SCG Luncurkan Semen Rendah Karbon, Masuk RI Mulai 2025
- Proses produksi dan formulasi produk tersebut berhasil mengurangi emisi CO2 hingga 50kg per ton.
Nasional
JAKARTA - Siam Cemen Group (SCG) meluncurkan produk Low Carbon Cement atau semen renda karbon terbaru, yang akan dipasarkan di Indonesia dengan merek “Bezt Eco Friendl Cement” pada 2025.
Proses manufaktur produk ini menggunakan energi terbarukan dan bahan baku daur ulang seperti semen slag, abu terbang, dan limbah industri. Dalam formulasinya, SCG menggunakan CACO3 Calcium Carbonate yang meningkatkan kekuatan beton dan gypsum untuk memperlambat pengerasan semen.
Proses produksi dan formulasi produk tersebut berhasil mengurangi emisi CO2 hingga 50kg per ton. Produk ini berhasil mendapatkan skor 95% pada sertifikasi Green Label dan skor SNI 127% untuk tingkat ketahanan, 7% lebih tinggi dari produk-produk dengan harga serupa.
Selain inovasi produk, Warit Jintanawan, Country Director SCG di Indonesia juga menjelaskan bahwa transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan juga menjadi strategi penerapan ESG dengan porsi yang signifikan dalam bisnis SCG di Indonesia.
"Transisi energi adalah upaya strategis untuk dekarbonisasi. Dengan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, kita turut mengurangi risiko perubahan iklim dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Manfaat ini akan terasa secara jangka panjang, ketika ketersediaan sumber daya alam kita mencukupi untuk generasi berikutnya, serta kondusivitas lingkungan mampu menciptakan peluang ekonomi, seperti menarik investasi asing dan menciptakan lapangan kerja baru. Inilah indikator-indikator pertumbuhan ekonomi hijau yang perlu kita sasar,” ujar Warit dalam ESG Symposium Indonesia 2024, di Jakarta, Selasa 19 November 2024.
Peramas Wajananat, Presiden Direktur SCG Indonesia & PT. Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, menjelaskan, “Skala implementasi operasional berkelanjutan di pabrik Semen Jawa terus meningkat dan semakin menyeluruh setiap tahunnya. Produksi semen kami kini sudah menggunakan teknologi Alternative Fuel and Raw (AF/AR) dengan mengolah limbah B3 dan non-B3. Kami juga mengoperasikan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk mengolah sampah menjadi energi alternatif yang mengurangi 20% penggunaan bahan bakar fosil kami. Selain itu, SCG juga mengembangkan teknologi Carbon Capture untuk mengurangi emisi karbon, semua untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi demi menciptakan bisnis yang hijau dan berkelanjutan,” jelas Peramas.
SCG juga telah memperluas SCG Cleanergy ke Indonesia sebagai solusi terpadu untuk transisi energi terbarukan. Pada tahap awal ini, SCG telah mendirikan kantor perwakilan untuk melakukan riset pasar, menawarkan solusi instalasi panel surya bagi industri lokal, serta mempersiapkan manufaktur produk di Indonesia di masa depan.
Atas berbagai upaya keberlanjutan yang dilakukan perusahaan, SCG, secara global, meraih skor tertinggi dari Dow Jones Sustainability Indices (DJSI) dalam kategori Bahan Bangunan. Selain itu, SCG diakui sebagai Top 1% dalam S&P Global Corporate Sustainability Assessment atas perjalanannya selama 20 tahun sebagai DJSI Global Sustainability Leader.