tornado 1.jpg
Dunia

Sebuah Pesawat Tempur Tornado Istimewa Jadi Jet Pribadi

  •  JAKARTA- Jared Isaacman mantan CEO Angkatan Udara Swasta Draken International telah menambahkan satu lagi pesawat tempur era Perang Dingin ke dalam koleks

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Jared Isaacman mantan CEO Angkatan Udara Swasta Draken International telah menambahkan satu lagi pesawat tempur era Perang Dingin ke dalam koleksinya. Tidak main-main pesawat pencegat Panavia Tornado F2  kini akan menjadi pesawat pribadinya

Miliarder teknologi dan astronot ini sebelumnya telah menjadi operator jet pribadi MiG-29 Fulcrum yang dulunya milik Paul Allen. F-2 yang dia beli saat ini tidak satu pun terbang di mana pun di dunia.

Di akun X-nya Selasa 2 Juli 2024 Isaacman mengunggah foto-foto yang memperlihatkan kedatangan jet langka tersebut di Amerika Serikat. Gambar  pertama memperlihatkan pesawat  masih terbungkus lapisan plastik pelindung. Selanjutnya, pesawat tersebut terlihat di hanggar dengan roda pendaratannya. Tetapi sayap dan ekornya belum dipasang kembali. 

“Proyek penerbangan berikutnya telah tiba di hanggar,” tulis Isaacman. “Tornado F2. Dia bisa terbang rendah dan sangat cepat dengan sayap sapuan variabel. Saya membayangkan itu akan memakan waktu satu tahun, tetapi dia akan terbang lagi,” tulis Isaacman.

Asal usul pasti Tornado ini tidak jelas. Tetapi Isaacman menggambarkannya sebagai pesawat yang memiliki sejarah yang luar biasa sebagai platform pengujian. Ini menjadikan jam terbangnya pesawat sangat rendah.

Kandidat yang jelas adalah serial ZD902. Platform uji Tornado F2A yang terakhir dioperasikan oleh QinetiQ. Perusahaan teknologi pertahanan berbasis di Inggris yang bekerja sama erat dengan Kementerian Pertahanan Inggris. Terutama pada proyek eksperimental dan teknologi baru.

Dikutip dari sejumlah sumber, pesawat unik ini dikenal sebagai Tornado Integrated Avionics Research Aircraft (TIARA).  Ini menjadi pencegat Tornado terakhir yang masih terbang. Pesawat berhenti beroperasi pada akhir tahun 2011. Pesawat ini digunakan untuk menguji berbagai teknologi tempur udara canggih. Termasuk sensor pencarian dan pelacakan inframerah, tampilan yang dipasang di helm, fusi sensor, serta kendali pesawat nirawak.

Jet Uji Coba

Menurut War Zone, pesawat seri ZD902 pertama kali ditawarkan untuk dijual pada tahun 2016. Saat itu dilaporkan jet khusus ini terbang sebagai tempat uji coba untuk berbagai subsistem dan peningkatan Tornado. Jam  terbangnya sangat rendah dan telah dirawat sepanjang hidupnya. Jet itu bahkan tidak pernah mencapai 1.000 jam terbang. Kira-kira ini sebanding dengan mobil bekas dengan jarak tempuh 16.000 km.

Tornado F2 adalah iterasi pertama versi pencegat Tornado yang paling dikenal dalam bentuk serangan dan pengintaian. Pesawat masih dioperasikan oleh Jerman, Italia, dan Arab Saudi.

Tornado Varian Pertahanan Udara (ADV) dikembangkan khusus untuk Angkatan Udara  Inggris. Terutama sebagai pesawat pengebom jarak jauh. Pesawat dibangun untuk melindungi Kepulauan Inggris dari pesawat pengebom Soviet dan rudal jelajah mereka. Dibandingkan dengan jet serang atau pengintai, ADV memiliki badan pesawat yang lebih panjang 35 senti dan mesin RB.199 yang lebih baik.

Hanya 18 unit Tornado F2 yang yang pernah dibuat. Dan ini merupakan versi produksi awal ADV untuk Angkatan Udara Inggris. Pesawat pertama mulai dikirim pada tahun 1984.

Jared Isaacman/Forbes

Tornado F3 produksi penuh adalah pencegat definitive. Pesawat menggunakan  radar Foxhunter yang awalnya digunakan bersama dengan empat rudal udara ke udara jarak menengah Skyflash, dan empat rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder. Pesawat ini juga dipersenjatai dengan meriam 27mm dengan 180 butir peluru dan tangki bahan bakar eksternal yang dibawa pada tiang sayap.

Versi ekspor Tornado F3 bertugas di Italia  dan Arab Saudi. Tetapi pesawat Inggris dan Saudi dihentikan pada tahun 2011. Kedua kedua armada tersebut digantikan oleh Eurofighter Typhoon. Secara keseluruhan, ada 218 unit Tornado yang dibuat.

Tornado ADV bagaimanapun merupakan peralatan yang sangat ampuh untuk dioperasikan oleh swasta. Fakta bahwa sepupunya Tornado IDS masih berada di layanan garis depan saat ini menunjukkan kemampuan keseluruhannya.

F2A merupakan pesawat tempur sayap ayun yang dapat mencapai kecepatan 2,2 Mach. Kemampuan manuver tidak pernah menjadi keunggulan Tornado. Jet tempur menekankan pada kemampuan jarak jauh dan kinerja lari supersonik yang cukup efisien berkat desain sayap ayunnya.

Pesawat ini akan menjadi pendamping yang sangat menarik bagi pesawat latih tempur MiG-29UB buatan Soviet dengan dua tempat duduk milik Isaacman. Jet tempur, yang diperoleh dari mendiang Paul Allen dan diterbangkan secara rutin sejak saat itu.

Meskipun secara umum memiliki usia yang sama, Tornado ADV dapat dikatakan sebagai pesawat tempur di luar jangkauan visual yang lebih kuat. Setidaknya pada tahun-tahun terakhir masa tugasnya. Ketika F3 yang disempurnakan dianggap sebagai salah satu pencegat paling tangguh di dunia. 

Jelas membeli Tornado yang berpotensi layak terbang dalam bentuk apa pun merupakan kesempatan sekali seumur hidup. Kondisinya yang sangat baik tercermin dalam rencana untuk membuatnya kembali mengudara dalam kurun waktu sekitar satu tahun.

Tetap saja mendapatkan suku cadang dan dukungan untuk pesawat akan menjadi tantangan. Dan  hanya mengisinya dengan bahan bakar internal saja akan menghabiskan  uang  sekitar US$11.500 atau sekitar Rp188 juta (kurs Rp16.400).  Tetapi  orang kaya mah, bebaaasss.