
Sederet Faktor yang Loloskan iPhone 16 di Indonesia
- Melalui serangkaian kesepakatan dan komitmen investasi, Apple akhirnya dianggap memenuhi persyaratan dan membuka jalan bagi peluncuran iPhone 16.
Nasional
JAKARTA - Setelah negosiasi panjang antara Apple, Inc. dan pemerintah Indonesia sejak Oktober 2024, iPhone 16 akhirnya diizinkan untuk dirilis secara resmi di Indonesia.
Larangan perilisan sebelumnya disebabkan oleh ketidakpatuhan Apple terhadap aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 35%. Namun, melalui serangkaian kesepakatan dan komitmen investasi, Apple akhirnya dianggap memenuhi persyaratan dan membuka jalan bagi peluncuran iPhone 16.
Berikut adalah sederet alasan mengapa iPhone 16 akhirnya diizinkan rilis di Indonesia:
1. Kesepakatan Investasi Senilai US$160 Juta
Apple menyetujui investasi sebesar US$160 juta (Rp 2,62 triliun) sebagai bagian dari siklus investasi baru di Indonesia. Komitmen ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pemerintah memberikan izin penjualan iPhone 16.
"Kami memutuskan untuk melihat ini sebagai siklus yang baru, dalam siklus baru ini, kami sudah sepakat bahwa investasi inovasi Apple yang mengikuti skema investasi ketiga akan senilai USD160 juta," jelas Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, dikutip Kamis, 27 Februari 2025.
2. Pemenuhan TKDN Melalui Skema Inovasi
Meskipun Apple tidak memproduksi iPhone di Indonesia, perusahaan ini menggunakan skema inovasi untuk memenuhi persyaratan TKDN 35%. Skema tersebut mencakup investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D) serta pembangunan fasilitas produksi komponen tertentu di dalam negeri.
3. Pelunasan Utang Investasi Periode 2020-2023
Apple telah melunasi utang investasi sebesar US$10 juta (Rp162 miliar) untuk periode 2020-2023. Langkah dilakukan setelah Apple mendapat tekanan dari Kementrian Perindustrian.
4. Pembangunan Pabrik AirTag di Batam
Apple akan membangun pabrik AirTag senilai US$150 juta di Batam, yang akan menyuplai 65% kebutuhan global. Pembangunan pabrik ini tidak hanya meningkatkan nilai investasi tetapi juga menciptakan lapangan kerja lokal.
5. Investasi Fasilitas Produksi di Bandung
Apple juga berencana membangun fasilitas produksi kain mesh untuk AirPods Max di Bandung senilai US$10 juta. Fasilitas ini akan mendukung pemenuhan TKDN dan memperkuat rantai pasokan global Apple.
6. Pembangunan Pusat R&D Pertama di Asia
Apple akan mendirikan pusat penelitian dan pengembangan (R&D) pertama mereka di Asia, berlokasi di Indonesia. Pusat R&D akan fokus pada pengembangan teknologi terkini dan melibatkan tenaga kerja lokal.
7. Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi
Apple berencana melakukan kerja sama dengan 15 universitas terkemuka di Indonesia, termasuk ITB, UI, dan UGM, dalam proyek Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDeC). Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas riset dan pengembangan di bidang teknologi.
8. Fasilitas Pelatihan SDM
Apple berkomitmen untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui fasilitas pelatihan seperti Apple Academy di Bali, ASITI, dan APDA. Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal di bidang teknologi.
9. Kehadiran Mitra Global Value Chain (GVC)
Sebagai bagian dari kesepakatan, Apple diwajibkan menghadirkan mitra Global Value Chain (GVC) seperti ICT Luxshare di Indonesia. Hal ini akan memperkuat industri teknologi dalam negeri dan menciptakan ekosistem yang lebih kompetitif.
Setelah Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani, proses sertifikasi TKDN untuk iPhone 16 akan segera diterbitkan. Aspek tersebut menjadi langkah akhir untuk memastikan iPhone 16 dapat dijual secara resmi di Indonesia.