Pulau Subur IPO
Pasar Modal

Segera IPO Oktober, Intip Kinerja dan Profil Pulau Subur (PTPS) Emiten Kelapa Sawit

  • PT Pulau Subur Tbk sebuah perusahaan yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengembangan kelapa sawit baru saja merampungkan masa book building di dalam rangkaian initial public offering (IPO).

Pasar Modal

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Pulau Subur Tbk sebuah perusahaan yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengembangan kelapa sawit baru saja merampungkan masa book building di dalam rangkaian initial public offering (IPO). 

Nantinya, Pulau Subur yang bakal menggunakan kode emiten PTPS itu, dijadwalkan melakukan pencatatan saham perdana alias listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 09 Oktober 2023. 

Sejak pertama kali berdiri 1980, Pulau Subur memiliki lahan perkebunan kelapa sawit pada dua lokasi, yakni Desa Gelebak Dalam, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin dan Desa Sukadarma, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Palembang, Sumatera Selatan.

Namun pada 1981, Pulau Subur sebetulnya memulai usahanya di bidang perkebunan karet dan jagung serta peternakan dan perikanan. Sering semakin meningkatnya tren permintaan terhadap Crude Palm Oil (CPO), pada 2003, Perseroan memulai penanaman bibit kelapa sawit di lahan seluas 12,5 Ha.

Setelah tren peminatan terhadap CPO meningkat pesat, perseroan memutuskan untuk fokus pada pengembangan kelapa sawit hingga saat ini dengan total luas izin lokasi sebesar 1.180,39 Ha, total luas lahan 1.205,52 Ha terdiri dari lahan berstatus HGU 882,58 Ha dan APH 322,94 Ha.

Kinerja Perseroan 

Tercatat hingga 31 Maret 2023, Pulau Subur mampu mencatat laba komprehensif tahun berjalan Rp5,98 miliar. Angka itu naik 9,6% dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp5,40 miliar. 

Sementara itu, penjualan Pulau Subur pada semester I-2023, juga tumbuh 12,36% menjadi Rp13,8 miliar dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp12,32 miliar. Di samping itu aset perseroan juga meningkat dari Desember 2022 sebesar Rp73,06 miliar hingga Maret 2023 menjadi Rp76,02 miliar. 

Tak hanya itu, lialibiltas Pulau Subur juga meningkat dari Desember 2022 sebesar Rp19,04 miliar hingga Maret 2023 menjadi Rp22,01 miliar. Sedangkan ekuitas tercatat Rp 54 miliar hingga 31 Maret 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp54,01 miliar.

Hajatan di BEI

Hajatan di BEI, Pulau Subur bakal melepas maksimal 450 juta saham dengan nominal Rp 20 per saham dalam atau setara 20,76 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.

Dalam hal ini, Pulau Subur akan menawarkan harga perdana di kisaran Rp 198-Rp 206 per saham. Artinya, perseroan maksimal mendapat dana segar dari IPO sebesar Rp92,70 miliar. 

Tak hanya itu, Pulau Subur juga akan menerbitkan waran seri maksimal 225 juta saham atau setara 13,10 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Ini diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham tanggal penjatahan.

Setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I. Setiap satu waran seri I memberikan hak kepada kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan. Perseroan menawarkan waran Rp 218-Rp 226 yang dapat dilakukan setelah enam bulan sejak efek dimaksud diterbitkan yang berlaku mulai 9 April 2024-9 Oktober 2024.

Rencana Dana IPO

Pulau Subur akan memakai dana IPO untuk belanja modal sebanyak 50 persen untuk membangun pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) berkapasitas 10 ton per jam. Diketahui lokasi pembangunan pabrik PKS tersebut berada di dalam kawasan HGU milik perseroan di Sumatera Selatan.

Sementara sisanya sebanyak 50 persen digunakan untuk modal kerja seperti untuk pembelian tandan buah segar (TBS), pemeliharaan jalan, pembelian tractor dan peralatan produksi. “Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I jika dilaksanakan oleh pemegang waran akan dipakai untuk modal kerja,” tulis perseroan.

Jadwal IPO

Masa penawaran awal pada 20-22 September 2023

Perkiraan tanggal efektif pada 29 September 2023

Perkiraan masa penawaran umum perdana saham pada 3-5 Oktober 2023

Perkiraan tanggal penjatahan pada 5 Oktober 2023

Perkiraan tanggal distribusi pada 6 Oktober 2023

Perkiraan tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2023

Masa perdagangan waran seri I-pasar regular dan pasar negosiasi pada 9 Oktober 2023-4 Oktober 2024

Masa perdagangan waran seri-Pasar tunai pada 9 Oktober 2023-8 Oktober 2024

Periode pelaksanaan waran seri I pada 9 April 2024-9 Oktober 2024

Akhir masa berlakunya waran seri I pada 9 Oktober 2024