
Sejarah Palestina (Bagian I): Tanah Suci yang Jadi Rebutan Banyak Bangsa
- Pada bagian pertama ini, TrenAsia akan membahas sejarah Palestina abad 1 hingga abad 7 Masehi, mulai dari pembantaian umat Yahudi oleh tentara Kristen dari Romawi, kekuasaan Bizantium, hingga kehancuran tentara Romawi oleh tentara Islam dibawah komando Khalid bin Walid.
Dunia
JAKARTA - Palestina merupakan wilayah yang terletak di persimpangan Asia, Afrika, dan Eropa. Kawasan ini telah menjadi pusat peradaban, agama, dan konflik selama ribuan tahun.
Dari sejarahnya yang kaya dan penuh gejolak, wilayah ini selalu menjadi rebutan banyak bangsa dan kekaisaran, dimulai dari penguasaan Romawi hingga penaklukan Islam.
Dilansir dari Ensiklopedia Britanica, Rabu, 12 Februari 2025, berikut adalah bagian pertama dari perjalanan panjang Palestina, yang mencakup abad 1 hingga abad 7 Masehi, ketika Palestina mengalami berbagai perubahan kekuasaan dan transformasi besar dari banyak dinasti dan kerajaan,
Setelah Penghancuran Yerusalem (70 M)
Pada tahun 70 M, setelah pengepungan yang brutal, legiun Romawi X Fretensis menghancurkan Yerusalem yang kala itu menjadi salah satu pusat keagamaan dan budaya bangsa Yahudi.
Peristiwa ini mengakhiri perlawanan besar terakhir bangsa Yahudi terhadap kekuasaan Romawi. Yerusalem kemudian ditempatkan di bawah kekuasaan Romawi yang lebih langsung, dengan jabatan gubernur provinsi yang sebelumnya hanya berupa procurator kelas equestrian, kini naik menjadi legatus Augusti kelas senator.
Sebagai bagian dari kebijakan Romawi untuk menghancurkan identitas Yahudi, kota Neapolis (sekarang Nablus) didirikan untuk menghargai loyalitas Yunani.
Sementara itu, komunitas Yahudi yang tersisa membangun pusat keagamaan baru di Jamnia (Jabneh) sebagai tempat mereka memperkuat ajaran agama mereka.
- Agung Podomoro Dukung Penuh Pendidikan dan Sumber Daya Manusia di Sekitar Kawasan Vimala Hills
- Saham LQ45 Ditutup Menguat, BUKA dan ISAT Melesat
- IHSG Terbang di Penutupan, CGAS dan PTSP Top Gainers
Pemberontakan Yahudi dan Bar Kokhba (132–135 M)
Ketegangan antara Romawi dan Yahudi memuncak pada tahun 132 M ketika Kaisar Hadrian mendirikan koloni Romawi baru, Aelia Capitolina, di Yerusalem.
Sebagai bagian dari program Hellenisasi dan Romanisasi, Hadrian juga melarang praktik sunat yang sangat dihormati dalam agama Yahudi. Kebijakan tersebut akhirnya memicu pemberontakan besar yang dikenal sebagai Pemberontakan Bar Kokhba.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Simon Bar Kokhba, yang dianggap oleh banyak orang Yahudi sebagai Mesias yang akan membebaskan mereka dari penindasan Romawi.
Namun, pemberontakan tersebut dengan cepat ditekan oleh pasukan Romawi yang dipimpin oleh Julius Severus, menyebabkan kehancuran ribuan desa dan hilangnya ratusan ribu jiwa, terutama dari kalangan Yahudi.
Sebagai akibatnya, Yerusalem dilarang bagi orang Yahudi dan wilayah Yudea diganti namanya menjadi Syria Palaestina untuk menghapus jejak identitas Yahudi di wilayah tersebut.
Masa Kekaisaran Romawi dan Bizantium
Setelah pemberontakan, wilayah Palestina berada di bawah kendali Kekaisaran Romawi yang kemudian berubah menjadi Kekaisaran Bizantium setelah pembagian kekaisaran pada abad ke-4.
Selama masa ini, urbanisasi dan Hellenisasi semakin berkembang, terutama di kawasan pesisir, meskipun wilayah Galilea tetap mempertahankan budaya dan agama Yahudi.
Pada awal abad ke-4, Kaisar Konstantinus I dari Bizantium mendirikan gereja-gereja suci di Yerusalem dan Betlehem, menjadikan Palestina sebagai salah satu pusat utama Kristen.
Yerusalem akhirnya menjadi pusat patriarkat Kristen pada tahun 451 M, mengukuhkan statusnya sebagai tempat suci bagi umat Kristen.
Meskipun kekaisaran Bizantium berusaha menjaga kestabilan, wilayah ini tidak luput dari pemberontakan, termasuk pemberontakan Yahudi pada tahun 352 M dan pemberontakan di Samaria pada abad ke-5 dan ke-6.
- Agung Podomoro Dukung Penuh Pendidikan dan Sumber Daya Manusia di Sekitar Kawasan Vimala Hills
- Saham LQ45 Ditutup Menguat, BUKA dan ISAT Melesat
- IHSG Terbang di Penutupan, CGAS dan PTSP Top Gainers
Penaklukan Islam (636 M)
Salah satu perubahan terbesar dalam sejarah Palestina terjadi pada tahun 636 M ketika pasukan Muslim yang dipimpin oleh Khalid ibn al-Walid mengalahkan pasukan Bizantium di Perang Yarmouk.
Kemenangan ini membuka jalan bagi penaklukan Palestina yang akhirnya membuat Yerusalem jatuh ke tangan pasukan Muslim pada tahun 638 M. Setelah penaklukan ini, Palestina dibagi menjadi dua distrik utama, Al-Urdun (di utara) dan Filasṭīn (di selatan).
Khalifah kedua pengganti Nabi Muhammad, Umar ibn al-Khattab, yang memimpin penaklukan ini, mengizinkan orang-orang Kristen dan Yahudi untuk terus tinggal di Yerusalem dan menjaga tempat-tempat suci mereka. Ia juga mendirikan Masjid Al-Aqsa di kompleks Al-Haram al-Sharif, menjadikan Yerusalem sebagai salah satu kota suci dalam Islam.