Sehat dan Cantik, Masker Ini Seharga Rp2,7 Juta
BRUSSEL-Saat memakai masker telah menjadi bagian dari pertahanan sehari-hari dari coronavirus, desainer Belgia berinisiatif mengubahnya menjadi aksesori yang apik. Perancang gaya yang berbasis di Brussels, Aude De Wolf menciptakan “scarf mask” yang menggunakan linen, kasmir, dan bahan berkualitas tinggi lainnya untuk menggabungkan masker dengan syal mewah. “Saya terinspirasi oleh ibu saya karena dia tidak suka […]
Gaya Hidup
BRUSSEL-Saat memakai masker telah menjadi bagian dari pertahanan sehari-hari dari coronavirus, desainer Belgia berinisiatif mengubahnya menjadi aksesori yang apik.
Perancang gaya yang berbasis di Brussels, Aude De Wolf menciptakan “scarf mask” yang menggunakan linen, kasmir, dan bahan berkualitas tinggi lainnya untuk menggabungkan masker dengan syal mewah.
“Saya terinspirasi oleh ibu saya karena dia tidak suka lehernya,” De Wolf, yang telah menjahit sekitar 1.500 masker medis gratis untuk rumah sakit kepada Reuters 24 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Anda bisa melepas masker ketika Anda berada di dalam mobil dan mengenakannya kembali ketika masuk tempat umum. Anda bisa mengatakan itu adalah produk mewah,” katanya.
Harga yang ditawarkan untuk masker buatannya ini pun tidak tanggung-tanggung yakni hingga 160 euro atau sekitar Rp 2,7 juta (kurs Rp 17.000) setiap bijinya.
Tidak hanya De Wolf yang membuat masker jadi aksesori mewah. Pemilik garmen dan pembuat aksesori perhiasan Olivia Hainaut juga menggunakan keahliannya untuk membuat masker dengan manik-manik, perhiasan, dan sentuhan flamboyan lainnya, seperti bunga sutra.
Mereka menjualnya dengan harga mulai 75 euro atau sekitar Rp1,3 juta, tergantung pada kesulitan dan bahan yang yang digunakan.
“Ini bukan masker untuk dipakai sehari-hari, mungkin untuk pesta atau pernikahan. Idenya adalah menghadirkan kegembiraan untuk sesuatu yang sangat menyedihkan,” katanya tentang pandemi.