<p>ilustrasi</p>

Satelit Rusia Melahirkan &#8216;Cucu&#8217; di Ruang Angkasa, Amerika Prihatin

  • WASHINGTON-Tidak hanya di bumi, persaingan antara kekuatan-kekuatan besar juga terus memanas hingga ruang angkasa. Komando Luar Angkasa Amerika mengatakan pihaknya memiliki bukti kuat bahwa Rusia tengah menguji senjata anti-satelit berbasis-ruang angkasa pekan lalu. Amerika mengungkapkan bahwa satelit Rusia yang disebut sebagai Cosmos 2543 merilis semacam proyektil ke orbit. Ini adalah satelit yang tertangkap menguntit satelit […]

Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

WASHINGTON-Tidak hanya di bumi, persaingan antara kekuatan-kekuatan besar juga terus memanas hingga ruang angkasa. Komando Luar Angkasa Amerika mengatakan pihaknya memiliki bukti kuat bahwa Rusia tengah menguji senjata anti-satelit berbasis-ruang angkasa pekan lalu.

Amerika mengungkapkan bahwa satelit Rusia yang disebut sebagai Cosmos 2543 merilis semacam proyektil ke orbit. Ini adalah satelit yang tertangkap menguntit satelit mata-mata Amerika awal tahun ini.

“Sistem satelit Rusia yang digunakan untuk melakukan uji senjata di orbit ini adalah sistem satelit yang sama dengan yang kami kemukakan pada awal tahun ini. Ketika itu Rusia bermanuver di dekat satelit Amerika,” kata Jenderal John Raymond. Dia adalah komandan Komando Luar Angkasa Amerika dalam sebuah pernyataan Kamis 23 Juli 2020.

Raymond mengungkapkan pada Februari bahwa sepasang satelit Rusia, Cosmos 2542 dan 2543, membayangi satelit mata-mata Amerika.

“Kami melihat perilaku ini sebagai tidak biasa dan mengganggu,” katanya kepada TIME yang dikutip Business Insider. “Ini memiliki potensi untuk menciptakan situasi berbahaya di luar angkasa,” tambahnya, Dia mencatat bahwa Amerika telah menyatakan keprihatinannya kepada Rusia.

Satelit Terbelah

Satelit Rusia mendapat perhatian khusus tidak lama setelah diluncurkan tahun lalu.  Apa yang awalnya tampak sebagai satu satelit itu tiba-tiba terbelah dua, dengan satu muncul dari dalam yang lain. Proses itu tidak berhenti karena kini objek lain dilepaskan ke orbit.

“Dari satelit itu, satelit yang lebih kecil lahir dari satelit utama itu. Dari satelit yang lebih kecil itu, sebuah proyektil diluncurkan,” kata Stephen Kitay, Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk kebijakan luar angkasa kepada wartawan di Pentagon. Dengan kata lain, objek terakhir bisa disebut sebagai ‘cucu’ dari satelit utama.

Rusia mengklaim objek ketiga adalah satelit pengawas, tetapi menurut Kitay perilaku satelit itu tidak tampak seperti satelit pengawas dan tampak seperti sesuatu yang lebih memprihatinkan.

Strategi Pertahanan Luar Angkasa Amerika yang baru mengidentifikasi Rusia dan China sebagai ancaman paling langsung dan serius bagi operasi ruang angkasa Amerika.

Pada pertengahan April, Rusia melakukan uji coba rudal anti-satelit pendakian langsung. Yang dikatakan Komando Antariksa Amerika adalah contoh lain bahwa ancaman terhadap Amerika dan sistem ruang angkasa sekutu adalah nyata, serius dan terus berkembang.

Karena Amerika bergantung pada satelit untuk hampir semua hal, mulai dari navigasi GPS hingga operasi militer di luar negeri. Kemudian militerisasi ruang angkasa oleh musuh Amerika telah digunakan sebagai pembenaran untuk peningkatan aktivitas militer Amerika di ruang angkasa dan penciptaan Space Force amerika. Ini menjadi cabang militer baru pertama yang dibuat sejak berdirinya Angkatan Udara pada tahun 1947.

Kitay pada Juni mengatakan China dan Rusia secara aktif mengembangkan kemampuan untuk meniadakan sistem ruang angkasa Amerika, sekutu dan mitra. Akibatnya Amerika tidak punya pilihan selain memastikan mereka siap dengan sarana yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan diri dari serangan.

“Saya berharap ruang angkasa adalah lautan ketenangan, tetapi faktanya adalah ruang yang diperebutkan,” kata Kitay. “Luar angkasa telah muncul sebagai arena kunci potensi konflik di era persaingan kekuatan besar.”