Hutama Karya
Korporasi

Segera Merger, Neraca Keuangan HK dan WSKT Bagaikan Bumi Langit

  • Kementerian BUMN menargetkan merger WSKT dan PT Hutama Karya (Persero), paling lambat pada kuartal III-2024. Namun, neraca keuangan kedua perusahaan plat merah ini bagaikan bumi dan langit.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Kementerian BUMN menargetkan merger dua perusahaan konstruksi, yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Hutama Karya (Persero), paling lambat pada kuartal III-2024. Namun, neraca keuangan kedua perusahaan plat merah ini bagaikan bumi dan langit.

Berdasarkan laporan keuangan semester I-2024 yang dipublikasikan perseroan, emiten dengan kode saham WSKT mencatatkan rugi bersih sebesar Rp2,15 triliun pada semester I-2024. Angka ini meningkat 4,18% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari rugi sebesar Rp2,07 triliun pada semester I-2023.

Sementara itu, pada semester I-2024, Hutama Karya (HK) berhasil mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp388,41 miliar, naik signifikan dibandingkan capaian semester I-2023 yang sebesar Rp23,36 miliar.

Tidak hanya dari sisi laba bersih, HK juga lebih unggul dalam hal pendapatan pada paruh pertama tahun ini. Pada semester I-2024, HK berhasil meraup pendapatan usaha sebesar Rp12,44 triliun, sedikit turun dari Rp12,48 triliun tahun sebelumnya. Selain itu, HK juga mampu menekan beban pendapatan menjadi Rp10,61 triliun, turun 3,07% YoY.

Sementara itu, WSKT hanya mampu meraup pendapatan usaha sebesar Rp4,47 triliun, menurun drastis dari Rp5,27 triliun tahun sebelumnya. Seiring turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan perseroan tercatat turun 19,42% YoY menjadi Rp7,04 triliun, terutama karena mayoritas beban pokok yang berasal dari jasa konstruksi mengalami penurunan.

Neraca Keuangan

HK juga menunjukkan kondisi neraca keuangan yang moncer dibandingkan WSKT. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah aset HK selama lima tahun terakhir, yaitu dari Rp93,51 triliun pada tahun buku 2019 menjadi Rp169,73 triliun pada akhir tahun lalu.

Dari sisi liabilitas, HK juga menunjukkan tren penurunan selama lima tahun terakhir, dari Rp70,442 triliun pada tahun buku 2019 menjadi Rp53,11 triliun pada akhir tahun lalu. Alhasil, ekuitas perusahaan yang lima tahun lalu hanya sebesar Rp23,08 triliun melonjak menjadi Rp116,62 triliun pada tahun buku 2023.

Sebaliknya, jumlah aset Waskita Karya dalam lima tahun terakhir justru mengalami penurunan signifikan, dari Rp122,58 triliun pada tahun buku 2019 menjadi hanya Rp95,59 triliun pada akhir tahun lalu.

Di sisi liabilitas, WSKT hanya mencatat penurunan kecil dalam lima tahun terakhir, dari Rp93,47 triliun pada tahun buku 2019 menjadi Rp83,99 triliun pada akhir tahun lalu. Akibatnya, ekuitas perseroan kempes, dari Rp29,11 triliun di lima tahun lalu menjadi Rp11,60 triliun.

Sementara itu posisi neraca keuangan WSKT pada paruh pertama tahun hampir tidak ada perubahan signfikan, di mana total liabilitas dan aset perseroan masing-masing di level sebesar Rp82,01 dan Rp91,10 triliun. 

Sebaliknya, HK berhasil meningkatkan jumlah asetnya pada paruh pertama tahun ini ke level Rp188,77 triliun, atau melambung 28,79% secara tahunan, sementara liabilitasnya tetap stabil di level kisaran Rp53 triliun.

Alasan Merger

Informasi terakhir dari Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, proses merger antara WSKT dan HK akan resmi selesai pada September 2024. Setelah itu, HK akan berfungsi sebagai holding atau induk perusahaan Waskita Karya. 

Pria yang kerap disapa Arya bilang, nantinya, laporan keuangan WSKT akan otomatis dikonsolidasikan ke HK.  Namun, Arya mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada perubahan nama Waskita Karya meskipun menjadi anak usaha Hutama Karya. 

Arya juga menambahkan bahwa setelah merger, Waskita Karya dan Hutama Karya akan memiliki spesialisasi masing-masing dalam sektor yang sama untuk menghindari konflik dalam proses tender.

“Paling sederhana, maka mereka nggak akan adu-adu tender lagi. Nanti spesialisasi, kan HK sama Waskita ini satu spesialisasi, jalan tol, apalah. Nanti yang lain juga punya spesialisasi sendiri,” kata Arya, pada Selasa. 7 Mei 2024. 

Selain merger antara WSKT dan HK, Kementerian BUMN juga merencanakan merger BUMN Karya lainnya dalam tiga tahun ke depan, yaitu merger antara PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).