<p>Sandiaga Uno saat melakukan percakapan dengan media secara online di aplikasi Meet. Sumber: Istimewa.</p>
Industri

Sandiaga Uno: Hadapi Covid-19, RI Butuh Rp200 Triliun

  • Mantan Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno menilai pemerintah membutuhkan anggaran Rp200 triliun untuk menghadapi wabah virus corona (Covid-19), dengan dana Rp50 triliun khusus dialokasikan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

Mantan Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno menilai pemerintah membutuhkan anggaran Rp200 triliun untuk menghadapi wabah virus corona (Covid-19), dengan dana Rp50 triliun khusus dialokasikan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Menurut Sandi, angka tersebut diambil dari menyisir maupun merealokasi APBN 2020. “Untuk segi ekonomi, Indonesia memerlukan sekira Rp200 triliun secara keseluruhan di luar paket penanganan Covid-19,” ujar Sandiaga Uno secara online melalui aplikasi Meet, Kamis, 26 Maret 2020.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan prioritas utama, yakni 25% dari total anggaran atau senilai Rp50 triliun harus segera diberikan kepada masyarakat rentan yang ekonominya tergolong 40% terbawah. Penyaluran dana bisa dilakukan melalui direct transfer atau bantuan langsung tunai (BLT).

Di samping itu, 25% berikutnya dapat diarahkan untuk masyarakat yang terdampak secara langsung, terutama pada sektor informal, seperti para pekerja harian atau UMKM.

“Hal ini untuk memastikan mereka agar terus beroperasi dengan memberikan paket likuiditas senilai Rp50 triliun sehingga tidak perlu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya,” kata Sandi.

Penggagas OK-OC itu juga menambahkan, insentif dibutuhkan termasuk bagi UMKM yang beroperasi di dalam pusat perbelanjaan. Terlebih sudah ada beberapa mal yang sementara ini menutup fasilitasnya.

“Banyak mal yang tutup, ini keputusan yang sulit, tetapi harus diambil,” ungkapnya.

Menurutnya, hal ini akan berdampak pada penghasilan driver online berikut merchant-nya. Sandi pun mendorong agar para tenant di mal tetap beroperasi secara online melalui layanan take away.

Dalam hal ini, ia pun menyarankan agar pemerintah dan para stakeholder terkait, salah satunya Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) untuk memberikan kemudahan berupa penundaan pembayaran sewa tempat.

“Dengan demikian, para pelaku ekonomi tidak harus mengurangi karyawannya, apalagi menutup usahanya,” kata Sandi.

Sebagai informasi, salah satu mal di Jakarta, yakni Mall of Indonesia telah menutup kegiatan sementara mulai 26 Maret hingga 8 April 2020. Kebijakan tersebut diturunkan untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19.

Namun, dalam periode penutupan tersebut, terdapat pengecualian untuk beberapa toko.

Supermarket dan farmasi akan tetap buka dan melayani pengunjung, mulai pukul 11.00 – 20.00 WIB,” ungkap Kuasa Direksi PT Makmur Jaya Serasi Frans Kurnia Arsianto dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 24 Maret 2020. (SKO)