Segmen Konstruksi Dongkrak Laba Jasa Marga (JSMR) ke Level Double Digit
- Satu arah dengan kenaikan laba bersih pada paruh pertama tahun berjalan, pendapatan emiten berkodekan JSMR, ini juga melambung ke level Rp13,07 triliun
Bursa Saham
JAKARTA – Kinerja PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) semakin cemerlang pada semester I-2024 dengan perolehan laba bersih double digit. Pertumbuhan ini didorong oleh pencapaian yang membanggakan di sektor bisnis jalan tol dan jasa konstruksi.
Berdasarkan laporan keuangan interim yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, pada Rabu, 31 Juli 2024, perusahaan plat merah ini sukses meraup laba bersih Rp2,34 triliun. Capaian ini melonjak 104,3% dibandingkan dengan semester I-2023, di mana laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk hanya mencapai Rp1,14 triliun.
Satu arah dengan kenaikan laba bersih pada paruh pertama tahun berjalan, pendapatan emiten berkodekan JSMR, ini juga melambung ke level Rp13,07 triliun, yang menandakan kenaikan signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu senilai Rp8,92 triliun.
- IKN Uji Coba Taksi Drone, Seberapa Canggih?
- Harga Sembako di DKI Jakarta: Bawang Putih Naik, Cabe Merah Turun
- Harga Emas Antam Hari Ini Lompat Rp12.000 Segram!
Jika dirinci, JSMR pada paruh pertama ini meraup pendapatan terbesar dari segmen jalan tol sebesar Rp8,37 triliun. Raihan ini melambung sekitar Rp2 triliunan dari akhir Juni lalu, yaitu senilai Rp6,13 triliun.
Selain itu, JSMR yang baru saja tergabung dalam Indeks LQ45 untuk periode Agustus-Oktober tahun ini, juga sukses mengenjot pendapatan dari segmen konstruksi dari level Rp1,94 pada periode tahun sebelumnya menjadi Rp3,96 triliun.
Meskipun begitu, segmen bisnis usaha lainnya dari Jasa Marga harus mengalami penurunan pendapatan ke level Rp732,68 miliar. Padahal, pada paruh pertama tahun lalu, segmen ini memberikan keuntungan bagi perusahaan sebesar Rp848,92 miliar.
Seiring dengan lonajkan pendapatan, total beban pokok Jasa Marga meningkat menjadi Rp7,69 triliun pada semester I-2024, naik dari Rp5,28 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Akibatnya, laba bruto Jasa Marga naik menjadi Rp5,37 triliun pada enam bulan pertama 2024, dibandingkan dengan Rp3,63 triliun di semester I-2023.
Meski begitu, laba per saham JSMR per 30 Juni 2024 terpanatu melompat ke angka Rp323,37 per saham dari Rp68,85 pada Juni tahun lalu. Di sisi lain, total aset JSMR pada paruh pertama tahun ini di angka Rp133,58 triliun, dengan total liabilitas mencapai Rp91,92 triliun dan total ekuitas sebesar Rp41,66 triliun.
- Menilik Potensi Cuan Rp81 T dari Pajak Orang Super Kaya
- Pendapatan Sewa Menara Kerek Laba Bersih MTEL ke Level Rp1,06 Triliun
- Raup Pendapatan Rp75,29 Triliun, Ini Keran Cuan Telkom (TLKM) di Semester I-2024
Tuah Indeks LQ45
Dari lantai bursa, pada perdagangan hari ini pukul 11:18 WIB, saham JSMR diperdagangkan menguat 2,35% ke level Rp5.450 per saham. Penguatan ini menunjukkan bahwa saham emiten jalan tol tersebut telah naik 3,81% dalam satu bulan terakhir, terutama setelah diumumkan menjadi konstituen Indeks LQ45.
Analis MNC Sekuritas, Vera, memberikan pandangan positif terhadap saham JSMR dengan rekomendasi beli dan target harga Rp6.250 per saham, mencerminkan potensi kenaikan 15,74% dari harga saat ini.
Target harga ini didasarkan pada proyeksi EV/EBITDA sebesar 11,2 kali pada 2024 dan 10,8 kali pada 2025. Vera juga mencatat bahwa JSMR saat ini diperdagangkan pada standard deviasi -1 dari rasio EV/EBITDA historis 5 tahun.
Peringkat positif ini juga didukung oleh aksi divestasi JSMR, khususnya penjualan 35% saham di PT Jasamarga Transjawa (JTT) kepada beberapa pihak termasuk PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services dan entitas yang terafiliasi dengan Government of Singapore Investment Corporation Ventures (GIC).
Transaksi ini bernilai Rp15,8 triliun atau sekitar US$930 juta, dengan harga per saham Rp2.068,5. Vera memperkirakan potensi keuntungan sebesar Rp7,8 triliun dari divestasi ini, yang dapat mendorong pertumbuhan laba operasi sebesar 47,1% pada 2024. Setelah transaksi, kepemilikan JSMR di JTT akan berkurang menjadi 65%.
Diketahui JTT memiliki aset Rp61 triliun, ekuitas Rp22,2 triliun, dan laba bersih Rp5,6 triliun pada 2023. Valuasi transaksi ini setara dengan price to book value (PBV) 2,0 kali dan price to earnings ratio (PER) 8,0 kali, menunjukkan optimisme terhadap potensi pertumbuhan JTT.