
Sederet Sektor Ini Jadi Biang Kerok Perlambatan Kredit
JAKARTA – Pandemi telah memukul perkonomian Indonesia. Di sektor keuangan, misalnya, perlambatan terjadi pada kredit perbankan. Hal ini terlihat dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI) periode Oktober 2020 di mana kredit perbankan tercatat -0,5% year-over-year (yoy) menjadi Rp5.480,3 triliun. Salah satu pemicu adalah penyaluran kredit di sektor-sektor utama yang cenderung menurun. Lebih rinci, nilai kredit ke […]
Industri
JAKARTA – Pandemi telah memukul perkonomian Indonesia. Di sektor keuangan, misalnya, perlambatan terjadi pada kredit perbankan. Hal ini terlihat dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI) periode Oktober 2020 di mana kredit perbankan tercatat -0,5% year-over-year (yoy) menjadi Rp5.480,3 triliun.
Salah satu pemicu adalah penyaluran kredit di sektor-sektor utama yang cenderung menurun. Lebih rinci, nilai kredit ke sektor industri pengolahan sebesar 22,9% dari total kredit lapangan usaha. Kemudian sektor pertanian, perburuan dan kehutanan hanya 9,7%.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Sementara di sisi kredit konsumsi, pertumbuhan kredit kendaraan bermotor (KKB) pada Oktober 2020 juga terkontraksi sebesar -3,8% month-to-month (mtm). Jika dilihat secara year-to-date (ytd) sekalipun, KKB masih terkontraksi, bahkan hingga -21,2% ytd. Meskipun demikian, kredit pemilikan rumah (KPR) masih tercatat tumbuh sebesar 0,8% mtm.
Optimistis Kredit Tumbuh pada 2021
Adapun untuk tahun depan alias 2021, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih optimistis memandang pertumbuhan kredit. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memproyeksi, penyaluran kredit perbankan akan tumbuh kisaran 6-7%.
“Kredit akan tumbuh karena perbankan berupaya fokus mengkompensasi penurunan kinerja yang terjadi pada 2020,” kata dia di Jakarta, minggu lalu. Kemudian dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), OJK memprediksi pertumbuhan ada di level 10-12%.
Dalam perkembangannya, Wimboh menyebut sistem keuangan masih stabil dan terjaga. Tercatat rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 3,15% dengan kredit macet (NPL net) sebesar 1,03%.
Selain itu, restrukturisasi kredit perbankan mencapai Rp934,8 triliun atau sekitar 18% dari total penyaluran kredit perbankan. Dari jumlah itu, lanjut dia, debitur UMKM yang mendapatkan restrukturisasi mencapai 5,8 juta usaha dengan nominal mencapai Rp371,1 triliun. Sedangkan dari perusahaan pembiayaan mencapai Rp182,3 triliun dengan debitur mencapai 4,9 juta.