Satu Lagi Perang Pecah, Amerika dan Inggris Mulai Gempur Yaman
- SANAA-Amerika dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Kanada, Belanda dan Bahrain melakukan serangan terhadap fasilitas Houthi di Yaman. Serangan dim
Dunia
SANAA-Amerika dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Kanada, Belanda dan Bahrain melakukan serangan terhadap fasilitas Houthi di Yaman. Serangan dimulai Kamis 11 Januari 2024 malam atau 12 Januari 2023 dini hari.
Pejabat Amerika mengatakan serangan terjadi dari platform udara, kapal permukaan dan bawah permukaan. Serangan dilaporkan menargetkan sistem radar Houthi, drone, tempat penyimpanan dan peluncuran rudal balistik serta jelajah. Belum ada ada penilaian kerusakan akibat serangan.
CNN melaporkan di Twitter serangan itu dilakukan oleh pesawat tempur dan rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal. Sementara Politico melaporkan serangan itu melibatkan pesawat, kapal permukaan , dan kapal selam Amerika.
USS Florida dan SSGN kelas Ohio yang memuat lebih dari 100 rudal jelajah Tomahawk mengambil bagian dalam serangan tersebut.
Selain itu empat jet tempur Typhoon Inggris juga ambil bagian. Mereka lepas landas dari pangkalan Akrotir di pulau Siprus dan melaksanakan misi serangan jarak jauh yang menempuh jarak hampir 5.000 km pulang pergi. Mereka tampak membawa bom Paveway IV. Ini berarti pesawat harus terbang dekat dengan sasaran untuk mengirimkan bom.
- Penjualan Sektor FMCG 2023 di E-commerce Tembus Rp57 Triliun, Produk Kecantikan Mendominasi
- Daftar 17 Pemimpin Negara Termuda yang Getarkan Dunia
- ETF Bitcoin Disetujui, Investor Kripto di Indonesia Sambut Antusias
Voice of America melaporkan di Twitter ada lebih dari selusin target yang diserang. Mulai dari fasilitas pelatihan hingga tempat penyimpanan drone.
Presiden Joe Biden telah mengeluarkan pernyataan mengenai serangan tersebut. Dalam pernyataannya, Biden berbicara tentang berbagai serangan Houthi dan kemudian mengakhiri paragraf tersebut mengacu pada serangan khusus pada tanggal 9 Januari. Ketika Houthi melancarkan serangan terbesar mereka hingga saat ini yang secara langsung menargetkan kapal-kapal Amerika.
Hal ini mungkin memberi gambaran tentang pembenaran hukum yang mungkin coba digunakan oleh pemerintahan Biden baik secara nasional maupun internasional. Namun Joe Biden tidak memiliki rencana untuk menyampaikan pidato kepada negaranya saat ia mengebom negara lain di Timur Tengah.
Sedangkan pernyataan yang dikeluarkan Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyebutkan serangan dilakukan mengingat serangan Houthi yang ilegal, berbahaya, dan mengganggu stabilitas.
Dia mengatakan saat ini militer Amerika Serikat dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda, melakukan serangan terhadap sasaran militer di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Sedangkan Perdana Menteri Inggris mengatakan Angkatan Udara Inggris telah melakukan serangan yang ditargetkan terhadap fasilitas militer yang digunakan oleh pemberontak Houthi di Yaman.
Dia mengatakan dalam beberapa bulan terakhir, milisi Houthi telah melakukan serangkaian serangan berbahaya dan mengganggu stabilitas terhadap pelayaran komersial di Laut Merah. Tindakan mengancam kapal-kapal Inggris dan internasional lainnya, menyebabkan gangguan besar pada jalur perdagangan penting dan menaikkan harga komoditas. “Tindakan sembrono mereka mempertaruhkan nyawa di laut dan memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman,” katanya.
Kini setelah serangan telah dimulai dan tingkat ancaman di wilayah tersebut telah berubah. Cukuplah untuk mengatakan bahwa beberapa jam dan hari mendatang akan dipenuhi dengan ketidakpastian.