
Sempat Sentuh 3.937, IHSG Sudah Meroket 28,77% ke Atas 5.000
JAKARTA-Ada fakta dan data menarik dari penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari ke belakang. Selain IHSG kembali menembus angka di atas 5.000 sejak 11 Maret 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mencatat rekor frekuensi transaksi harian tertinggi sejak 26 Maret 2020. Seperti penuturan Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo […]
Industri
JAKARTA-Ada fakta dan data menarik dari penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari ke belakang. Selain IHSG kembali menembus angka di atas 5.000 sejak 11 Maret 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mencatat rekor frekuensi transaksi harian tertinggi sejak 26 Maret 2020.
Seperti penuturan Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo melalui pesan tertulis kepada wartawan di Jakarta, Senin, 8 Juni 2020. “Selain IHSG naik 2,48% dengan nilai transaksi Rp13,53 triliun, tercatat rekor frekuensi transaksi tertinggi 930.509 kali. Rekor frekuensi tertinggi sebelumnya tercatat pada 26 Maret 2020 sebanyak 879.652 kali,” ungkap Laksono.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dengan catatan 8 Juni 2020, maka rata-rata frekuensi transaksi harian BEI menjadi 496.051 kali, dengan rata-rata nilai transaksi Rp7,6 triliun.
Tidak hanya itu, jika ditarik lebih jauh ke belakang, IHSG sebenarnya sudah naik 28,77% sejak menutup level terendahnya 3.937,63 pada 24 Maret 2020. Alhasil, penurunan IHSG secara year to date hingga 8 Juni 2020 menjadi 19,51%.
Meski begitu, performa IHSG masih berada di posisi paling bawah world indice comparison ASEAN, nomor 13 di Asia Pasifik, dan peringkat 33 dari 36 indeks acuan dunia.
Di sisi lain, aksi jual bersih investor asing pun terus membaik. Hingga 8 Juni 2020, nilainya tersisa Rp7,84 triliun dari posisi akhir Mei 2020 Rp11,1 triliun.