(kanan ke kiri) Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Devin Wirawan bersama Hubungan Investor PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Ryan Sual dalam Paparan Publik Tahunan Saratoga 2023 di Jakarta, Senin 15 Mei 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Saratoga Raih Pendapatan Dividen Rp1,5 triliun pada Semester I-2023

  • Perusahaan portofolio Saratoga tetap berhasil mencatatkan kinerja operasional yang positif di tengah situasi pasar modal yang dinamis dan penuh tantangan.
Korporasi
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA  – Berkat strategi investasi yang optimal, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil memperkuat arus kas perusahaan. Pada semester I-2023, Saratoga mencatatkan pendapatan dividen sebesar Rp 1,5 triliun, naik 9% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. 

Sebagai perusahaan investasi, pada semester I-2023 Saratoga mencatatkan Net Asset Value (NAV) sebesar Rp 47,5 triliun. Pada periode ini, dengan dukungan arus kas yang kuat, Saratoga juga telah membagikan dividen tunai  sekitar Rp 75 per saham untuk tahun buku 2022. 

Dengan demikian, total dividen Saratoga tahun buku 2022 mencapai Rp1 triliun dan menghasilkan dividen yield sebesar 4,4%. Jumlah dividen tunai tersebut meningkat 28% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 810 miliar atau Rp 60 per saham.

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan peningkatan penerimaan dividen dari perusahaan portofolio memperkuat kinerja perusahaan dari sisi arus kas yang terus tumbuh positif. 

“Perusahaan secara disiplin mengimplementasikan strategi investasi yang mendorong peningkatan nilai portofolio kami secara keseluruhan. Secara konsisten kami juga terus mengoptimalkan setiap peluang investasi baru sebagai langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan nilai investasi dalam jangka panjang,” kata Devin melalui keterangan resmi, Sabtu, 29 Juli 2023.

Perkuat Investasi di Sektor Penggerak Ekonomi

Menurut Devin, sebagai negara dengan populasi yang terus bertumbuh dan didukung oleh potensi sumber daya alam yang tinggi serta perekonomian yang tumbuh positif, Indonesia tetap menawarkan peluang investasi yang sangat menarik.  Oleh karena itu, Saratoga akan terus memperkuat investasinya di sektor-sektor penggerak ekonomi yang bernilai strategis bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

“Perusahaan berkomitmen untuk terus memperkuat portofolio investasi yang sudah ada khususnya pada infrastruktur digital dan energi terbarukan, serta melanjutkan diversifikasi investasi pada sektor lainnya seperti pelayanan kesehatan dan produk konsumen melalui kerja sama dengan mitra strategis. Kami percaya langkah-langkah ini akan memberikan hasil yang positif dan berkelanjutan,” jelasnya.

Direktur Keuangan Saratoga Lany D. Wong mengungkapkan sepanjang semester I-2023, Saratoga mampu mempertahankan rasio biaya dan utang yang sehat dengan biaya operasional sebesar 0,5 persen dari NAV dan loan to value sebesar 1,1. 

“Selain dari arus kas yang kuat, kondisi ini juga dapat tercapai karena Saratoga senantiasa menjalankan strategi dengan prinsip kehati-hatian dalam operasional dan pengelolaan modal,” katanya.

Di tengah tingkat suku bunga yang masih tinggi, Saratoga berhasil menurunkan beban bunga di semester I-2023 sebesar 53% dibanding dengan semester I-2022 melalui inisiatif pengurangan utang. Posisi utang bersih perusahaan pada periode ini adalah Rp507 miliar dibandingkan Rp688 miliar pada akhir 2022.

Lany menjelaskan, pada periode ini, harga saham di sejumlah portofolio Saratoga mengalami penurunan. Seperti saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). 

Hal ini kemudian berdampak pada nilai NAV dan posisi laba/rugi perusahaan. Namun demikian, Lany menegaskan, nilai kerugian yang tercatat pada semester I-2023 ini sebagian besar merupakan kerugian yang belum direalisasikan dan hanya tercatat di laporan laba/rugi.

“Perlu dipahami bahwa sebagai perusahaan investasi, Saratoga selalu melakukan penyesuaian nilai setiap portofolio secara mark to market. Dengan posisi likuiditas perusahaan yang kuat, kami optimis bahwa strategi investasi dapat di eksekusi secara optimal dan memberikan nilai tambah yang maksimal bagi pemegang saham, baik melalui peningkatan nilai NAV perusahaan maupun distribusi dividen,” ungkap Lany.

Nilai investasi portofolio Saratoga yang sudah listed (Tbk), dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari peningkatan inflasi, suku bunga, dan pergerakan harga komoditas. Saratoga senantiasa siap dengan strategi yang komprehensif dan terukur untuk menghadapi situasi yang menantang.

Aksi Korporasi Perusahaan Investasi

Adapun aksi korporasi perusahaan investasi di bawah Saratoga hingga paruh pertama 2023 sebagai berikut.

1. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)

Pada Juni 2023, MBMA telah mengakuisisi 60% saham di PT Huaneng Metal Industry (HNMI), fasilitas konversi high-grade nickel matte (HGNM) yang berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). HNMI mengolah low grade nickel matte (LGNM) yang diproduksi oleh smelter RKEF dan menghasilkan produk HGNM yang mengandung lebih dari 70 persen nikel. 

Akuisisi ini akan memperkuat arus kas MBMA dan menghasilkan margin keuntungan tambahan dari penjualan produk nickel matte yang merupakan bahan baku utama untuk prekursor baterai dan produk nikel kelas 1 (kandungan nikel 99.8 persen).

2. Bersama Digital Infrastructure Asia Pte. Ltd. (BDIA)

Pada Mei 2023, BDIA meluncurkan Bersama Digital Data Centres (BDDC), platform data center dalam kota (in-town) yang menjadi pusat interkonektivitas dengan ekosistem digital terintegrasi.

Sebagai platform data center, BDDC sudah memiliki dua data center dalam kota yang berlokasi di Daan Mogot dan MT Haryono, dengan kapasitas total lebih dari 60MW.

BDDC memiliki area data hall seluas 20.000 meter persegi dengan potensi kapasitas lebih dari 9.000 rak.