya

  • Direktur Eksekutif S&P Global Market Intelligence Chris Williamson mengatakan sentimen investor menunjukkan kemungkinan besar bursa AS akan terkontraksi pada Januari 2023. Sementara Bursa Asia, didorong pembukaan kembali ekonomi China diperkirakan bakal mengerek imbal hasil terbanyak dan diharapkan mendorong imbal hasil bursa saham di kawasan lainnya.
Pasar Modal
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA - Pasar modal Asia (tidak termasuk China dan Jepang) menunjukkan sentimen paling bullish dan akan mendorong penguatan pasar saham global di sepanjang tahun 2023, berdasarkan indeks S&P Global Investment Manager terbaru.

S&P melakukan survey terhadap 300 perusahaan manajer investasi asal AS dengan total dana kelolaan atau AUM US$3,5 triliun setara Rp54,16 kuadriliun (asumsi kurs Rp15.475 per dolar AS). Hasilnya, mayoritas investor masih tetap pesimistis tentang imbal hasil pasr modal AS dalam waktu dekat.

Faktor pendorong terbesar sentimen negatif bursa AS selama Januari 2023 berturut-turut adalah situasi makroekonomi global, akroekonomi AS, valuasi versus historikal, kebijakan The Fed, fundamental ekuitas, faktor politik serta imbal hasil pemegang saham.

Direktur Eksekutif S&P Global Market Intelligence Chris Williamson mengatakan sentimen investor menunjukkan kemungkinan besar bursa AS akan terkontraksi pada Januari 2023. Sementara Bursa Asia, didorong pembukaan kembali ekonomi China diperkirakan bakal mengerek imbal hasil terbanyak dan diharapkan mendorong imbal hasil bursa saham di kawasan lainnya.

“Sementara itu kebijakan bank sentral AS dan kondisi makroekonomi AS tetap menjadi down side risk terbesar bursa AS dalam jangka pendek dimana sektor defensif seperti kesehatan, disusul keuangan, energi dan consumer staple tetap menjadi pilihan favorit investor," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima TrenAsia.com, Rabu, 11 Januari 2023.

Adapun sektor dengan sentimen paling bearish adalah real estate dan consumer discretionary serta saham-saham teknologi.

Sementara dari sisi kelas aset, secara berurutan yang paling bullish adalah sovereign debt, ekuitas, kredit korporasi dan komoditas.