<p>Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga minggu ketiga November 2020, aliran modal asing yang keluar atau capital outflow mencapai Rp141,13 triliun. / Foto: Ismail pohan &#8211; Tren Asia</p>
Industri

Sejak Awal Tahun, Investor Asing Sudah Tarik Uang Rp160,56 Triliun

  • JAKARTA – Total modal asing keluar atau capital outflow dari pasar keuangan nasional mencapai Rp160,56 triliun. Bank Indonesia (BI) mencatat capital outflow tersebut terhitung sejak awal tahun ini hingga pekan ketiga Oktober 2020. Sementara itu, pada 19-22Oktober 2020, investor asing menarik dana sebesar Rp940 miliar dari pasar saham. Sebaliknya, aliran modal asing yang masuk sebesar Rp4,98 triliun di pasar Surat Berharga […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Total modal asing keluar atau capital outflow dari pasar keuangan nasional mencapai Rp160,56 triliun. Bank Indonesia (BI) mencatat capital outflow tersebut terhitung sejak awal tahun ini hingga pekan ketiga Oktober 2020.

Sementara itu, pada 19-22Oktober 2020, investor asing menarik dana sebesar Rp940 miliar dari pasar saham. Sebaliknya, aliran modal asing yang masuk sebesar Rp4,98 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

“Dengan demikian, aliran modal asing yang masuk pada 28 September sampai 1 Oktober 2020 sebesar Rp4,04 triliun,” ungkap Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko dalam siaran tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Sabtu, 24 Oktober 2020.

Onny menjelaskan, capital outflow tersebut terjadi pada imbal hasil atau yield SBN 10 tahun stabil di level 6,59%. Kemudian, yield surat utang Amerika Serikat (AS) atau US treasury note 10 tahun naik ke level 0,677%.

Premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun juga relatif stabil pada level 93,91 basis poin (bps) per 22 Oktober 2020, dari 93,22 bps per 16 Oktober 2020.

Sementara itu, berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Oktober 2020, Onny memperkirakan terjadinya inflasi sebesar 0,08% secara bulanan atau month-to-month (mtm), sedangkan inflasi Oktober 2020 secara tahun kalender sebesar 0,97% yar-to-date (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,46% year-to-year (yoy).

Penyumbang utama inflasi pada periode laporan berasal dari komoditas cabai merah sebesar 0,09% (mtm), bawang merah sebesar 0,03% (mtm), minyak goreng dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Sebaliknya, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar -0,04% (mtm), serta beras dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01% (mtm).