Sanofi dan GSK Produksi Vaksin COVID-19 yang Diklaim Manjur 100 Persen Cegah Rawat Inap
- Vaksin dua dosis baru yang dikembangkan oleh produsen vaksin Prancis dan Inggris yaitu Sanofi dan GSK mengklaim bahwa vaksinnya 100 persen manjur atau efektif cegah rawat inap
Gaya Hidup
JAKARTA - Vaksin dua dosis baru yang dikembangkan oleh produsen vaksin Prancis dan Inggris mengklaim bahwa vaksinnya 100 persen manjur atau efektif mencegah rawat inap dan timbulnya gejala yang parah akibat terkena COVID-19. Produsen obat Prancis, Sanofi dan mitranya dari Inggris yaitu GlaxoSmithKline (GSK) memang tampaknya tertinggal dalam ‘perlombaan’ untuk mengembangkan vaksin.
Selain sangat efektif mencegah orang untuk dirawat di rumah sakit, vaksin produksi Sanofi dan GSK ini disebut mampu menawarkan perlindungan sampai 75 persen terhadap gejala penyakit sedang sampai berat. Tidak hanya itu, vaksin tersebut juga menunjukkan kemanjuran terhadap penyakit simtomatik senilai 58 persen.
Percobaan kedua yang dilakukan oleh Sanofi dan GSK menemukan bahwa suntikan vaksin yang digunakan sebagai dosis booster diketahui dapat meningkatkan kadar antibodi sebesar 18 sampai 30 kali lipat pada orang yang telah divaksinasi. Kumpulan data tersebut akan segera diserahkan ke regulator dengan harap bisa mendapatkan persetujuan.
- Harga Daging Sapi Mahal, Pedagang Akan Mogok Jualan Senin Depan
- Waskita Realty dan Modern Realty Bakal Kolaborasi Bangun New Township Vasaka City
- 5 Aset Kripto Ini Diprediksi Bearish Akibat Perang Rusia-Ukraina, Bitcoin Masih Berpotensi Turun
Seperti yang dilansir dari laman The Independent, vaksin ini bergantung pada pendekatan berbasis protein konvensional untuk melatih sistem kekebalan tubuh, dibandingkan dengan teknologi mRNA yang lebih baru yang digunakan dalam suntikan vaksin dari Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Teknologinya mirip dengan salah satu vaksin influenza musiman Sanofi yang digabungkan dengan adjuvant dari GSK yang diketahui dapat meningkatkan efektivitas suntikan. Selain itu, vaksin ini kabarnya juga lebih mudah untuk disimpan dan diangkut.
Sebelumnya, Sanofi dan GSK telah diharapkan untuk meminta otorisasi vaksin mereka pada tahun lalu, tapi mereka justru membatalkan rencana tersebut setelah mendapatkan hasil uji klinis yang mengecewakan pada orang dewasa yang lebih tua. Oleh karena itu, kini mereka mengembangkan versi vaksin yang lebih kuat dan mengujinya dalam uji coba baru.
Pada studi laboratorium, dua dosis vaksin Sanofi-GSK diketahui mampu menghasilkan lebih banyak antibodi penetralisir daripada vaksin mRNA. Selain itu, vaksin tersebut diklaim aman dan dapat ditoleransi dengan baik oleh orang dewasa dari berbagai usia.
Target terbaik dari vaksin COVID-19 adalah protein spike yang menutupi permukaan virus yang berbentuk seperti mahkota. Sementara vaksin mRNA berisi instruksi genetik yang digunakan untuk membuat protein, vaksin buatan Sanofi-GSK justru menggunakan versi protein itu sendiri yang telah dimodifikasi sedikit untuk merangsang respons imun.
- PTPP Buka Lowongan Kerja, Cek Syarat dan Posisinya!
- Pantas Tidak Segera Kaya, Ternyata 5 Kebiasaan Ini Bikin Anda Sulit Memiliki Banyak Uang
- Kabar Gembira! Gerbang Tol Kandis Utara Mulai Dibuka Hari Ini
Metode yang digunakan Sanofi-GSK ini mungkin akan lebih meyakinkan pada beberapa orang yang ragu-ragu untuk mengadopsi teknologi mRNA yang lebih baru. Selain itu, vaksin berbasis protein juga relatif lebih murah untuk diproduksi dan tidak memerlukan tempat penyimpanan yang dingin seperti yang diperlukan untuk vaksin mRNA. Fitur tersebut membuat vaksin Sanofi-GSK ini lebih cocok menjadi kandidat vaksin untuk negara-negara di Afrika yang cakupan vaksinnya masih sangat rendah.