Sandiaga Uno Minta Industri Radio Semakin Inovatif di Tengah Pandemi
JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berharap industri dan platform radio dapat menjadi semakin kreatif dan inovatif di kala pandemi. Hal ini disampaikannya dalam diskusi virtual dengan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio se-Indonesia. Sandiaga menjelaskan radio dan musik adalah bagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif. Radio sebagai platform industri yang […]
Nasional
JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berharap industri dan platform radio dapat menjadi semakin kreatif dan inovatif di kala pandemi. Hal ini disampaikannya dalam diskusi virtual dengan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio se-Indonesia.
Sandiaga menjelaskan radio dan musik adalah bagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif. Radio sebagai platform industri yang masih banyak diminati masyarakat dapat menjadi sarana informasi dan hiburan di kala pandemi. Selain itu, radio menjadi media yang mampu membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Radio terbukti menjadi media yang bisa beradaptasi dari masa ke masa dan bertahan meski telah melewati masa televisi, internet, dan masa digitalisasi seperti saat ini,” ungkap Sandiaga, pada Minggu 7 Februari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Sandiaga Uno juga menyebut fakta bahwa radio merupakan media paling universal, sederhana, dan mudah diakses. Para ahli memperkirakan bahwa konsumsi media ini akan meningkat di era pandemi karena orang-orang lebih banyak menetap di rumah.
Beberapa studi yang dilakukan oleh Rodero pada 2020 membuktikan ada peningkatan konsumsi radio selama pandemi. Mayoritas pendengar mendengar radio selama satu atau dua jam dalam sehari.
Misalkan di BBC, pendengar hariannya naik sekitar 18%. Di Italia, studi yang dilakukan oleh Association of European Radio, mengalami peningkatan jumlah pendengar hingga 2,4%. Di Amerika Serikat pun terjadi pelonjakan konsumsi radio sebesar 28%.
Untuk Indonesia sendiri, radio-radio harus berjibaku dalam menghadapi pandemi. Hasil pendataan hingga Mei 2020 dari 600 anggota Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), perusahaan radio melakukan pemotongan gaji sebesar 30% .
“Namun, sekali di udara tetap di udara, beberapa stasiun dan jaringan radio mampu bertahan dan berinovasi, beradaptasi dengan pandemi karena radio adalah media yang sarat akan hiburan dan informasi, dengan variasi kreativitas,” kata Sandi.
Melalui diskusi virtual ini, Menparekraf Sandiaga Uno juga mengajak insan radio untuk berkolaborasi dengan pemerintah lewat gerakan-gerakan gotong royong seperti #BanggaBuatanIndonesia dan ajakan untuk #BeliBuatanIndonesia. Kemenparekraf pun menyampaikan akan membuka peluang bagi usaha subsektor musik untuk memproduksi konten audio yang menarik.
“Untuk menciptakan karya-karya hebat yang diminati oleh pangsa pasar nasional dan internasional, pelaku musik dapat membuat berbagai macam program dengan radio. Semoga dengan pelaksanaan program-program dari seluruh pemangku kepentingan ini dapat saling membantu dan yakin kita mampu melewati situasi sulit ini,” pungkasnya.
Ketua Umum Persatuan Radio TV Publik Daerah atau Persada.id Saifullah Yusuf mejelaskan radio daerah yang dimiliki pemerintah daerah yang merupakan bagian dari aset publik dapat memberikan informasi yang menginspirasi pendengar.
“Kami memberikan penghormatan para pencipta lagu atas kerja keras mereka yang menjadi bagian dari hak yang harus dipenuhi. Ini merupakan bagian dari kepedulian bagi hak-hak bagi pencipta lagu yang semestinya,” ujarnya dalam diskusi virtual itu.