ASTEROID.jpg
Sains

Sebuah Asteroid Menabrak Bumi Beberapa Jam Setelah Terdeteksi

  • Jeda waktu yang singkat antara deteksi dan dampak berarti sistem pemantauan dampak tidak menerima data pelacakan tentang asteroid yang datang hingga setelah menghantam Bum

Sains

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Sebuah asteroid menghantam atmosfer Bumi hanya beberapa jam setelah terdeteksi. Asteroid itu berhasil menghindari sistem pemantauan benturan saat mendekati planet kita.

Beruntung objek itu hanya berdiameter 1 meter dan tidak menimbulkan ancaman berarti bagi apa pun di permukaan Bumi.

Peristiwa itu terjadi pada 22 Oktober 2024. Namun baru diungkap dalam bulletin badan antariksa Eropa (ESA) 13 November 2024. 

Asteroid  yang diberi nama 2024 UQ tersebut pertama kali ditemukan oleh survei Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Hawaii. Ini adalah jaringan empat teleskop yang memindai langit untuk mencari objek bergerak yang mungkin merupakan batuan luar angkasa yang akan bertabrakan dengan Bumi. 

Dua jam setelah ditemukan  asteroid itu terbakar di atas Samudra Pasifik dekat California dan kemudian menghantam bumi.

Jeda waktu yang singkat antara deteksi dan dampak berarti sistem pemantauan dampak tidak menerima data pelacakan tentang asteroid yang datang hingga setelah menghantam Bumi. Sistem pemantauan ini dioperasikan oleh Pusat Koordinasi Objek Dekat Bumi milik Badan Antariksa Eropa.

"Survei ATLAS memperoleh gambar yang mencakup deteksi objek kecil dalam jalur tabrakan dengan probabilitas tinggi. Namun, karena lokasi objek di dekat tepi dua bidang yang berdekatan, kandidat tersebut dikenali sebagai objek yang bergerak hanya beberapa jam kemudian," tulis ESA dalam buletin tersebut.

Pusat Koordinasi objek rendah bumi ESA (NEOCC) mengatakan kilatan cahaya terdeteksi oleh satelit cuaca GOES milik Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional dan Catalina Sky Survey. Proyek NASA yang menggunakan serangkaian teleskop untuk mencari asteroid dan komet di lingkungan angkasa kita. Kilatan cahaya ini cukup untuk mengonfirmasi dampak asteroid 2024 UQ serta lintasannya.

Menurut ESA, asteroid tersebut merupakan asteroid ketiga yang terdeteksi akan menabrak Bumi tahun ini. Adapun dua asteroid lain yang terdeteksi beberapa jam setelah menghantam Bumi pada tahun 2024, yang pertama dikenal sebagai 2024 BX1. Asteroid ini berukuran sekitar  1 meter dan terbakar tanpa menimbulkan bahaya di atas Berlin, Jerman pada bulan Januari. Asteroid lainnya, 2024 RW1, meledak di atas Filipina pada 4 September.

Upaya pertahanan planet yang bertujuan untuk membuat katalog berbagai batuan antariksa di sekitar kita telah menjadi prioritas utama bagi badan antariksa di seluruh dunia. Selain survei ATLAS, Catalina Sky Survey, NEOCC milik ESA, dan proyek-proyek lain. NASA juga tengah mengembangkan teleskop inframerah baru yang dikenal sebagai NEO Surveyor untuk memburu objek-objek dekat Bumi yang berpotensi mengancam.

Namun, ini bukan hanya tentang deteksi dan pelacakan. Badan antariksa tengah menguji metode untuk mengalihkan asteroid yang datang jika diperlukan. Pada tahun 2022, misi DART NASA menabrakkan sebuah penumbuk ke sistem asteroid ganda dalam upaya mengubah lintasannya. Upaya itu berhasil. China juga tengah mengembangkan misinya sendiri untuk mengalihkan asteroid pada tahun 2030.