m142_himars.jpg
Dunia

Sejarah Panjang Penipuan dalam Perang

  •  JAKARTA-Dalam beberapa hari terakhir muncul laporan Ukraina berhasil menipu Rusia dengan menggunakan sistem HIMARS palsu. Tiruan senjata menggunakan kayu

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Dalam beberapa hari terakhir muncul laporan Ukraina berhasil menipu Rusia dengan menggunakan sistem HIMARS palsu. Tiruan senjata menggunakan kayu itu disebut telah memancing serangan hingga 10 rudal jelajah Kalibr. Jika satu rudal seharga sekitar US$1,2 juta dolar maka HIMARS palsu itu membuat Rusia harus kehilangan sekitar US$12 juta.

Terlepas apakah kabar itu benar atau tidak, penggunaan tipuan semacam itu bukan hal yang aneh. Biasa saja. Dan itu sudah ada sejak jaman kuno.

Jenderal militer China, ahli strategi, dan filsuf Sun Tzu merekomendasikan taktik penipuan  dalam risalah militernya The Art of War yang ditulis pada abad ke-5 SM.  Dia  meminta komandan militer untuk  melakukan berbagai tipuan terutama untuk  menyebabkan musuh salah menghitung kekuatan lawan. "Semua peperangan didasarkan pada penipuan," tulis Sun Tzu.

Saat berada di perkemahan selama Perang Galia Roma di tempat yang sekarang disebut Prancis dan Belgia pada tahun 50-an SM, Julius Caesar juga menggunakan taktik tipuan. Dia menempatkan beberapa legiunnya sedemikian rupa sehingga mereka tampak sebagai kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang sebenarnya. Dan upaya ini berhasil. Catatan Caesar tentang perangnya di Eropa menggambarkan pendekatan dan penghancuran pasukan Galia yang telah terganggu dengan tipuannya itu.

Selama berabad-abad komandan militer juga berusaha menipu pasukan musuh dengan peralatan palsu. Selama Perang Saudara Amerika (1861-1865), pasukan Konfederasi menggunakan  apa yang disebut sebagia senjata Quaker. 

Ini adalah  batang kayu besar yang dicat hitam agar terlihat seperti meriam. Mereka digunakan untuk mengelabui jenderal Union. Di Centreville Virginia, Jenderal Konfederasi Robert E. Lee membangun benteng yang luas dengan banyak barisan  Quaker. Tampak  dari kejauhan mereka sebagai garis pertahanan yang sangat ketat.

Meriam palsu yang disebut Quark

Setelah munculnya mesin pembakaran internal dan penerapannya yang lebih luas dalam perang, umpan atau tiruan palsu  menjadi penting. Tank melakukan debut tempurnya selama Perang Dunia I yang berlangsung  1914-1918 . 

Dengan itu, Angkatan Darat Inggris berusaha untuk memecahkan kebuntuan perang parit. Dengan cepat baik Inggris maupun Jerman menggunakan tank-tank tiruan yang terbuat dari kayu dan kain goni yang dicat. Tujuannya  untuk menipu pihak lain dan membuat lawan gentar karena merasa kekuatan musuh sangat kuat.

Meskipun mesin militer bermotor melakukan debut operasional yang luas selama Perang Dunia I, tentara Eropa belum sepenuhnya bermotor. Sebagian  masih mengandalkan kuda untuk memindahkan material melintasi medan perang.  Jadi tentara juga membuat  kuda tiruan  dari kayu untuk menipu pengamatan pilot pengintai musuh dari udara.

Tank palsu saat Perang Dunia I/Wikipedia

Selama Perang Dunia II tahun  1939 - 1945, Nazi Jerman dan sekutunya, serta aliansi lawan mereka melakukan penipuan dalam skala yang jauh lebih besar. Sebelum Sekutu Barat melintasi selat dan mendarat di Normandia Prancis pada tahun 1944, pasukan di Inggris telah menggunakan tank tiup secara ekstensif.

Cara ini  menggelembungkan perkiraan Jerman tentang kekuatan Sekutu. Dan  dalam kombinasi dengan data intelijen palsu sekutu berhasil meyakinkan Jerman bahwa invasi akan terjadi di tempat lain. Ini  yang membantu menarik pasukan Jerman menjauh dari pantai Normandia.

Pasukan Hantu

Begitu pentingnya taktik penipuan dalam perang.  Angkatan Darat Amerika Serikat bahkan menciptakan Pasukan Khusus Markas Besar ke-23. Mereka  juga dikenal sebagai Tentara Hantu. Tugas utama mereka adalah melakukan penipuan. 

Mereka dipersenjatai dengan tank, truk, dan pesawat terbang. Tetapi semuanya dibuat dari balon. Mereka juga merilis rekaman audio pergerakan pasukan dan kendaraan yang diledakkan melalui sistem pengeras suara yang kuat.  Tentara Hantu Amerika melakukan operasi penipuan besar-besaran di Belgia, Prancis, Jerman, dan Luksemburg dan diyakini  menyelamatkan nyawa ribuan tentara Amerika.

Rusia juga tidak asing dengan taktik tipu-tipu semacam ini. Mereka memiliki apa yang disebut sebagai  maskirovka.  Pasukan yang tugasnya juga melakukan takik penipuan. Di perang Ukraina diyakini unit ini juga aktif. Mereka  menempatkan sejumlah tiruan sistem senjata termasuk S-300. Bisa jadi mereka juga telah berhasil menipu dan menguras senjata Ukraina. 

Seperti halnya  Ukraina yang menggunakan HIMARS palsu, menggunakan S-300 palsu  bukan hal yang aneh. Perang memang penuh kelicikan. Tidak ada perang yang mewajibkan untuk bersikap jantan dan jujur seperti halnya olimpiade.