Sebagian Besar Kasus Hepatitis Tidak Terdiagnosis, Perlu Peningkatan Skrining
- JAKARTA- Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan diperkirakan 354 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis B atau C. Dan lebi
Nasional
JAKARTA- Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan diperkirakan 354 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis B atau C. Dan lebih dari satu juta orang meninggal karena hepatitis setiap tahunnya.
Di Indonesia, diperkirakan sekitar 20 juta orang menderita hepatitis, dengan prevalensi tertinggi pada kasus hepatitis B . Jika kondisi ini terus terjadi, virus hepatitis dapat membunuh lebih banyak orang di dunia setiap tahunnya daripada gabungan malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS pada tahun 2040.
Dengan kondisi seperti ini maka diperlukan skrining hepatitis. Ini karena sebagian besar kasus hepatitis tidak terdiagnosis karena gejalanya sering kali tidak terlihat hingga penyakit sudah mencapai tahap lanjut.
“Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjalani skrining rutin, terutama mereka yang berada dalam kelompok risiko tinggi, seperti mereka yang memiliki riwayat transfusi darah atau penggunaan jarum suntik bersama,” kata Satria Mulia Chaerudin, General Manager Market Access PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) dalam siaran persnya Senin 26 Agustus 2024. Perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi.
Deteksi dini begitu penting untuk mencegah adanya komplikasi lebih lanjut bagi pasien sekaligus mengurangi beban ketergantungan biaya jaminan sosial.
Hepatitis sendiri merupakan kondisi ketika organ hati mengalami peradangan akibat virus. Terdapat lima jenis virus hepatitis, yaitu tipe A, B, C, D, E yang dibedakan berdasarkan cara penularan, tingkat keparahan, dan pengobatannya. Penyakit hepatitis kerap muncul tanpa menimbulkan gejala dan mungkin baru timbul saat pasien telah memasuki stadium lanjut.
“Alhasil, sebagian besar masyarakat hidup dengan hepatitis yang tidak terdiagnosis. Bahkan, ketika hepatitis berhasil didiagnosis, jumlah masyarakat yang melakukan pengobatan dan perawatan untuk bertahan hidup dari penyakit ini sangatlah kecil.”
Gejala-gejala dari hepatitis yang perlu diwaspadai antara lain adalah feses berwarna pucat, nyeri perut, kelelahan, penyakit kuning, urin berwarna gelap, demam ringan, penurunan nafsu makan, dan nyeri pada sendi.
Aktif Mendorong
IRRA secara aktif mendorong upaya deteksi dini penyakit hepatitis di dalam negeri. Hal ini dilakukan dengan melakukan distribusi Reagen Abbott, solusi diagnostik unggulan dalam skrining hepatitis, khususnya virus HBsAg pada Hepatisis B dan Anti HCV pada Hepatitis C.
Sebagai mitra resmi Abbott dalam distribusi produk ini sejak tahun 2017, IRRA telah berperan penting dalam menyediakan alat diagnostik berkualitas tinggi kepada lebih dari 75 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.
Heru Firdausi Syarif, Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk, mengatakan, "Reagen Abbott yang kami distribusikan memiliki sensitivitas 100% sehingga bisa dipastikan bahwa sangat minim apabila terjadi kesalahan dalam pembacaan. Hingga tahun 2023, Perseroan telah berhasil mendistribusikan lebih dari 500 reagen ke seluruh Indonesia, terlebih pada Unit Transfusi Darah (UTD) Rumah Sakit dan Palang Merah Indonesia (PMI). Kami terus mengupayakan ekspansi ke berbagai wilayah di Indonesia dengan harapan dapat mendorong upaya deteksi dini penyakit hepatitis dan secara umum meningkatkan derajat kesehatan komunitas kita."