Second Home Visa untuk WNA Mulai Berlaku, Permintaan dan Harga Rumah di Bali Naik Signifikan
- Kota di Bali seperti Denpasar mengalami kenaikan dan permintaan harga rumah yang signifikan pada awal 2023
Industri
JAKARTA - Harga rumah di Indonesia pada Januari 2023 mengalami kenaikan sebesar 2,9% secara tahunan (year-on-year) dari Januari 2022. Dua wilayah di Bali menjadi yang paling diminati dalam pencarian hunian. Hal tersebut terungkap dalam Flash Report Rumah123.com yang dirilis Februari 2023.
Dari 13 kota, Denpasar mengalami kenaikan harga rumah bulanan paling besar yakni 5,4%. VP of Finance Strategy & IR Role 99 Group Timothy Eugene Alamsyah mengungkapkan kenaikan harga rumah secara umum merupakan respons positif dari peningkatan popularitas pencarian rumah di Pulau Bali dalam setahun terakhir.
“Sejak Januari 2022 hingga Januari 2023, kami mencatat peningkatan popularitas pencarian di Badung dan Denpasar, Bali sebesar 0,9% dan 1,5%,” kata dia.
Kedua wilayah di Bali ini juga semakin diminati konsumen rumah sejak akhir 2022. Tren positif tersebut terjadi seiring posisi Bali sebagai wilayah destinasi wisata nasional dan global terkemuka, didukung juga oleh pembangunan infrastruktur yang terus berkembang.
- Sering Diabaikan, Bukan Fokus Mengejar Kebahagiaan Tapi Ini yang Bisa Bikin Kita Bahagia
- Apa Itu Efek Mandela?
- 5 Kalimat yang Tidak Boleh diucapkan di Tempat Kerja, Gantilah dengan Ini
Selain itu, adanya kebijakan visa rumah kedua (second home visa) yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Republik Indonesia melalui Surat Edaran Nomor IMI-0740.GR.01.01 Tahun 2022 Tentang Pemberian Visa dan Izin Tinggal Terbatas Rumah Kedua.
Kebijakan non-fiskal yang dikeluarkan pemerintah ini berpotensi meningkatkan minat Warga Negara Asing (WNA) untuk tinggal, beraktivitas, dan berinvestasi di Pulau Bali.
Untuk diketahui, second home visa atau visa rumah kedua diberikan kepada WNA untuk tinggal di wilayah Indonesia dalam jangka waktu 5 hingga 10 tahun.
Insentif non fiskal ini diharapkan menjadi stimulus untuk industri properti dan perekonomian Tanah Air.
Kenaikan Harga Rumah di Indonesia
Sementara itu, sejak Januari 2022 hingga Januari 2023, semua kota di Jabodetabek mencatatkan pertumbuhan harga secara tahunan, seperti Bogor (7,1%), Tangerang (4,5%), Depok (3,8%), Jakarta (2,9%), dan (Bekasi 2,6%).
Kenaikan harga tahunan juga terjadi di hampir semua kota besar lain di Pulau Jawa, seperti Semarang (6,2%), Yogyakarta (2,7%), Surabaya (2%), dan Bandung (0,9%),
Beberapa kota besar di luar Pulau Jawa, juga mengalami hal yang sama. Kenaikan harga rumah tapak secara tahunan terjadi di Medan (4,3%), Denpasar (4,3%) dan Makassar (3%).
Dari sisi volume suplai rumah, Rumah123.com mencatat kenaikan suplai sebesar 2,9% pada Januari 2023 dibandingkan dengan Desember 2022. Sedangkan secara tahunan, volume suplai rumah mengalami pertumbuhan hingga 30,2% sejak Januari 2022.
Adapun lokasi terpopuler terkait permintaan rumah tapak pada bulan ini adalah Tangerang, yaitu sebesar 12,6% dari total permintaan rumah tapak di Indonesia pada bulan ini. Lokasi terpopuler berikutnya adalah Jakarta Selatan dengan pangsa pasar sebesar 10,3%, diikuti Jakarta Barat sebesar 10,1%.
Tren pencarian dan pertumbuhan harga hunian di Jabodetabek yang masih mengalami tren positif menunjukkan minat permintaan hunian di kawasan daerah terintegrasi dengan Jakarta serta ditunjang aksesibilitas fasilitas dan infrastruktur publik yang memadai terus tumbuh.
Timothy mengungkapkan penguatan tren dari sisi harga, minat pencarian, dan suplai rumah ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kondisi pasar yang cenderung membaik.
"Perhatian masyarakat yang semakin menyadari pentingnya memiliki rumah dengan memprioritaskan aspek kenyamanan rumah dan lingkungan sekitarnya serta dukungan kebijakan atau regulasi pemerintah terus mendorong optimisme sektor properti Indonesia tahun ini,” kata Timothy.