Sejak Muncul hingga Saat Ini, Pengembalian Investasi Bitcoin Capai 13 Miliar Persen
- Saat pertama kali dirilis, harga Bitcoin hanya sekitar US$0.000764 atau sekitar Rp7,64 per BTC dengan kurs waktu itu. Kini, pada tahun 2024, harga Bitcoin sempat menyentuh US$99,655 atau setara Rp1,57 miliar.
Fintech
JAKARTA - Sejak diperkenalkan pada tahun 2009, Bitcoin (BTC) telah menunjukkan pertumbuhan nilai yang luar biasa. Dalam 14 tahun terakhir, tingkat pengembalian atas investasi atau Return on Investment (ROI) Bitcoin mencapai angka fantastis, yaitu 13 miliar persen.
Saat pertama kali dirilis, harga Bitcoin hanya sekitar US$0.000764 atau sekitar Rp7,64 per BTC dengan kurs waktu itu. Kini, pada tahun 2024, harga Bitcoin sempat menyentuh US$99,655 atau setara Rp1,57 miliar.
Angka ini jauh melampaui ROI dari instrumen investasi lain seperti emas dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia. Harga emas, misalnya, pada tahun 2009 sekitar Rp322 ribu per gram dan meningkat menjadi Rp1,399,000 pada tahun 2024, menghasilkan ROI sebesar 334,26%.
Sementara itu, IHSG yang berada di level 1.355 poin pada tahun 2009, kini telah mencapai 7.200 poin, mencatatkan ROI sekitar 431,37%. Dibandingkan keduanya, Bitcoin memberikan keuntungan yang tak tertandingi.
- Daftar Negara dengan Harga Rokok Termahal di Dunia
- Tax Amnesty Jilid III dan Kenaikan PPN, Ekonom: Pemerintah Kelabakan Kejar Target
- Bank Mandiri Gandeng Garuda Indonesia, Pegadaian, dan Angkasa Pura Indonesia Salurkan Bantuan Kuliah Putra Putri TNI/Polri
Bitcoin Mencatat Rekor Kapitalisasi Pasar
Selain ROI yang luar biasa, Bitcoin juga berhasil masuk ke dalam daftar 10 besar aset paling bernilai di dunia. Dengan kapitalisasi pasar mencapai US$1,824 triliun, Bitcoin saat ini berada di posisi ketujuh, mengalahkan perusahaan besar seperti Saudi Aramco, perak, dan Meta yang dimiliki Mark Zuckerberg.
Pertumbuhan pesat ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk arus dana baru dari produk Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin yang mencapai US$2 miliar, kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47, hingga mundurnya Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS, Gary Gensler.
Data makroekonomi yang positif, terutama di Amerika Serikat, turut meningkatkan minat investor terhadap Bitcoin sebagai aset investasi.
Baca Juga: Bitcoin Nyaris Tembus US$100.000, Simak Proyeksi ke Depannya!
Jumlah Pemilik Aset Kripto Semakin Bertambah
Menurut laporan Triple-A, jumlah pemilik aset kripto terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2023, terdapat sekitar 420 juta orang yang memiliki kripto. Angka ini meningkat 34% menjadi 562 juta orang pada tahun 2024.
Pertumbuhan signifikan ini mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap aset digital, termasuk Bitcoin, yang sering dianggap sebagai "emas digital." Bitcoin juga dikenal sebagai store of value atau aset lindung nilai, yang menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi dibandingkan aset tradisional lainnya.
- Februari 2025 Surganya Musisi Dunia! Ini 13 Konser yang Siap Digeber di Jakarta
- Penjualan ACES Tembus Rp6,9 Triliun, Rekomendasi Beli Saham Kian Kuat
- Beda Arah Saham Emiten Prajogo Pangestu, PTRO Melesat BRPT Tertekan
Kapan Waktu Tepat untuk Berinvestasi Bitcoin?
Iskandar Mohammad, Head of Product Marketing PINTU, menyebutkan bahwa volatilitas harga sering menjadi perhatian utama investor, terutama mereka yang baru memasuki pasar kripto. Namun, ia menegaskan bahwa setelah mencapai harga tertinggi US$69 ribu pada November 2021, Bitcoin menunjukkan ketahanan luar biasa dengan hampir menembus angka US$100 ribu pada tahun 2024.
"Bitcoin telah membuktikan dirinya sebagai aset yang tidak hanya tahan terhadap gejolak pasar tetapi juga mampu memberikan keuntungan yang signifikan. Hal ini menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan peluang investasi jangka panjang," ujar Iskandar melalui pengumuman tertulis yang diterima TrenAsia, dikutip Kamis, 28 November 2024.