
Sayap Kanan Menang Sejak Mussolini, Giorgia Meloni Jadi PM Perempuan Pertama Italia
- Giorgia Meloni membuat sejarah. Wanita ini ini akan menjadi perdana menteri wanita pertama Italia.
Dunia
ROMA-Giorgia Meloni membuat sejarah. Wanita ini ini akan menjadi perdana menteri wanita pertama Italia.
Bukan itu saja pemimpin Brothers of Italy ini akan menjadi pemimpin dari sayap kanan sejak Benito Mussolini. Sosok yang pada tahun 1922 muncul dan menjadi awal dari 20 tahun pemerintahan fasis di Italia.
Meloni hampir bisa dipastikan memenangkan pemilihan yang digelar Minggu 25 September 2022. Dia bermitra dengan liga garis keras Matteo Salvini dan Forward Italy dari Silvio Berlusconi.
- Harga Minyak Mentah Diprediksi Merangkak Naik ke Level US$100 Per barel, Ini Sebabnya
- SWAT Masuk Imbas Digugat Pailit, Ini 136 Saham Dalam Pemantauan Khusus
- Awal Pekan Harga Emas Stagnan, Segram Dibanderol Rp932.000
Berbicara kepada media dan pendukung pada dini hari Senin pagi Meloni mengatakan ini malam kebanggaan bagi banyak orang dan malam penebusan.
"Ini adalah kemenangan yang ingin saya persembahkan untuk semua orang yang tidak lagi bersama kami dan menginginkan malam ini," katanya. “Mulai besok kami harus menunjukkan nilai kami. Orang Italia memilih kami, dan kami tidak akan mengkhianatinya, seperti yang tidak pernah kami lakukan,” katanya.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Italia hasil awal menempatkan aliansi partai sayap kanan, yang dipimpin oleh partai Meloni Brothers of Italy di jalur untuk memenangkan setidaknya 44% suara.
Dengan 63% suara dihitung, partai ultra-konservatif Brothers of Italy telah memenangkan setidaknya 26%, dengan mitra koalisi Liga, yang dipimpin oleh Matteo Salvini, mengambil sekitar 9% dan Forza Italia milik Silvio Berlusconi mencetak lebih dari 8%. Hasil akhir diharapkan Senin malam tetapi diperkirakan akan memakan waktu berminggu-minggu untuk membentuk pemerintahan baru.
Partai Meloni Brothers of Italy – yang asal usulnya terletak pada fasisme pasca perang – telah mengalami peningkatan popularitas yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Dalam pemilihan terakhir tahun 2018 mereka hanya memenangkan hanya 4,5% suara. Popularitas partai tersebut menggarisbawahi penolakan lama Italia terhadap politik arus utama.
Meloni, seorang ibu berusia 45 tahun dari Roma telah berkampanye di bawah slogan “Tuhan, negara dan keluarga”. Dia memimpin sebuah partai yang agendanya berakar pada Euroskeptisisme, kebijakan anti-imigrasi dan yang juga mengusulkan pembatasan LGBTQ dan hak aborsi.
Menentang Fasisme
Meloni berbeda dari pemimpin mitra koalisi Berlusconi dan Salvini dalam sejumlah masalah, termasuk Ukraina. Wanita ini tidak memiliki hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, tidak seperti pasangan koalisnya. Jika Berlusconi dan Salvini mengatakan ingin meninjau kembali sanksi terhadap Rusia karena dampaknya ekonomi Italia, Meloni kukuh mendukungnya membela Ukraina.
Sebagai penduduk asli Romawi, Meloni memiliki sikap tanpa basa-basi, aksen kelas pekerja yang kental, dan kemampuan untuk membangkitkan orang banyak.
Dia dikenal berbicara menentang "elit global" dan melawan apa yang dia sebut "pemikiran kelompok" tentang kebenaran politik dan ideologi gender. Tapi dia telah lama menjadi pendukung NATO, dan telah berbicara menentang invasi Rusia ke Ukraina.
Meloni juga menolak diktator Fasis dan undang-undang anti-Semitnya. Kepada Sky News dia mengatakan bahwa "tidak ada seorang pun di seluruh dunia yang perlu takut pada kita."
Dia menambahkan sayap kanan Italia telah menyerahkan Fasisme ke sejarah selama beberapa dekade.