Investor Relation Saratoga Ryan Sual dan Direktur  Saratoga Devin Wirawan dalam paparan publik Saratoga Investama Sedaya, Senin, 15 Mei 2023.
Korporasi

Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saratoga (SRTG) Bagikan Dividen Rp1 Triliun

  • Dividen sebesar Rp1 triliun tersebut diakumulasikan dari nilai Rp75 perlembar saham setelah pada tahun buku sebelumnya sebesar Rp60 perlembar saham.

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp1 triliun untuk tahun buku 2022 yang merupakan jumlah dividen terbesar sepanjang sejarah perseroan. Angka tersebut mengalami kenaikan 23% yoy dibandingkan dengan tahun 2021.

Keputusan tersebut ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan Senin, 15 Mei 2023. 

Dividen sebesar Rp1 triliun tersebut diakumulasikan dari nilai Rp75 perlembar saham setelah pada tahun buku sebelumnya sebesar Rp60 perlembar saham. 

"RUPST menyetujui pembagian dividen senilai Rp1 triliun atau Rp75 perlembar saham, meningkat dari tahun sebelumnya Rp810 miliar atau Rp60 perlembar saham," ujar Investor Relation Saratoga Ryan Sual dalam paparan publik Saratoga di Jakarta, Senin, 15 Mei 2023. 

Selain menyetujui pembagian dividen, RUPST perseroan pun menyepakati aksi pembelian saham kembali (buyback) sebanyak 50 juta lembar saham dengan anggaran Rp150 miliar. 

Persetujuan untuk aksi buyback efektif hingga RUPST berikutnya atau maksimal hingga 30 Juni 2024. 

Untuk diketahui, besaran dividen yang dibagikan perseroan untuk perhitungan tahun buku 2022 mengalam kenaikan walaupun laba bersih Saratoga anjlok hingga lebih dari 81%. 

Pada tahun 2022, laba bersih Saratoga tercatat sebesar Rp4,6 triliun, menurun signifikan dari Rp24,9 triliun yang dicapai pada tahun 2021. 

Secara rasio, dividen untuk tahun buku mencapai 21% dari laba bersih 2022 sementara rasio pembayaran dividen tahun 2021 sebesar 3,2% dari laba bersih. 

Merosotnya laba bersih Saratoga pada 2022 disebabkan oleh penurunan keuntungan bersih atas investasi pada saham dan efek ekuitas lain yang merosot 84,75% menjadi Rp 3,72 triliun pada tahun lalu dari Rp 24,41 triliun pada tahun sebelumnya.