Ilustrasi emisi karbon.
Nasional

Sebenarnya Sektor Apa yang Menyumbang Emisi Karbon Terbesar?

  • Harus ada usaha-usaha transformasi energi bersih di sektor lain apalagi yang menyumbang emisi karbon yang besar.

Nasional

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - Polusi udara selalu dikaitkan dengan aktivitas sektor transportasi yang dinilai menyumbang emisi karbon yang besar. Oleh karena itu, sektor transportasi menjadi sering mendapatkan tekanan untuk segera beralih menggunakan energi terbarukan dalam usaha mengurangi emisi karbon.

Namun pertanyaannya, apakah mendorong sektor transportasi saja cukup untuk mengurangi emisi karbon? 

Tentu saja jawabannya tidak. Karena sektor tersebut tidak menjadi satu-satunya sektor yang menyumbang emisi karbon. Namun dengan mengusahakan transformasi energi terbarukan, tentu emisi karbon dapat juga ikut berkurang walau tidak signifikan. Harus ada usaha-usaha transformasi energi bersih di sektor lain apalagi yang menyumbang emisi karbon yang besar.

Lalu sektor apa yang menyumbang emisi karbon terbesar di Indonesia?

Melansir World Emission Clocks, ternyata sektor agrikultur menjadi sektor yang menyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada emisi karbon ekuivalen (CO2eq) 2023 sebesar 1,1 gigaton (GT). 1 GT adalah sama dengan 1 miliar ton. Artinya sektor ini menyumbang 1,1 miliar ton emisi karbon dengan emisi per detiknya diperkirakan sebesar 35,7 ton/detik.

Pada sektor agrikultur, sub sektor yang menyumbang emisi karbon terbesar ada pada sub sektor peralihan penggunaan lahan (land use change) dengan besaran emisi karbon sebesar 898.8 Metrik Ton (MT). Selanjutnya sub sektor dengan penyumbang emisi karbon terbesar kedua adalah aktivitas pertanian dengan menyumbang 192,5 MT. Serta terakhir adalah sub sektor peternakan dengan sumbangan emisi karbon sebesar 34,5 MT. 1 MT sama dengan 1 Ton.  

Sektor terbesar kedua yang menyumbang emisi GRK adalah sektor energi. Sektor ini menyumbang emisi GRK pada CO2eq 2023 sebesar 505 MT dengan emisi per detik diperkirakan sebesar 16 ton/detik. Sub sektor dengan penyumbang terbanyak adalah pembangkit listrik tenaga batu bara dengan emisi karbon sebesar 226,5 MT. Selanjutnya produksi bahan bakar fosil dengan menyumbang 114,1 MT.

Sektor terbesar ketiga dengan sumbangan emisi GRK terbesar adalah sektor Industri. Sektor ini menyumbang emisi GRK pada CO2eq 2023 sebesar 283,9 MT dengan emisi per detik diperkirakan sebesar 9 ton/detik. Sub sektor pada sektor ini dengan sumbangan emisi karbon terbesar adalah limbah dengan sumbangan 137,1 MT. Selanjutnya ada sub sektor industri lainnya yang menyumbang emisi karbon sebesar 84,2 MT, dan sub sektor semen menjadi penyumbang emisi karbon terbesar ketiga dengan besar senilai 24,9 MT.

Urutan keempat sebagai sektor dengan penyumbang emisi GRK terbesar ditempati oleh sektor transportasi. Sektor ini mencatatkan emisi GRK pada CO2eq 2023 sebesar 194,5 MT dengan menyumbang emisi per detik diperkirakan sebesar 9 ton/detik. Sub sektor penyumbang terbesar adalah bus dan truk dengan menyumbang emisi karbon sebesar 88,2 MT, dan selanjutnya adalah sub sektor mobil dengan sumbangan emisi karbon sebesar 84,3 MT.

Setelah melihat data tersebut, kebijakan yang menekan transformasi berkelanjutan pada sektor agrikultur, sektor energi, dan sektor industri akan lebih memberikan dampak yang signifikan daripada hanya memberikan tekanan besar pada sektor transportasi. Karena nyatanya sektor transportasi hanya berada di urutan keempat sebagai penyumbang emisi karbon terbesar di Indonesia.