logo
Upacara Melasti di Bali.
Nasional

Sejarah, Makna hingga Fakta Menarik Perayaan Nyepi di Bali

  • Bali dikenal sebagai Pulau Dewata yang terkenal dengan keindahan alam, warisan budaya, serta ritual khasnya. Salah satu peristiwa budaya paling menarik di Bali adalah perayaan Nyepi.

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Bali dikenal sebagai Pulau Dewata yang terkenal dengan keindahan alam, warisan budaya, serta ritual khasnya. Salah satu peristiwa budaya paling menarik di Bali adalah perayaan Nyepi.

Dilansir dari untar.ac.id, Nyepi bukan sekadar hari libur, melainkan sebuah ritual sakral yang penuh makna dan dijalani dengan khusyuk oleh umat Hindu setiap tahunnya.

Nyepi berlangsung selama 24 jam kesunyian mutlak di seluruh Pulau Bali. Pada hari tersebut, semua aktivitas umum dihentikan, termasuk bepergian, bekerja, dan bahkan mengonsumsi makanan.

Dilansir dari nyepi.com, Bandara Internasional Ngurah Rai (DPS) akan ditutup sepenuhnya selama 24 jam, mulai 29 Maret pukul 06.00 hingga 30 Maret pukul 06.00. Selama periode ini, tidak ada penerbangan yang diizinkan untuk mendarat maupun lepas landas.

Pelaksanaan Nyepi diawasi secara ketat oleh Pecalang. Jika ada yang melanggar aturan dengan menimbulkan kebisingan, menyalakan lampu, atau keluar rumah, mereka akan diminta untuk kembali ke dalam. Meskipun tidak ada sanksi hukum bagi wisatawan, menghormati tradisi lokal sangat diharapkan.

Hari Raya Nyepi diperingati setiap tahun sekali, tepatnya pada sasih kedasa tanggal apisan. Pada tahun ini, Hari Raya Nyepi akan berlangsung pada 29 Maret 2025, yang bertepatan dengan tahun Caka 1947.

Sejarah dan Makna Hari Raya Nyepi

Nyepi merupakan momen istimewa bagi umat Hindu Bali untuk sepenuhnya mendekatkan diri kepada Tuhan (Hyang Widi Wasa) melalui berbagai upacara, doa, puasa, dan meditasi.

Di antara berbagai perayaan yang berlangsung sepanjang tahun, upacara keagamaan memiliki makna mendalam dan dianggap tidak boleh dilewatkan.

Dilansir dari nyepi.com, Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan Saka dimulai pada tahun 78 Masehi. Saat itu, agama Hindu yang berasal dari India berkembang di tengah krisis dan konflik sosial yang berkepanjangan.

Setelah melewati perselisihan yang panjang, Raja Kaniskha I dinobatkan pada tanggal 1 (sehari setelah tilem) bulan 1 (caitramasa) tahun 01 Saka, yang jatuh pada Maret 78 M.

Sejak saat itu, peringatan Tahun Baru Saka dikaitkan dengan keberhasilan Raja Kaniskha I dalam menyatukan bangsa yang sebelumnya terpecah akibat perbedaan keyakinan agama. Oleh karena itu, Tahun Baru Saka diperingati sebagai simbol kebangkitan, persatuan, toleransi, dan perdamaian.

Bagi umat Hindu, Nyepi memiliki makna mendalam sebagai momen perenungan hidup dan permohonan kepada Tuhan agar menyempurnakan kesucian Bhuana Agung (alam semesta) dan Bhuana Alit (diri manusia). Perayaan ini juga bertujuan untuk menemukan jati diri serta mencapai keseimbangan antara manusia dan alam.

Ritual Nyepi

Menjelang Hari Raya Nyepi, umat Hindu biasanya mengadakan upacara Melasti, yang merupakan ritual penyucian diri sebagai persiapan menyambut hari raya. Upacara ini bertujuan membersihkan diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu dengan melepaskannya ke laut.

Pelaksanaannya dilakukan di tepi pantai, di mana seluruh peserta mengenakan pakaian serba putih. Dalam ajaran Hindu, sumber air seperti danau dan laut dipercaya sebagai tirta amerta atau air kehidupan.

Dilansir dari untar.ac.id, upacara Melasti juga mencakup pembersihan dan penyucian benda-benda sakral milik pura. Benda-benda tersebut diarak mengelilingi desa sebagai simbol penyucian wilayah setempat.

Setelah Melasti, pada malam sebelum Nyepi, digelar pawai Ogoh-Ogoh. Patung-patung raksasa ini diarak mengelilingi desa sebelum akhirnya dibawa ke tempat terbuka, seperti lapangan atau pantai. Patung Ogoh-Ogoh melambangkan roh jahat atau kekuatan negatif yang ada di dunia.

Di sana, patung-patung Ogoh-Ogoh dikumpulkan dan kemudian dibakar dalam prosesi yang dikenal sebagai upacara Ngerupuk. Api yang membakar Ogoh-Ogoh melambangkan energi suci yang berfungsi untuk membersihkan dan mengusir kekuatan negatif.

Apa yang Dilakukan Masyarakat Bali selama Nyepi?

Selama Nyepi, jalanan di Bali akan sunyi dan bebas dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk sementara waktu. Sebagian besar umat Hindu di Bali mengisi hari ini dengan meditasi atau beristirahat, meskipun mereka tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya.

Dilansir dari nyepi.com, umat Hindu tetap makan dan berkomunikasi, tetapi semuanya dilakukan sesuai aturan Nyepi, yaitu tanpa menyalakan lampu atau api, tanpa bekerja, tanpa bepergian, dan tidak bersenang-senang. Beberapa orang memilih berpuasa karena adanya larangan memasak atau menyalakan api.

Selain itu, pemerintah setempat juga menghentikan sementara layanan listrik, internet, serta siaran radio dan televisi untuk menjaga ketenangan selama perayaan Nyepi. Di sisi lain, banyak wisatawan memanfaatkan momen Nyepi untuk bermeditasi, membaca, dan bersantai.

Makna dan Pesan Nyepi

Nyepi bukan sekadar hari libur, tetapi juga momen untuk introspeksi, penyucian diri, dan pemulihan. Kesunyian yang dijalankan selama Nyepi melambangkan refleksi diri, memungkinkan masyarakat Bali untuk merenungkan perjalanan hidup, mengevaluasi perbuatan mereka, dan memasuki tahun baru dengan ketenangan pikiran serta hati yang bersih.

Nyepi juga merupak bentuk harmoni antara manusia dan alam. Dengan menghentikan seluruh aktivitas, Nyepi memberikan kesempatan bagi alam untuk beristirahat dan memulihkan diri dari dampak kesibukan sehari-hari.

Apa yang Terjadi Setelah Nyepi?

Hari setelah Nyepi dikenal sebagai Ngembak Geni, yang secara harfiah berarti menyalakan api kembali. Keluarga saling berkunjung dan meminta maaf satu sama lain. Toko, restoran, serta berbagai usaha kembali beroperasi seperti biasa.

Dlansir dari nyepi.com, di Denpasar, terdapat tradisi unik Omed-Omedan atau Ritual Ciuman, di mana para pemuda yang belum menikah berpartisipasi dalam acara ciuman massal yang berlangsung dengan penuh keceriaan. Ngembak Geni menjadi momen untuk bersosialisasi, merayakan, dan menyambut tahun baru dengan semangat baru.

Fakta Menarik Tentang Perayaan Nyepi di Bali

Dilansir dari kemenparekraf.go.id, selama 24 jam perayaan Nyepi di Bali, terdapat berbagai peristiwa menarik yang terjadi, di antaranya:

1. Hemat Satu Juta Liter Bahan Bakar

Karena aktivitas bepergian dilarang selama Nyepi, seluruh masyarakat Bali tidak menggunakan kendaraan selama 24 jam. Selama jangka waktu tersebut, diperkirakan sekitar satu juta liter bahan bakar berhasil dihemat.

2. Mengurangi Global Warming

Nyepi juga membawa dampak positif bagi lingkungan. Selama perayaan ini, Bali berhasil mengurangi konsumsi listrik hingga 60% dibandingkan hari-hari biasa. Selain mendukung keseimbangan alam, ritual Nyepi juga menjadikan Bali tempat ideal bagi wisatawan untuk berintrospeksi.

3. Menginspirasi World Silent Day

Suatu kebanggaan, perayaan Nyepi di Bali ternyata menginspirasi lahirnya kampanye World Silent Day. Tradisi hening saat Nyepi menjadi dasar bagi PBB untuk menetapkan 21 Maret sebagai World Silent Day.