Seberapa Cepat Alam Semesta Kita Berkembang?
- Sejalan dengan teknologi dan pengetahuan manusia yang masih sangat terbatas untuk membuka tabir alam semesta, muncul ketidaksepakatan diantara para ilmuwan untuk menentukan seberapa cepat alam semesta mengalami perluasan.
Sains
JAKARTA - Dalam dunia astronomi yang luas, salah satu misteri paling mendalam yang terus menarik perhatian para ilmuwan adalah perluasan alam semesta dan seberapa luas alam semesta yang kita tinggali.
Penemuan ini membuka jendela ke dalam pemahaman bahwa alam semesta akan terus berkembang. Fenomena perluasan ini disebut sebagai Konstanta Hubble, sebuah angka yang mengukur seberapa cepat alam semesta kita membesar.
Dilansir dari ensiklopedia britanica, Jumat, 25 Agustus 2023, sejalan dengan teknologi dan pengetahuan manusia yang masih sangat terbatas untuk membuka tabir alam semesta, muncul ketidaksepakatan diantara para ilmuwan untuk menentukan seberapa cepat alam semesta mengalami perluasan. Ketidak sepakatan ini dikenal sebagai "ketegangan Hubble," yang tetap menjadi tanda tanya besar dalam dunia astronomi.
Edwin Hubble dan Penemuan Konstanta Hubble
Nama Konstanta Hubble diambil dari nama seorang ilmuwan yaitu Edwin Hubble. Seorang astronom terkenal yang bersama Milton Humason, pada tahun-tahun awal abad ke-20, mempelajari dinamika langit.
Mereka menemukan fakta bahwa galaksi-galaksi tampak menjauh dari Bumi, dan yang lebih mengejutkan lagi, kecepatan perpindahan galaksi tersebut berkorelasi langsung dengan jaraknya. Persamaan sederhana, kecepatan = Konstanta Hubble × jarak, melahirkan istilah "Konstanta Hubble."
Dalam dunia matematika, persamaan di atas dapat disusun ulang menjadi bentuk konstanta Hubble = kecepatan ± jarak. Nilai Konstanta Hubble dinyatakan dalam satuan kilometer per detik (km/s) per megaparsec (Mpc), di mana satu megaparsec setara dengan sekitar 3,26 juta tahun cahaya.
Evolusi Nilai Konstanta Hubble dan Ketegangan Hubble
Seiring berjalannya waktu, ilmuwan melakukan pengukuran yang semakin akurat terhadap Konstanta Hubble. Pada tahun 1929, Hubble sendiri memperkirakan nilai Konstanta Hubble sekitar 500 km/s/Mpc. Namun, pada tahun 1960-an, pengukuran yang lebih tepat menurunkan angka ini menjadi sekitar 100 km/s/Mpc.
Lalu muncul ketidaksepakatan dalam komunitas astronomi. Dua kubu utama muncul, satu kubu mendukung nilai 100 km/s/Mpc dan kubu lainnya berpegang pada 50 km/s/Mpc. Kedua kubu ini berusaha untuk memahami dan menjelaskan perbedaan drastis dalam hasil pengukuran Konstanta Hubble.
Proyek Teleskop Luar Angkasa Hubble (HST) memiliki peran besar dalam mencari jawaban atas "ketegangan Hubble". Pada tahun 2001, tim astronom menggunakan data HST dan akhirnya menyimpulkan bahwa nilai Konstanta Hubble adalah sekitar 72 km/s/Mpc, namun ketidaksepakatan ini masih belum terselesaikan. Pengukuran terbaru menggunakan latar belakang gelombang mikro kosmik memberikan nilai sekitar 68 km/s/Mpc. Sementara itu, pengamatan melalui HST masih mempertahankan nilai sekitar 72 km/s/Mpc.
- Modernisasi Pertanian, Pemkab Wonogiri Distribusikan 331 Alsintan
- Berbekas Seumur Hidup, 4 Pengalaman yang Bisa Hancurkan Rasa Pede
- Fakta Menarik Helikopter Black Hawk yang Diborong Prabowo
Ketegangan Hubble, ketidakcocokan dalam pengukuran nilai Konstanta Hubble, telah menjadi salah satu tantangan besar dalam astronomi modern. Para ilmuwan terus mengumpulkan data dan melakukan analisis lebih lanjut. Misteri ini tetap menarik dan memicu kerja sama ilmiah yang kuat di seluruh dunia.
Alam semesta, dengan segala keindahannya dan kompleksitasnya, masih menyimpan banyak misteri yang menunggu untuk dipecahkan. Mungkin suatu hari nanti, jawaban atas ketegangan Hubble akan membawa kita lebih dekat pada pemahaman yang lebih dalam tentang asal-usul dan evolusi alam semesta yang tak terbatas ini