<p>Ilustrasi bekerja dari rumah. Dok: Pexels.</p>
Gaya Hidup

Sebagian Besar Karyawan Enggan Kembali Bekerja 9-to-5

  • JAKARTA – Hampir tiga perempat pekerja usaha kecil dan menengah (UKM) di berbagai industri di dunia enggan kembali ke cara kerja sebelum pandemi Covid-19. Alih-alih kembali ke bisnis seperti biasa, para pekerja dapat membentuk masa depan bisnis sesuai keinginan mereka. Baik itu menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang yang dicintai (47%), menghemat uang (41%), atau […]

Gaya Hidup
Gloria Natalia Dolorosa

Gloria Natalia Dolorosa

Author

JAKARTA – Hampir tiga perempat pekerja usaha kecil dan menengah (UKM) di berbagai industri di dunia enggan kembali ke cara kerja sebelum pandemi Covid-19.

Alih-alih kembali ke bisnis seperti biasa, para pekerja dapat membentuk masa depan bisnis sesuai keinginan mereka. Baik itu menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang yang dicintai (47%), menghemat uang (41%), atau bekerja dari jarak jauh (32%).

Hasil penelitian global yang dihelat Kaspersky itu mensurvei 8.076 karyawan bisnis kecil-menengah (10-250 karyawan) di sejumlah negara pada Oktober 2020.

Negara-negara yang terlibat survei yakni Brazil, Belgia, Cina, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Luksemburg. Lainnya adalah Malaysia, Meksiko, Belanda, Rusia , Spanyol, Afrika Selatan, Turki, UEA, Inggris, dan AS.

Saat dihadapkan dengan beban kerja jarak jauh yang sangat besar, para pemimpin bisnis kini harus cepat beradaptasi demi menjaga bisnis tetap aman dan tangguh.

Sementara, para karyawan menggunakan momen perubahan ini sebagai kesempatan untuk menilai kembali prioritas sebelumnya. Juga merencanakan masa depan yang benar-benar penting bagi mereka.

Dalam upaya melepaskan diri dari belenggu rutinitas pekerjaan yang sebelumnya kaku, para karyawan memikirkan kembali hal-hal normal berikutnya untuk bekerja.

Kini mereka menjunjung budaya kerja yang lebih gesit, akomodatif, dan manusiawi.

Ke depan, hampir dua dari lima karyawan (39%) ingin meninggalkan sistem bekerja 9-to-5. Jumlah ini bahkan lebih besar pada pekerja berusia 25-34 (44%), mengindikasikan bahwa tren ini sedang berkembang.

Adapun, sekitar sepertiga pekerja (32%) ingin mengakhiri sistem bekerja lima hari dalam seminggu.

Penelitian ini juga menyoroti bahwa hampir sepertiga (32%) karyawan melihat sistem bekerja jarak jauh memiliki manfaat terbesar ketiga yang muncul sebagai dampak dari pandemi virus corona.

Dua manfaat lain yakni menghabiskan waktu bersama keluarga (47%) dan menghemat uang (41%) .

Faktanya, sebagian besar pekerja merasa dapat memberikan penghargaan kepada diri sendiri. Sebab, akhirnya mereka memahami bahwa penting menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Namun, karena karyawan semakin menjunjung cara kerja modern dan fleksibel, penting bagi bisnis untuk mendukung dengan cara meningkatkan dan menyesuaikan fasilitas yang dibutuhkan.

Permintaan Teknologi

Lebih dari sepertiga (38%) tenaga kerja secara aktif membutuhkan lebih banyak dukungan teknologi dari organisasi saat bekerja jarak jauh. Maka itu, permintaan kesediaan alat dan teknologi agar pengguna tetap produktif, terhubung, dan aman kian besar.

Alexander Moiseev, Chief Business Officer di Kaspersky, mengatakan bahwa pandemi telah mempercepat transformasi digital dan sekaligus memadukan kehidupan kerja dan pribadi kita.

Moiseev menambahkan bahwa saat ini karyawan memanfaatkan teknologi untuk mengejar masa depan baru dan secara aktif merangkul perubahan dalam mengejar kebebasan dan fleksibilitas yang lebih besar.

“Perusahaan sekarang memiliki mandat untuk menyesuaikan dan merombak tempat kerja modern menjadi sesuatu yang lebih produktif, berkelanjutan, dan mudah dibentuk,” katanya dalam siaran pers, Kamis, 19 November 2020.