Sebulan Melantai di Bursa, Saham PGEO Masih dalam Tren Bearish
- Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) masih berada dalam tren bearish disusul sejumlah sentimen negatif yang mengiringi pergerakan saham anak usaha Pertamina tersebut.
Pasar Modal
JAKARTA – Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) masih berada dalam tren bearish disusul sejumlah sentimen negatif yang mengiringi pergerakan saham anak usaha Pertamina tersebut.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama menyatakan bahwa penurunan saham PGEO terjadi akibat aksi jual bersih asing (net sell) sebesar Rp81,91 miliar sejak perseroan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 24 Februari 2023.
Selain itu, papar dia, tingginya risiko bisnis perseroan dinilai menjadi permasalahan fundamental yang ditilik pelaku besar. “Salah satu yang dipertimbangkan investor untuk membeli kan juga sisi fundamentalnya,” jelasnya kepada wartawan, Kamis, 23 Maret 2023.
Belum lagi adanya kondisi kebangkrutan yang dihadapi Credit Suisse, yang merupakan salah satu penjamin efek (underwriter) PGEO. “Kita tahu ya kebangkrutan Credit Suisse ini memengaruhi market global. Apalagi kalau ada hubungan seperti ini, pasti akan terdampak langsung.”
- Waspada Mental Anak Lemah, Kenali Ciri dan Penyebabnya
- Latih Anak Punya Mental Kuat Sejak Dini, Begini Caranya
- Saksi Sebut Mu'min Ali Ingkar Janji, Hanya Bayar Suap Rp5 Miliar dari Janji Rp25 Miliar
Melihat kondisi tersebut, kata Nafan, tampaknya para investor masih bersikap wait and see terhadap pergerakan saham PGEO dan menunggu laporan kinerja keuangan tahun 2022. “Dengan sentimen itu, pantas saja kalau saham PGEO terus mengalami penurunan harga atau tren bearish.”
Melansir data BEI, saham PGEO ditutup koreksi sebesar 0,62% menuju zona merah pada level harga Rp800 per lembar di akhir sesi perdagangan Senin, 20 Maret 2023. Koreksi ini menjadikan PGEO semakin jauh meninggalkan harga IPO. Saham PGEO telah jatuh 8,57% sejak melantai di bursa selama sebulan.
Sebagai informasi tambahan, perseroan bergerak pada bidang geothermal yang merupakan bagian dari sektor energi baru terbarukan. Sebagai perusahaan penghasil energi panas bumi, PGEO memiliki berbagai persoalan.
Di antaranya distribusi energi yang jauh dari dari pusat demand baik industri ataupun rumah tangga, tarif listrik yang mahal, hingga risiko kegagalan eksplorasi yang tinggi. Hal ini diyakini menjadi alasan para investor pasar modal tidak tertarik dengan saham PGEO.