Sarat Akan Konten Seksual, Joget Seksi Bakal Diblokir TikTok?
Tekno

Sarat Akan Konten Seksual, Joget Seksi Bakal Diblokir TikTok?

  • Saat ini, TikTok mengatakan bahwa model yang diperbarui lebih akurat dan efisien dalam mengidentifikasi konten yang mungkin tidak sesuai dengan semua umur. Ini sangat penting mengingat popularitasnya di kalangan remaja.

Tekno

Rizky C. Septania

JAKARTA- TikTok menjadi salah satu platform media sosial yang menyajikan beragam konten video pendek. Salah satu konten yang populer di video pendek TikTok adalah berjoget.

Beragam gerakan joget populer lahir dari TikTok. Bahkan tak jarang jogetan tersebut viral dan diadaptasi di mana-mana.

Sayangnya, beberapa kreator yang melakukan gerakan joget TikTok ada yang sarat akan seksual. Entah menonjolkan bagian tubuh secara terbuka atau mengubah gerakan sehingga tampak erotis.

Berangkat dari hal tersebut, tampaknya TikTok Bakal mengambil aksi untuk lebih menyaring platformnya agar konten-konten yang menjurus ke arah seksual tidak muncul sebagai rekomendasi.

Diumumkan melalui blog resminya, TikTok mengatakan pihaknya tengah mengaktifkan pembaruan yang secara otomatis mengidentifikasi konten seksual eksplisit, menjurus, atau berisiko. Ini berarti konten joget dengan gaya seksi sedikit saja bakal kena sistem saringan TikTok.

"Tujuan kami untuk mengindentifikasi konten-konten menjurus agar tidak muncul sebagai rekomendasi pencarian untuk akun-akun remaja," tulis TikTok seperti dikutip TrenAsia.com dari blog resminya, Selasa, 3 Januari 2023.

Dalam 30 hari terakhir, TikTok mengatakan berhasil mencegah lebih dari 1 juta konten bernada seksual untuk muncul di rekomendasi akun remaja, terutama di rentang usia 13 hingga 17 tahun.

Namun, hal tersebut  ini berarti bahwa konten-konten menjurus tersebut tidak serta-merta langsung diblokir oleh TikTok. Sebab, sejumlah konten menjurus bisa saja tidak melanggar pedoman komunitas. Hanya saja,  tidak cocok untuk audiens yang lebih muda.

Saat ini, TikTok mengatakan bahwa model yang diperbarui lebih akurat dan efisien dalam mengidentifikasi konten yang mungkin tidak sesuai dengan semua umur. Ini sangat penting mengingat popularitasnya di kalangan remaja.

Dengan mengidentifikasi dan menghapus jenis konten ini secara lebih efektif, TikTok bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan ramah keluarga bagi audiens yang lebih muda.

"Kami membuat kemajuan untuk mengurangi rekomendasi konten berisiko atau sugestif secara keseluruhan dan sekarang meluncurkan langkah berikutnya yang kami harapkan dapat meningkatkan deteksi konten semacam itu, sehingga menciptakan pengalaman yang lebih sesuai dan nyaman untuk akun remaja, " tulis TikTok.

Selain TikTok, sejumlah platform sosial media dan video lain seperti Instagram dan YouTube juga mencoba menyaring konten berdasarkan batas pedoman. Meski demikian, secara historis masih sulit untuk konsisten mendeteksi konten yang lebih "dewasa" dan tidak mengandung ketelanjangan eksplisit secara otomatis.

Kesulitan ini muncul lantaran batas antara batas menjurus dan konten yang dapat diterima bersifat subjektif.  Karenanya, perusahaan perlu memastikan bahwa model baru ini adil dan tidak menghapus konten secara tidak adil, sehingga merugikan para  konten kreator.