<p>Ilustrasi sariawan / Dok. Halodoc.com</p>
Gaya Hidup

Sariawan dan Kanker Mulut, Apa Bedanya?

  • Secara umum perbedaan sariawan biasa dengan kanker yaitu waktu penyembuhan sariawan, tingkat kesakitan, lokasi sariawan. Selain itu, penderita juga bisa meraba sekitar luka sariawan serta melihat perubahan warna ada bercak putih dan merah atau tidak di rongga mulut.

Gaya Hidup

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Sariawan merupakan gangguan kesehatan mulut yang cukup umum terjadi. Akan tetapi, sariawan ternyata juga dapat berpotensi menyebabkan kanker mulut jika tidak diatasi secara dini.

Meski dianggap tidak berbahaya, banyak masyarakat yang belum tahu cara mengetahui gejala sariawan biasa serta mengatasi dan mencegah sariawan agar tidak memburuk menjadi kanker mulut.

“Sariawan tidak termasuk penyakit mulut yang serius dan tidak berbahaya, sehingga perawatannya kerap dianggap sebelah mata,” kata dr. Rusmawati, RS Mitra Keluarga, Bintaro dalam acara virtual dari PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), dikutip Minggu, 15 November 2020.

Secara umum perbedaan sariawan biasa dengan kanker yaitu waktu penyembuhan sariawan, tingkat kesakitan, lokasi sariawan. Selain itu, penderita juga bisa meraba sekitar luka sariawan serta melihat perubahan warna ada bercak putih dan merah atau tidak di rongga mulut.

Gejala Kanker Mulut

Beberapa hal yang merupakan gejala kanker mulut yakni sariawan lebih dari 1 bulan, rasa sakit di rongga mulut yang tidak sembuh. Tercatat juga terjadi pembengkakan pada dagu akibat pembengkakan kelenjar limfa submandibular, adanya rasa ganjal di tenggorakan yang tidak hilang.

Pasien juga dilaporkan kesulitan mengunyah dan menelan, gigi goyang/tanggal di sekitar tumor. Lalu ada benjolan pada leher, dan penurunan berat badan dan bau mulut.

“Dalam pengobatan sariawan prinsip yang harus diperhatikan adalah kita harus mengatasi gejala dan mengatasi penyebabnya, untuk itu dalam pengobatannya kita harus memperhatikan obat sariawan yang ideal dan terbuat dari bahan alami, ” tambah Vania Harista, Product Manager Kalbe.

Untuk menjaga kesehatan mulut, Rusmawati menyarankan pemeriksaan secara mandiri melalui gerakan Sa-Mu-Ri (Periksa Mulut Sendiri). Gerakan ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu cuci tangan, bercermin, periksa bibir bagian atas dan bawah.

Jangan ketinggalan untuk periksa gusi atas dan bawah, pipi bagian kanan dan kiri, lidah bagian atas dan bawah, rongga mulut atas dan bawah, lidah sisi kanan dan kiri serta kelincahan, ke-kakuan dan pergerakan lidah.

Di Indonesia, kanker mulut memang masih terbilang jarang terjadi. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, tercatat 5,6% dari total kasus kanker. Akan tetapi, diperkirakan akan meningkat 21,5% pada 2020 akibat kurangnya deteksi dini dan gejala yang kerap diabaikan. (SKO)