Ilustrasi kesetaraan gender.
Dunia

Sekjen PBB: Butuh 300 Tahun Lagi untuk Capai Kesetaraan Gender

  • Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, melihat upaya mewujudkan kesetaraan gender semakin jauh dari jangkauan.
Dunia
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, melihat upaya mewujudkan kesetaraan gender semakin jauh dari jangkauan. Hal itu menyusul perampasan hak-hak perempuan yang masih terjadi di penjuru dunia.

Guterres bahkan menyebut kesetaraan gender baru dapat tercapai 300 tahun lagi. Hal itu dia sampaikan dalam paparannya memperingati Hari Perempuan Internasional 2023 yang jatuh hari Rabu 8 Maret 2023. “Kemajuan yang diraih beberapa dekade terakhir menguap di depan mata kita. UN Women memperikrakan (kesetaraan gender) baru terwujud 300 tahun lagi,” ujarnya dikutip dari Channel News Asia. 

Guterres hak-hak perempuan masih banyak yang disalahgunakan, diancam, dan dilanggar di seluruh dunia. Pihaknya menyoroti perlakuan Taliban terhadap perempuan dewasa dan anak di Afghanistan yang dianggap sangat mengerikan. Kondisi yang terjadi di negara tersebut bahkan dapat digolongkan sebagai bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan merujuk laporan PBB yang disampaikan Senin 6 Maret 2023 pada Dewan HAM PBB di Jenewa.

Sebagai informasi, Taliban yang mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus 2021 membatasi kebebasan dan hak-hak perempuan. Hal itu termasuk akses pendidikan ke sekolah menengah atas dan universitas. Guterres juga menyoroti rentannya anak dan remaja perempuan dengan risiko penculikan dan penyerangan saat pergi sekolah. “Dari Ukraina hingga Sahel, krisis dan konflik memengaruhi perempuan dan anak perempuan, pertama dan terburuk,” tutur Guterres.

Di sisi lain, muncul kabar baik dari Spanyol menjelang Hari Perempuan Internasional. Negeri Matador resmi menyetujui rancangan undang-undang kesetaraan gender yang akan mewajibkan kesetaraan perwakilan perempuan dan laki-laki dalam bidang politik, bisnis dan aspek kehidupan masyarakat lainnya.

Hal itu diumumkan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dalam reli Partai Sosialis menjelang peringatan Hari Perempuan Internasional akhir pekan lalu. Menteri Perekonomian Spanyol, Nadia Calvino, mengatakan RUU itu kini bakal dibahas di parlemen. “Aturan ini mengatasi hambatan dalam ruang pribadi dan publik, serta memperkuat Spanyol sebagai salah satu negara paling maju dalam kesetaraan gender,” ujar Nadia.