Sehat Banget, Produsen Susu Cimory Punya Duit Melimpah dengan Utang Mini
- Total liabilitas Cimory tercatat hanya sebesar Rp909,90 miliar atau 14,07% dari konsolidasian aset
Korporasi
JAKARTA – Sejak melakukan penawaran umum saham perdana (Initial public offering/ IPO) pada 6 Desember 2021, uang segar milik produsen olah susu PT Cisarua Mountain Diary Tbk kian menumpuk. Kas dan setara kas emiten berkode ticker CMRY ini mencapai 35,17% dari total aset atau setara dengan Rp2,27 triliun
Perusahaan milik konglomerat Bambang Sutantio ini tercatat memiliki total aset senilai Rp6,46 triliun pada kuartal I-2023. Aset itu bertambah 3,89% dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp6,22 triliun.
Dilihat dari komposisinya, aset lancar produsen susu Cimory ini mendominasi dengan nilai Rp4,03 triliun. Sementara aset tidak lancar berjumlah Rp2,43 triliun.
Dengan kemampuan aset yang bisa dicairkan kurang dari setahun lebih banyak, maka kondisi keuangan Cimory terbilang likuid.
Bagusnya, aset gemuk Cimory sejalan dengan jumlah liabilitas yang tergolong kecil. Total liabilitas Cimory tercatat hanya sebesar Rp909,90 miliar atau 14,07% dari konsolidasian aset.
Liabilitas perseroan terdiri atas liabilitas jangka pendek sejumlah Rp860,71 miliar dan jangka panjang Rp49,18 miliar. Pada tiga bulan pertama tahun ini, total liabilitas pun susut 5,70% yoy dari semula Rp915,86 miliar.
Uang Melimpah
Berdasarkan catatan 4 laporan keuangan kuartal I-2023, timbunan uang tunai perseroan disimpan di berbagai bentuk dan tempat yang berbeda. Misalnya saja simpanan bank dalam bentuk rupiah, dolar AS, dolar Australia, euro, dan deposito.
Paling banyak, uang tunai disimpan dalam bentuk deposito yang jumlahnya mencapai Rp2,15 miliar. Untuk berinvestasi deposito, Cimory menempatkan uangnya di Bank Permata, Bank CIMB Niaga, Bank HSBC Indonesia, Citibank, dan Bank Panin. Lainnya, BCA menjadi bank paling banyak menyimpan uang tunai Cimory. Jumlahnya Rp112,693 miliar.
Dana IPO
Melimpahnya uang CMRY salah satunya disumbang oleh dana IPO yang baru terserap sekitar 25% atau senilai Rp925,70 miliar. CMRY melaporkan sisa hasil bersih IPO masih sangat besar, yaitu Rp2,64 triliun atau sekitar 75% dari total perolehan penawaran perdana Rp3,56 triliun.
Padahal, prospektus IPO merinci rencana penggunaan dana IPO sebanyak Rp1,17 triliun untuk belanja modal untuk penambahan kapasitas produksi. Kemudian, Rp892,4 miliar untuk penyetoran modal ke entitas anak PT Macroprima Panganutama.
Lalu, Rp713,9 miliar untuk penyetoran modal ke entitas anak PT Macrosentra Niagaboga, kemudian Rp535,4 miliar untuk ekspansi saluran distribusi, dan Rp251 miliar untuk modal kerja operasional dan kegiatan lainnya.
Sementara itu, realisasi dana IPO yang sudah digunakan belanja untuk kapasitas produksi baru sebesar Rp613,4 miliar, ekspansi Rp61,1 miliar, dan untuk modal kerja operasional dan kegiatan lainnya sebesar Rp251,06 miliar.
Untuk diketahui, laba bersih CMRY sepanjang kuartal I-2023 naik 10,14% yoy menjadi Rp297,18 miliar dari sebelumnya Rp269,81 miliar.
Peningkatan laba bersih CMRY tersebut didorong oleh peningkatan penjualan sebesar 24,53% yoy menjadi Rp1,83 triliun pada kuartal I-2023. Alhasil, pendapatan perseroan naik jadi Rp1,46 triliun.