Chief Investment Officer PT UOB Asset Management Indonesia Albert Zebadiah Budiman dalam diskusi bertajuk Resesi 2023: Apakah Perlu Khawatir? yang merupakan bagian dari rangkaian acara UOB Wealth Fair di Gandaria City, Jakarta, Kamis, 24 November 2022.
Pasar Modal

SBN Diproyeksikan Menguat pada Akhir Semester I-2023, Berikut Penjelasannya

  • Obligasi adalah salah satu jenis instrumen investasi yang cukup mudah terpengaruh oleh pergerakan suku bunga bank sentral.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Chief Investment Officer PT UOB Asset Management Indonesia Albert Zebadiah Budiman memprediksi instrumen obligasi, termasuk surat berharga negara (SBN), dapat menguat pada akhir semester I-2022.

Hal itu diungkapkannya dalam diskusi bertajuk Resesi 2023: Apakah Perlu Khawatir? yang merupakan bagian dari rangkaian acara UOB Wealth Fair di Gandaria City, Jakarta, Kamis, 24 November 2022.

Albert menuturkan, obligasi adalah salah satu jenis instrumen investasi yang cukup mudah terpengaruh oleh pergerakan suku bunga bank sentral.

Di tengah kondisi saat suku bunga terus merangkak naik, obligasi memiliki kecenderungan untuk melemah sementara pasar uang berpotensi untuk menguat.

Namun, saat tren kenaikan suku bunga sudah mencapai klimaksnya, kinerja obligasi pun berpotensi untuk mencatat tren positif.

"Dengan begitu, reksa dana pendapatan tetap pun berpotensi untuk positif," ujar Albert dalam diskusi rangkaian acara UOB Wealth Fair 2022 di Gandaria City, Kamis, 24 November 2022.

Belakangan ini, kenaikan suku bunga terus menunjukkan tren kenaikan seiring dengan inflasi yang pada gilirannya turut mendorong ancaman resesi pada tahun 2023.

Albert mengatakan, resesi kali ini kemungkinan akan berdampak pada pasar keuangan selama dua kuartal sehingga pada akhir semester I-2022, kondisi makroekonomi diprediksinya mulai memulih.

Pada saat itulah kenaikan suku bunga diperkirakan Albert akan mencapai puncaknya sehingga instrumen obligasi, termasuk surat utang negara, berpeluang untuk kembali menguat.

"Saat kenaikan suku bunga sudah sampai pada puncaknya, obligasi bisa kembali menguat," kata Albert.

Untuk diketahui, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan pertumbuhan minat investasi surat utang negara (SUN) pada lelang 22 November 2022.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, dalam lelang tersebut, terjadi pertumbuhan total penawaran dari para investor.

DJPPR mencatat total penawaran senilai Rp30,31 triliun, meningkat 31,8% dari Rp22,99 triliun pada lelang sebelumnya.

"Investor optimis kondisi pasar akan membaik seiring dengan ekspetasi berkurangnya sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, pascapenurunan tingkat inflasi di AS dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang telah diantisipasi pasar," ujar Deni Ridwan dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 25 November 2022.