Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, 24 Maret 2024. (Reuters/Shamil Zhumatov)
Dunia

Sejarah Kelam Serangan Mematikan di Rusia

  • Dalam satu dekade Rusia mengalami sejumlah serangan oleh kelompok bersenjata yang cukup tragis.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Bagi banyak orang Rusia, serangan di gedung konser di pinggiran Moskow pada Jumat 24 Maret 2024 malam mengingatkan  akan penembakan dan pemboman di seluruh negeri dalam beberapa dekade terakhir.  Peristiwa yang sering digambarkan oleh pihak berwenang sebagai terorisme.

Pihak berwenang menghubungkan sebagian besar serangan tersebut dengan perang Rusia melawan  Chechnya pada tahun 1990an dan 2000an. Konflik-konflik tersebut membantu kebangkitan Vladimir  Putin, yang selama dua dekade berkuasa berupaya menampilkan citra keras terhadap terorisme.

Berikut sejumlah serangan dan pemboman yang terjadi di Rusia dalam setidaknya 10 tahun terakhir dikutip dari berbagai sumber.

2002: Krisis Teater Moskow

Pada awal tahun 2000-an, militan Chechnya melancarkan beberapa serangan teroris besar-besaran, saat Rusia melancarkan perang kedua untuk mengalahkan gerakan di Chechnya. Pada bulan Oktober 2002, puluhan pria bersenjata Chechnya merebut teater Moskow yang ramai dan menyandera lebih dari 750 orang.

Pengepungan tersebut berlangsung selama berhari-hari, hingga pasukan khusus Rusia memenuhi teater dengan gas yang melemahkan untuk melumpuhkan orang-orang bersenjata. Lebih dari seratus sandera tewas akibat penggerebekan tersebut, dan sebagian besar kematian disebabkan oleh gas tersebut. Pemerintah Rusia kemudian mengakui bahwa mereka telah menyuntikkan fentanil versi aerosol dalam upayanya untuk mengakhiri kebuntuan.

2004: Pengepungan Sekolah Beslan

Pada bulan September 2004, militan Chechnya menyerbu sebuah sekolah di Beslan, sebuah kota di Kaukasus Utara, menyandera lebih dari 1.000 orang, termasuk 770 anak-anak, dan memasang bahan peledak di gedung tersebut.

Tiga hari setelah pengepungan dimulai, pasukan keamanan Rusia yang dipersenjatai dengan tank, roket, peluncur granat, dan senjata lainnya menyerbu sekolah tersebut, yang terbakar saat mereka terlibat baku tembak dengan para pejuang Chechnya.

Lebih dari 330 sandera – termasuk 186 anak-anak – tewas dalam pertempuran tersebut, sehingga Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa memutuskan lebih dari satu dekade kemudian bahwa pihak berwenang Rusia telah melanggar hukum hak asasi manusia Eropa dalam menangani pengepungan tersebut. Kremlin menolak kesimpulan tersebut.

2010-2011: Pengeboman Moskow

Para pembom meledakkan dua bahan peledak di stasiun kereta bawah tanah penting di Moskow pada bulan Maret 2010, menewaskan sedikitnya 38 orang. Serangan tersebut, mirip dengan pemboman kereta bawah tanah yang menewaskan sekitar 40 orang pada tahun 2004. 

Peristiwa  menghidupkan kembali kekhawatiran bahwa pemberontakan Chechnya belum dapat dipadamkan, dan seorang pemimpin militan Chechnya mengaku memerintahkan serangan tersebut.

Pada tahun 2011, seorang pembom menyerang bandara tersibuk di Moskow, Domodedovo, menewaskan 37 orang. Pihak berwenang Rusia kemudian mengatakan bahwa pelaku bom adalah pria asal Kaukasus Utara.

2017: Pengeboman Metro Sankt Peterburg

Sebuah perangkat buatan sendiri yang berisi pecahan peluru meledak pada jam sibuk, menewaskan sedikitnya 14 orang. Para pejabat menyebut pelaku bom tersebut adalah anggota minoritas Uzbekistan di Kyrgyzstan selatan.

2022: Penembakan Izhevsk

Sekitar 600 mil sebelah timur Moskow, seorang pria bersenjata menyerang sebuah sekolah di kota Izhevsk, menewaskan 15 orang, yang oleh Kremlin disebut sebagai serangan teroris.

Pihak berwenang mengatakan penyerang, yang bersenjatakan dua pistol, mengenakan atasan hitam dengan simbol Nazi dan balaclava. Mereka tidak membawa tanda pengenal apa pun.