Satgas ESC B20 Bukukan Rp180,3 Triliun Lebih Proyek Transisi Energi
- Task Force Energy, Sustainability and Climate Business 20 (TF ESC-B20) atau Satuan Tugas Energi, Keberlanjutan dan Perubahan Iklim dalam konferensi B20, memperoleh hasil yaitu nilai potensi proyek sebesar lebih dari US$11,5 miliar atau Rp180,3 triliun (kurs Rp15.500 dolar AS).
Nasional
JAKARTA -Task Force Energy, Sustainability and Climate Business 20 (TF ESC B20) atau Satuan Tugas Energi, Keberlanjutan dan Perubahan Iklim dalam konferensi B20, memperoleh hasil yaitu nilai potensi proyek sebesar lebih dari US$11,5 miliar atau Rp180,3 triliun (kurs Rp15.500 dolar AS).
Dalam B20 Summit yang berlangsung dari tanggal 13-14 November 2022, di Bali. TF ESC B20 memiliki tiga tugas utama. Pertama, mempercepat penggunaan energi baru terbarukan di seluruh dunia. Kedua, memastikan transisi energi yang adil dan terjangkau. Ketiga, meningkatkan keamanan energi.
Berdasarkan tiga pembahasan utama tersebut memunculkan pembicaraan mengenai kerja sama global lintas negara yang lebih dikembangkan baik di negara maju serta berkembang.
- Sederet Artis di Pembukaan Piala Dunia 2022, Ada Jungkook BTS hingga Black Eyes Peas
- 5 Pemimpin Negara G20 Paling Kaya, Ada Pangeran Arab hingga Joe Biden
- Turun Tipis, Harga Emas Antam Dibanderol Rp978.000 Per Gram
- Hari Ikan Nasional Jadi Momen Giatkan Program Ekonomi Biru
“Diskusi antara pemangku kepentingan dalam TF ESC-B20 memiliki tujuan untuk mencari implementasi paling realistis dari transisi energi yang berkelanjutan dengan konsep kemandirian energi,” kata Chairman TF ESC B20, Nicke Widyawati dalam website resmi, dikutip Minggu, 20 November 2022.
TF ESC juga berperan sebagai katalisator dalam kerja sama global dengan capaian perjanjian kerja sama sebanyak 38 kesepakatan dari lintas negara. Sebanyak 11 negara terlibat dalam proses “business action” dalam mewujudkan percepatan proyek rendah karbon dengan total nilai proyek lebih dari US$11,5 miliar.
Tindakan implementasi lainnya adalah TF ESC sebagai ajang keselarasan bisnis secara global. Sebanyak 12 peluang kerja sama lintas negara terwujud usai ajang B20 terselenggara. Dari peluang kerja sama tersebut sebanyak 5 bisnis terjalin kesepakatan dalam ajang tersebut dalam upaya penurunan proyek rendah karbon.
Secara umum peserta B20 TF ESC berasal dari berbagai perusahaan belahan dunia, peserta dari Indonesia antara lain Pertamina, Vale Indonesia, EMITS, Jababeka, WIKA, Pupuk Indonesia, Indonesia Stock Exchange, Grab Indonesia, Astra Agro Lestari, WIMA, Krakatau Steel, Unilever Indonesia, Badak NGL, Indonesia Battery Corp, L’oreal Indonesia, dan Hitachi Astemo Indo.
Sedangkan dari belahan Asia Timur dan Asia Tenggara adalah Japan (JBIC, NYK, Tepco, Inpex, Chiyoda, JOGMEC, Mitsubishi, MHI), China (Sepco, CATL, Zheijang Huayou Cobalt), Korea (KIS), serta Singapore (Ignis, Cobalt).
Salah satu kesepakatan kerja sama juga terjalin mengenai “Pra-Studi Kelayakan Terkait Pengembangan E-Methane” antara PT Pertamina dengan IHI Corp. dari Jepang guna menuju industri rendah karbon.
Kemudian dari Amerika Utara diikuti oleh Exxon mobil, Chevron dan Ormat. Selanjutnya dari timur tengah Saudi Arabia (Saudi Aramco, ACWA Power), dan UAE (Masdar, ADNOC).
Sementara perusahaan asal benua biru Eropa, yaitu, Turkiye (BOTAS), Netherland (Pondera), Spain (Semba Corp), France (Schlumberger).