Sebuah Pohon di Kamerun Dinamai Seperti Aktor Leonardo DiCaprio
- Sebuah pohon di hutan hujan di Kamerun diberi nama resmi yang terinspirasi dari aktor Leonardo DiCaprio.
Dunia
LITTORAL REGION - Sebuah pohon di hutan hujan di Kamerun diberi nama resmi Uvariopsis dicaprio, terinspirasi dari aktor Leonardo DiCaprio.
Pohon cemara tropis kecil ini memiliki bunga kuning mengkilap yang tumbuh dari batangnya. Pohon ini termasuk dalam keluarga kenanga, dan hanya ditemukan di beberapa area Hutan Ebo dan sudah terancam punah.
Hutan Ebo adalah salah satu hutan hujan terbesar di Afrika Tengah yang relatif tidak tersentuh. Hutan ini adalah rumah bagi Suku Banen dan berbagai flora fauna unik seperti gorila, simpanse, dan gajah hutan yang terancam punah.
- Vaksinasi COVID-19 Tembus 284 Juta Dosis, Indonesia Terbanyak Ke-4 di Dunia
- Jadi Unicorn F&B Pertama di ASEAN, Kopi Kenangan Mejeng di Billboard Nasdaq
- Pandemi COVID-19 Masih Berlanjut, Simak Cara Mengatur Uang dalam Kondisi Darurat yang Perlu Anda Lakukan
Para ilmuwan di Royal Botanic Gardens, Kew, mengatakan mereka ingin menghormati bintang tersebut atas bantuannya dalam menyelamatkan hutan hujan dari penebangan.
“Menurut kami, ia sangat penting dalam membantu menghentikan penebangan di Hutan Ebo,” ujar Dr. Martin Cheek seperti dikutip oleh TrenAsia.com dari BBC pada 7 Januari 2022.
Para ilmuwan dan konservasionis sempat cemas mendengar wacana Hutan Ebo yang akan dibuka untuk penebangan beberapa tahun lalu.
DiCaprio yang juga dikenal sebagai pecinta lingkungan ikut mengangkat masalah ini. Ia mengunggah seruan di media sosial dan menyediakan tautan petisi untuk ditandatangani oleh para pengikutnya.
Para ahli Internasional pun ikut menulis surat terperinci berisi spesies hewan dan tumbuhan yang terancam punah di hutan itu pada pemerintah Kamerun.
Hasilnya, pemerintah setempat membatalkan rencana perizinan untuk penebangan. Meski begitu, Hutan Ebo belum secara resmi ditetapkan sebagai taman nasional hingga kini.
Pohon “Dicaprio” adalah pohon pertama yang diberi nama resmi oleh para ilmuwan Kew pada tahun 2022 melalui publikasi di jurnal ilmiah, PeerJ.
Tahun lalu, para ilmuan Kew dan kolaborator secara resmi menamai lebih dari 200 tanaman dan jamur dari seluruh dunia.