<p>Kantor PT Sarana Multigriya Financial (Persero) / Facebook @PTSMFPersero</p>
Industri

Sarana Multigriya Finansial (SMF) Terbitkan Obligasi Senilai Rp2 T untuk Dorong Penyaluran KPR

  • SMF menerbitkan obligasi berkelanjutan VI Tahap IV Tahun 2023 dengan jumlah pokok Rp2 triliun dengan rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Industri

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) alias MSF menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai Rp2 triliun untuk mendorong penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

SMF menerbitkan obligasi berkelanjutan VI Tahap IV Tahun 2023 dengan jumlah pokok Rp2 triliun dengan rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Penerbitan obligasi ini adalah bagian dari penawaran umum berkelanjutan VI dengan realisasi penerbitan surat utang senilai Rp9 triliun.

Obligasi yang diterbitkan oleh SMF ini terdiri dari satu seri dengan tingkat bunga tetap 6,85% pertahun dan berjangka waktu lima tahun sejak tanggal emisi.

Pembayaran pokok obligasi secara penuh akan dilaksanakan pada tanggal pelunasan, dan surat utang ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali untuk sertifikat jumbo obligasi yang diterbitkan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai bukti utang untuk kepentingan pemegang obligasi dan ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, dana yang dihimpun dari obligasi ini akan digunakan untuk mendukung program penurunan beban fiskal pemerintah melalui program pembiayaan KPR FLPP bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Ananta menambahkan, SMF sebagai "special mission vehicle" Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam program pembiayaan ini, berperan penting dalam meringankan beban fiskal pemerintah dengan turut membiaya sebesar 25% dari pendanaan KPR FLPP.

Dengan demikian, pemerintah hanya menyediakan 75% dari total pendanaan FLPP. Sebelumnya, pemerintah menyediakan 90% dari total pendanaan dalam program tersebut.

Dalam melaksanakan program ini, SMF menggunakan dana penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

PMN yang diterima itu pun dikombinasikan dengan dana obligasi sehingga perseroan memiliki daya ungkit untuk disalurkan kepada lebih banyak pihak.

Untuk diketahui, sejak Agustus 2018 hingga 31 Desember 2022, SMF sendiri telah menyalurkan dana KPR FLPP senilai Rp15,03 triliun.

"Ini merupakan wujud dari kehadiran negara untuk mendukung pemilikan rumah bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya MBR, yang mana dana yang dialirkan untuk KPR subsidi ini berasal dari APBN yang digunakan sebesar-besarnya demi kesejahteraan masyarakat Indonesia," ujar Ananta melalui keterangan resmi yang diterima TrenAsia, Senin, 27 Februari 2023.

SMF mencatat, pemenuhan kebutuhan KPR FLPP pada tahun 2022 meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 27% sehingga hal tersebut pun ditandai sebagai sinyal positif bagi indutri perumahan di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi.

Terkait dengan penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, selama tahun 2022, SMF telah menerbitkan obligasi penawaran umum berkelanjutan (PUB) VI Tahap III.

Hingga akhir 2022, posisi outstanding obligasi SMF mencapai Rp12,8 triliun sementara outstanding pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp3,2 triliun.