Menara BCA di Bundaran HI milik PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), bank swasta terbesar di Indonesia yang sahamnya digenggam oleh keluarga konglomerat Michael-Robert Hartono / Bca.co.id
Perbankan

Sejarah Singkat BCA, dari Pabrik Rajut ke Bank Swasta Terbesar

  • Bank BCA didirikan oleh Soedono Salim atau yang juga dikenal sebagai Liem Sioe Liong, pada 21 Februari 1957. Namun, asal mula pendirian Bank BCA adalah dari pabrik rajut bernama NV Perseroan Dagang dan Industri semarang Knitting Factory yang telah berdiri sejak tahun 1955.

Perbankan

Distika Safara Setianda

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) adalah bank swasta yang didirikan pada tahun 1957. Selama lebih dari 63 tahun, BCA terus menawarkan berbagai solusi perbankan yang memenuhi kebutuhan finansial nasabah dari berbagai kalangan.

Dilansir dari laman BCA, dengan beragam produk dan layanan yang berkualitas serta tepat sasaran, solusi finansial BCA mendukung perencanaan keuangan pribadi dan perkembangan bisnis nasabah. Didukung oleh jaringan cabang yang kuat, jaringan ATM yang luas, serta berbagai layanan perbankan elektronik, BCA menyediakan kemudahan dan kenyamanan bertransaksi bagi siapa saja.

Sebagai salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, BCA berperan aktif dalam penyelesaian pembayaran dan penyaluran kredit untuk mendukung pertumbuhan usaha di Indonesia serta meningkatkan perkembangan ekonomi nasional.

Awal berdirinya Bank BCA merupakan bagian dari Salim Group. Namun, seiring waktu, kini Bank BCA sepenuhnya dimiliki oleh keluarga Hartono, yaitu Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono. Keduanya adalah pemilik perusahaan Djarum, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia.

Sejarah Bank BCA

PT Bank Central Asia Tbk (TrenAsia)

Bank BCA didirikan oleh Soedono Salim atau yang juga dikenal sebagai Liem Sioe Liong, pada 21 Februari 1957. Namun, asal mula pendirian Bank BCA adalah dari pabrik rajut bernama NV Perseroan Dagang dan Industri semarang Knitting Factory yang telah berdiri sejak tahun 1955.

Dua tahun beroperasi, NV Perseroan Dagang dan Industri memutuskan untuk mengubah nama dan jenis bisnisnya. Saat itu, nama NV Bank Central Asia digunakan untuk pertama kalinya. Selanjutnya, Soedono Salim memindahkan kantor pusat NV Bank Central Asia dari Semarang ke Asemka, Jakarta, yang juga menjadi cabang pertama Bank BCA.

Pada 2 September 1975, nama NV Bank secara permanen diubah menjadi PT Bank Central Asia (BCA). Sejak itu, Bank BCA memperluas jaringan cabangnya melalui merger dengan bank lain.

Salah satu merger yang signifikan bagi Bank BCA adalah dengan Bank Gemari milik Yayasan Kesejahteraan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Penggabungan ini membuat Bank BCA berkembang menjadi Bank Devisa pada tahun 1997.

Status baru ini dimanfaatkan oleh Bank BCA untuk semakin mengembangkan perusahaannya. Bank BCA kemudian mengajukan izin kepada Bank Indonesia untuk menerbitkan dan mengedarkan kartu kredit BCA yang dapat digunakan secara internasional.

Selain itu, mereka terus memperluas jaringan kantor cabangnya dan meluncurkan berbagai produk serta layanan keuangan perbankan. Bahkan, BCA mulai mengembangkan sistem teknologi informasi untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.

Perkembangan Bisnis BCA

Dilansir dari laman resmi BCA, tahun 1980-an, BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan, serta mengadopsi teknologi informasi dengan menerapkan online system untuk jaringan kantor cabangnya. Mereka juga meluncurkan produk Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA.

Pada tahun 1990-an, BCA memulai layanan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan mulai bekerja sama dengan institusi terkemuka seperti PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon melalui ATM BCA.

BCA juga bekerja sama dengan Citibank, agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran tagihan melalui ATM BCA.

Sementara, saat krisis moneter tahun 1998-an, Indonesia mengalami krisis moneter, BCA menghadapi penarikan dana besar-besaran oleh nasabah. Tahun 1998, BCA menjadi Bank Take Over (BTO) dan dimasukkan ke dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dilakukan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), sebuah institusi pemerintah.

Proses rekapitalisasi BCA selesai, di mana Pemerintah Indonesia melalui BPPN menguasai 92,8% saham BCA sebagai hasil pertukaran dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Selama proses rekapitalisasi, kredit pihak terkait ditukar dengan Obligasi Pemerintah.

Tahun 2000-2005an, BCA memperkuat dan mengembangkan produk serta layanan, terutama di bidang perbankan elektronik, dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, internet banking KlikBCA, mobile banking m-BCA, EDCBIZZ, dan lainnya.

BCA mendirikan fasilitas Disaster Recovery Center di Singapura.

BCA meningkatkan kompetensi dalam penyaluran kredit, termasuk dengan melakukan ekspansi ke pembiayaan mobil melalui anak perusahaannya, BCA Finance.

Di tahun 2000-an, BPPN melakukan divestasi 22,5% dari seluruh saham BCA melalui Penawaran Saham Publik Perdana (IPO), sehingga kepemilikan BPPN berkurang menjadi 70,3%.

Tahun berikutnya, BCA terus berinovasi dalam bidang teknologi informasi dan perbankan. Tahun 2007, BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap serta meluncurkan kartu prabayar Flazz Card. Tahun 2008-2009, BCA menyelesaikan pembangunan sistem IT mirroring untuk memperkuat kelangsungan usaha dan meminimalkan risiko operasional.

Tahun 2010-2013, BCA memasuki lini bisnis baru seperti perbankan Syariah, pembiayaan sepeda motor, asuransi umum, dan sekuritas. Untuk meningkatkan layanan, BCA menyelesaikan pembangunan Disaster Recovery Center (DRC) di Surabaya yang berfungsi sebagai cadangan pusat data yang terintegrasi dengan dua pusat data mirroring. DRC yang baru menggantikan DRC yang sebelumnya berlokasi di Singapura.

Pada tahun 2014-2016, BCA mengembangkan MyBCA, layanan perbankan digital mandiri, dan meluncurkan Sakuku, dompet elektronik berbasis aplikasi. Pada tahun 2017-2018, BCA mulai berkolaborasi dengan perusahaan fintech dan e-commerce untuk sistem pembayaran tanpa cash melalui Bank BCA.

Pada tahun 2019, BCA meluncurkan BCA Keyboard untuk memudahkan transaksi perbankan di berbagai online chat platform, serta sistem pembukaan rekening melalui BCA Mobile dan WELMA, sebuah aplikasi mobile untuk layanan wealth management.