<p>Penyanyi Campursari Didi Kempot saat tampil di Komplek Parlemen Senayan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Gaya Hidup

Sebelum Wafat, Didi Kempot Rilis &#8220;Ojo Mudik&#8221; dan Kumpulkan Donasi Rp7,6 Miliar

  • Dionisius Prasetyo alias Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa, 5 Mei 2020, pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah.

Gaya Hidup

Sukirno

Sukirno

Author

Dionisius Prasetyo alias Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa, 5 Mei 2020, pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah.

Perjalanan karier maestro lagu-lagu campursari itu terbilang amat panjang. Bahkan, nama “Kempot” pun didapatkan kala dia menjadi pengamen jalanan di Ibu Kota.

Pria pelantun ‘Sewu Kuto‘ itu wafat pada usia 53 tahun. Didi Kempot akan dikebumikan di pemakaman Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Tak cuma Sobat Ambyar, julukan fans Didi Kempot, penikmat musik di Indonesia hari ini berduka atas kepergian penyanyi campursari legendaris itu.

Maestro campursari itu lahir dari keluarga seniman di Surakarta, pada 31 Desember 1966. Tak heran kalau Didi terjun ke dunia seni, orang-orang terdekatnya juga berkecimpung di dunia yang sama.

Ayahnya Ranto Edi Gudel pemain ketoprak di Jawa Tengah. Ibunya Umiyati Siti Nurjanah, penyanyi tradisional di Ngawi. Kakaknya Mamiek Prakoso, pelawak yang tenar lewat grup Srimulat.

“Saya berseni mungkin karena hidup ke kehidupan seniman tradisional,” kata Didi Kempot pada Maret 2020 dilansir Antara, saat mengumumkan rencana konser “Ambyar Tak Jogeti” yang harusnya digelar tahun ini.

Sebelum dielu-elukan sebagai The Godfather of Broken Heart, lagu-lagunya yang sebagian besar bertema kehilangan dan patah hati, Didi Kempot merintis karier dari musisi jalanan.

Bahkan, nama Kempot yang menghiasi namanya juga terkait dengan asal-usul perjalanan musiknya. Kempot adalah akronim dari “Kelompok Penyanyi Trotoar”.

Penyanyi yang biasa tampil dengan rambut gondrong dan blankon ini mulai jadi musisi jalanan sejak 1984 di kota Surakarta, sebelum akhirnya mengadu nasib di Ibu Kota.

Lagu “Cidro” dari album pertamanya dulu kurang terkenal di Indonesia, tapi justru menjadi pintu yang menghubungkan Didi dengan penggemar di mancanegara, khususnya Suriname dan Belanda.

Lagu tersebut dibawa oleh seorang turis Suriname di Indonesia yang berdomisili di Belanda. Setelah diputar di radio Amsterdam, lagu tersebut meledak dan digemari di sana.

“Saya keluar negeri itu pada 1993. Itu ke Suriname dan Belanda. Nah sekarang kalau saya datang ke Suriname, pasti (saya) selalu disambut oleh menteri yang ada disana dan ditonton presiden. Wis koyo pejabat lah (sudah kayak pejabat lah),” ujar Didi pada Agustus 2019.

Februari lalu, Didi Kempot mendapatkan Lifetime Achievement dari Billboard Indonesia Music Awards 2020.

Setelah tiga dekade bermusik dan menulis ratusan lagu berbahasa Jawa, dua tahun belakangan karya Didi Kempot semakin digemari oleh anak-anak muda.

Ia pun didapuk oleh berbagai pihak untuk menjadi duta seni hingga duta e-commerce.

Sebelum pembatasan sosial akibat pandemi virus corona, Didi Kempot sempat menggelar konser “Tresno Ambyar” awal tahun ini.

Didi Kempot pun ikut andil dalam konser amal dari rumah untuk membantu orang yang terkena dampak COVID-19 pada 11 April 2020. Maret lalu, dia pun meramaikan konser #dirumahaja untuk menghibur orang-orang yang berdiam diri di rumah selama pandemi sekaligus menggalang donasi.

Saat itu, Didi berhasil mengumpulkan donasi hingga Rp7,6 miliar bersama stasiun televisi swasta Kompas TV. Aksi konser itu bahkan mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo, yang disertai dengan imbauan untuk tidak mudik.

Rilis Lagu “Ojo Mudik”

Karya terakhir Didi Kempot yang sempat dipublikasikan di YouTube adalah lagu “Ojo Mudik” alias Jangan Mudik.

Video klip lagu yang mendorong orang-orang untuk tidak mudik selama pandemi COVID-19 itu diunggah di YouTube pada 28 April 2020. Hingga berita ini ditulis, videonya telah ditonton lebih dari 670.000 kali.

Didi Kempot tampil mengenakan kaos dan blangkon hitam yang senada. Di kaosnya terlihat tulisan “Bersatu Lawan Corona”. Lagu tersebut mengajak orang-orang untuk menjaga jarak dan berdiam diri di rumah.

Di tengah lagu dengan lirik bahasa Jawa dan Indonesia, Didi menyerukan imbauan untuk berdiam diri di rumah demi menekan penyebaran virus corona.

“Buat saudaraku semuanya, lebih baik tidak usah mudik dulu, yang di rumah pastinya semuanya sudah memaklumi. Demi kesehatan kita semuanya, keluarga kita, tetangga kita, masyarakat semuanya,” kata Didi Kempot.

Video klip itu tak cuma menampilkan Didi sedang menyanyi, tapi orang-orang yang memakai masker dan mempraktikkan cara cuci tangan yang benar.

Video klip “Ojo Mudik” juga diramaikan oleh Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.

Kerabat Didi Kempot mengabarkan bahwa sebelum wafat, maestro itu tengah membuat karya duet bersama penyanyi Yuni Shara, kakak kandung Kris Dayanti. Yuni Shara rencananya berduet dengan Didi Kempot usai pandemik COVID-19.

Pupus sudah bayangan Yuni Shara untuk sepanggung dengan penyanyi campursari Didi Kempot usai pandemi virus corona. Dalam unggahan di Instagram @yunishara36 Yuni Shara mengungkapkan rasa bahagianya ketika mendapatkan tawaran untuk bernyanyi bersama Didi Kempot.

“Saya hanya pilih satu lagu “Kapusan Janji” di antara lagu lain yang disodorkan,” tulis Yuni.

Namun rencana itu takkan terwujud karena Didi Kempot menghembuskan napas terakhir pukul 07.30 WIB, Selasa di Solo.

And I Feel so Broken Heart Now????,” tulis Yuni.

Yuni mengenang, interaksinya dengan Didi Kempot terjadi pada 21 April 2020 ketika mendiang mengungkapkan kegembiraan setelah mendengar rekaman suara Yuni menyanyikan lagu ciptaannya.

“Selamat Jalan mas Didi yang baik… Dan Terima kasih sudah mempercayakan lagu “Kapusan Janji” yang saya rekam di tgl 16 April 2020,” kicau Yuni.

Sederet konser pun telah dilakukan oleh Didi Kempot dengan penonton anak muda. Didi Kempot juga berencana menggelar konser Akbar di Stadion Gelora Bung Karno pada 14 November 2020 mendatang. Selamat jalan Sang Maestro Campursari Didi Kempot. (SKO)